29

2.8K 349 8
                                    

"Kirain kemana eh malah disini."

Nadi menoleh melihat Jisung berjalan mendekati nya.

Mereka berdua sedang berada dihalaman belakang.

"Udah malam mba, angin malam gak baik buat kesehatan!"

Jisung duduk disamping Nadi.

"Lo kangen gak sama rumah?" tanya Nadi sembari menatap langit malam yang tanpa bintang maupun bulan.

"Enggak buat apa gue kangen neraka itu!" Balas Jisung datar.

"Sung gak boleh ngomong gitu!"

"Ya terus? Gue harus kangen sama dua orang yang udah bikin hidup kita menderita gitu? Dua orang yang dibilang Ibu sama Ayah itu, cih apaan mereka gak pantas disebut orang tua."

"Bagaimana pun mereka orang tua kita, yang menjaga kita dari lahir."

"Menjaga lo bilang mba? Pria tua itu yang selalu mukul lo sama gue dari kecil itu yang dinamakan menjaga? Terus wanita tua itu juga hampir ngebuat lo keracunan karena ikan, padahal lo alergi sama hewan itu tapi apa? Dia gak tau kan makanan apa yang gak lo suka dan sukai, akhirnya lo phobia sama ikan."

"Gue bahkan mikir kenapa gue harus punya darah yang sama kayak mereka, padahal ikatan antara orang tua sama anak gak ada!"

"Gue bersyukur kita bisa keluar dari rumah itu, coba sekarang lo pikir sejak kita keluar dari rumah itu terus ngekost ditempat lain mereka pernah gak cariin kita? Enggak!"

Jisung melihat kedua bahu sang kakak telah bergetar hebat yang menandakan Nadi telah terisak.

Jisung membawa Nadi kedalam dekapannya.

Rasa emosional yang sempat memuncak tadi kini runtuh saat ia melihat sang kakak menangis.

"Maaf bukan maksud gue marah-marah ke lo, tapi gue cuma gak mau bahas mereka lagi mba! Cukup gue punya kakak seperti lo aja udah membuat hidup gue bahagia, gue gak mau ngeliat lo terus menderita dirumah neraka itu."

"Ada gue mba, ada gue yang akan selalu jaga lo! Gue gak akan ngebiarin lo ngerasa sakit lagi. Lo juga harus bahagia."

Jisung melepaskan pelukannya, ia tersenyum tipis sembari menghapus jejak air mata Nadi.

"Maka nya gue mau jadi psikolog biar gue bisa nyembuhin mental orang-orang, biar mereka gak ngerasain apa yang gue rasain." ucap Nadi lirih.

"Janji kan lo akan selalu bersama mba?"

"Gue gak bisa janji tapi gue akan selalu berusaha untuk menepati nya--"

"Nanti hari itu akan tiba mba, saat posisi gue yang menjaga lo akan digantikan oleh seseorang yang akan gue percayai buat ngejaga lo sebagai pasangan hidup." Jisung membelai lembut helai rambut Nadi.

"Sekarang lo bebas, gak ada lagi yang akan bersikap kasar menyakiti fisik dan mental, jangan ingat kedua orang itu lagi ya gue cuma gak mau lo ingat perlakuan buruk mereka!"

Nadi mengangguk.

"Ayo kita kembali bersama kedunia asli." kata Nadi.

Jisung tersenyum, "Ya ayo!"



"Bang Echan ngapain lo ke kamar gue hah?!"

Haechan yang sedang tengkurap diatas ranjang Mayra, menoleh ke arah pintu mendapati adik sepupu nya berdiri disana sembari berkacak pinggang.

"Gue tidur sini ya, dikamar berisik ada Chenle."

"Gak gak gak! Sono tidur dikamar masing-masing." Mayra menghampiri Haechan.

WAKE UP | NCT-WAYVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang