57

2K 237 25
                                    

Nadi terbangun dari tidur nya.

Ia bangkit duduk.

Dilihatnya satu persatu teman-teman nya yang terlelap tidur.

Iya mereka semua tidur di satu ruangan.

"Tengah malam ya.." gumam Nadi sembari mengucek mata nya.

Entah mengapa ia terbangun di tengah malam hari gini.

Nadi bangkit berdiri, lalu beranjak pergi ke luar ruangan.

Kedua mata Nadi memicing sipit guna mempertajam penglihat nya karena keadaan lampu remang-remang.

Ia melihat seseorang sedang berdiri menghadap jendela besar yang menampilkan suasana luar gedung.

Orang itu berdiri membelakangi Nadi.

Nadi melangkah perlahan mendekati orang tersebut.

Berjalan mengendap-ngendap.

"Gak usah jalan kayak maling gitu!"

Nadi menghentikan langkah nya.

Ia mengenal suara orang tersebut.

Orang itu membalikan badan nya, menatap datar Nadi.

"Loh Renjun? Kok disini, bukan tidur." kata Nadi sedikit terkejut.

Ternyata orang itu adalah Renjun.

"Gak usah peduliin gue dan bukan urusan lo! Gue tidur atau enggak." Balas Renjun ketus.

Nadi berjalan mendekati Renjun.

"Heh jangan dekat-dekat, jarak semeter!" Kata Renjun galak.

Nadi mengacuhkan ucapan Renjun, ia tetap melangkah mendekati Renjun.

Kini Nadi berdiri tepat dihadapan Renjun.

Ia mendongak guna menatap Renjun.

Karena tinggi badannya hanya seleher Renjun.

"Tidur! lo pasti belum tidur kan."

"Gak usah sok peduli!" Balas Renjun ketus.

Renjun membalikan badan nya, menatap keluar jendela kembali.

Nadi melangkah, berdiri disamping Renjun.

Dengan jarak tak terlalu dekat.

"Kita pasti bisa kembali bersama." ucap Nadi sembari menatap lurus keluar jendela.

"Percaya diri sekali." Sindir Renjun sinis.

Nadi menghela nafas pelan sejenak.

Ia tak boleh membalas perkataan Renjun dengan emosi, harus sabar tak boleh keras juga.

"Gue percaya kok kalau kita semua pasti bisa kembali." ucap Nadi.

"Bukti nya yang mati udah empat orang bisa aja bertambah, itu yang selalu kalian bilang kembali bersama tapi mati kan ujungnya." kata Renjun sembari tersenyum miring.

"Lo sedih ya karena ada yang tewas." Nadi menoleh ke Renjun.

"Sedih? Gue gak tau perasaan seperti itu, gue gak ngerasain apa-apa! Sedih, senang, takut semua perasaan emosi itu udah lama mati."

Renjun menoleh ke Nadi, menatap tajam.

"Orang yang udah lama kehilangan perasaan emosi nya itu seperti mayat hidup." Lanjut Renjun datar.

"Gue percaya lo masih bisa rasain emosi, lo masih punya simpati terhadap sesama." kata Nadi tersenyum tipis.

"Jangan sok tau!"

WAKE UP | NCT-WAYVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang