51

2.2K 261 15
                                    

Kini mereka semua telah berdiri di depan bangunan rumah sakit terbengkalai.

Bangunan itu masih berdiri kokoh, tapi sangat terlihat suram menambah kesan mencengkam.

Ten, Haechan, dan Nadi meneguk kasar saliva dengan wajah tegang karena takut.

"Yakin nih masuk?" Tanya Ten.

"Iyalah, kenapa takut?" Ledek Lucas.

"Hah enggak lah, berani gini!" Ten menegak kan badan nya sembari mengangkat dagu.

Lucas melirik sinis Ten.

"Sini Mayra gue yang gendong!" Pinta Ten ketus.

"Enggak! lo gak akan kuat gendong dengan badan kecil gitu." Balas Lucas karena ia yang menggendong Mayra ala bridal style.

"Syalan.." desis Ten kesal.

"Gak usah bilang badan kecil!" Sahut Renjun ketus lalu beranjak masuk duluan.

"Liat tuh kesindir kan yang lain." Ledek Ten sinis.

"Sudah-sudah ayo kita masuk aja!" Lerai Taeil.

Kemudian mereka memasuki bangunan rumah sakit itu.



Bruk..

"WAAAA.." teriak Mark terkejut.

"Apa sih Mark?" Tanya Johnny.

"Suara apa itu tadi?" kata Mark dengan wajah tegang.

"Eh maaf tadi senjata Nana jatuh." Sahut Nana polos sembari memperlihatkan senjata nya.

Mark bernafas lega.

"Kirain apaan." Gumam Mark.

"Hayoo Mark takut ya?" Ledek Lucas.

"Enggak yah cuma kaget!" Elak Mark cepat.

"Terus yang ada pikiran buat lari tadi siapa yah? Oh Mark Lee nama nya." sahut Ten.

Mark membelakkan mata nya.

"JANGAN BACA PIKIRAN ORANG SEMBARANGAN DONG! ITU KAN REFLEKS.." Mark spontan teriak.

Ten hanya tertawa nista.

Sebagian dari mereka ada yang tertawa, geleng-geleng kepala, dan tak peduli.

Mereka melanjutkan perjalan menulusuri koridor rumah sakit.

"Kita tuh sebenarnya mau kemana sih Kun-ge?" Tanya Jeno.

"Ruang operasi." balas Kun.

"Separah itu ya luka Mayra?" Tanya Nadi lirih, ia merasa bersalah.

"Aku belum tau separah apa, tapi luka nya mengenai mata kanan nya, aku hanya takut pemikiran ku itu terbukti benar." kata Kun.

"Emang gege punya pemikiran apa?" Tanya Jaemin.

"Mayra mengalami kebutaan di mata kanan nya." Jawab Kun.

Yang lain terkejut mendengar ucapan Kun.

"Bu..ta?" Gumam Haechan syok.

"Maka nya aku butuh alat-alat medis untuk memeriksa dan mengobati nya." kata Kun.

"Mayra seperti itu karena nyelamatin gue." Ucap Nadi lirih.

"Gak usah minta maaf, lo gak salah! Yang salah itu si samurai jepang onoh." Kata Ten yang di akhiri lirikan sinis ke Yuta.

Yuta hanya menunduk.

"Bahkan gak minta maaf sama sekali, cih merasa gak bersalah banget." Sindir Jisung sinis.

WAKE UP | NCT-WAYVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang