Hallo semuanya makasih yanng udah komen, follow dan votenya ya dan jangan lupa untuk memahami keseluruhan alur harus baca narasinya dengan pelan karena dalam narasi yang lebih banyak menjelaskan alur cerita karakter tokoh dan juga tempat kejadian dll.
Ujung-ujungnya harus enjoy!!!
Plan hanya pergi begitu saja saat menyadari langkah kakinya berhenti didepan kantor mungkin semua karyawan sudah pulang Plan masuk dan menuju ruang lukis mengambil tempat yang biasa untuknya. Mengayunkan kuas seirama dengan hal kosong yang ia rasakan. Sebenarnya banyak yang ia fikirkan tapi itu tidak tersalur pada tangannya yang hanya mencoret-coret diatas kertas.
Tangannya lunglai kuas jatuh mengotori lantai, siapapun yang melihat akan mengatakan hal bodoh apa yang sudah ia lakukan. Perasaannya sedih tidak tenang selalu ada satu tujuan yang harus ia capai tapi kenapa jalan untuk kesana terlihat buntu. Kakinya tidak bisa melangkah begitu banyak pertimbangan dan penuh keraguan.
"jadi kau bersembunyi disini?" Plan terkejut Mean diambang pintu menyandarkan tubuhnya disana dengan pakaian kantor
"kau belum pulang?"
"aku yang lebih dulu bertanya!"
"aku baru sampai dan tidak sedang bersembunyi" Plan menjelaskan kenapa dirinya ada diruangan ini
"kau kira ini rumahmu yang bisa kau datangi kapan saja!"
"..."
"kau menolak tawaranku jadi kau tidak dibutuhkan disini. Pergi!" Mean marah sekali dan meninggalkan Plan yang kacau
Menatap punggung Mean yang menjauh tubuhnya jatuh kelantai memegang dadanya yang sesak. Apa yang dimilikinya satu persatu direbut paksa darinya. Setelah orang terdekat, keluarga, saudara, dan sekarang satu-satunya mimpinya yang dimilikinya adalah pekerjaan juga direbut dari tangannya. Kenapa, kenapa semua ini terjadi?
Bangkit menghapus airmatanya dengan cepat untuk menemui Mean diruangannya masuk tanpa mengetuk membuat Mean terkejut dan tidak suka
"menakjubkan, kau benar-benar diluar batas!" Mean menatapnya tajam
"aku tidak mengatakan menolak tawarannmu hanya aku belum membuat keputusan!" ucap Plan membuat Mean tertarik apa yang dikatakannya selanjutnya
"lalu keputusanmu?"
"aku...aku akan menjadi sopirmu dengan satu syarat" Plan mengambil ponselnya dan menyerahkan pada Mean "cari pemiliki nomor ini untukku jika kau setuju aku siap bekerja" ucap Plan. Tidak apa semuanya hilang asal ia bisa mencari sisa dari kehilangan tersebut sudah cukup ia yang terluka orang lain jangan mengalami hal sama.
Mean mendesis "kau fikir siapa dirimu berani-beraninya memerintahku!" Mean memukul meja dan berdiri dari kursinya
"ini namanya simbiosismutualisme kedua belah pihak saling menguntungkan kau mendapatkan sopir dan aku menemukan orang yang aku cari, bagaimana?"
Bruk!
Tidak ada jawaban tapi Mean menyerahkan amplop itu kembali pada Plan dengan senang hati Plan menandatanganinya cepat, mengambil kertas kosong lain menulis sesuatu disana lalu menyerahkannya pada Mean beserta pulpen "sekarang giliranmu untuk memberi tandatangan" Plan menunjuk kertas yang sudah didepan Mean
Kening Mean berkerut tidak mengerti dengan tulisan tersebut
"kau memiliki jaminan yang bermaterai setidaknya aku juga memiliki jaminan dari pada tidak sama sekali, cepatlah" Plan mendesak. Mean menandatanganinya kemudian mereka bersalaman sebagai tanda awal kontrak mereka
"jadi nomor siapa ini?"
"no seseorang yang kau temukan!" jawab Plan dirinya tidak harus nama pemilik dari nomor tersebut
"baiklah...kau bisa bekerja mulai malam ini" Mean keluar lebih dulu
Plan mengikuti dibelakangnya. Mean tidak mengintruksikan untuk mengantar dirinya kerumah melainkan pergi kepusat perbelanjaan. Mereka memasuki kawasan merk terkenal Plan hanya mengawasi apa yang sekiranya akan dibeli oleh sang bos sementara itu Mean memandang Plan yang sesekali memandang kearahnya. Mean tersenyum.
Mean menyerahkan beberapa potong pakaian ditangannya untuk Plan coba setelah itu membeli semuanya. Pilihannya tidak pernah salah.
"kenapa kau membelinya dan ini banyak sekali?" tanya Plan kebingungan itu bukan harga yang bisa ia bayar dengan satu kali gaji
"perayaan untuk kerjasama" Mean menyerahkan kantong belanjaan itu
"tidak ada perayaan seperti itu" tolak Plan
"lalu aku akan membuangnya" Mean tidak akan berbasabasi masalah ini segera menuju tong sampah untuk meletakkan kantong belanjaan tersebut.
"baiklah, aku akan menerimanya" ucap Plan mengambil alih kantong tersebut
"tentu saja kau harus menerimanya kau bekerja untukku membutuhkan penampilan" ucap Mean
"kau tidak bisa menilai seseorang dari penampilan"
Suara itu familiar tergiang ditelinga Plan sosok yang menatapnya penuh iba namun kemudian tatapan tersebut berubah menyakitkan. Namun hatinya tidak memungkiri bahwa kalimat itu menenangkannya. "kau tidak bisa menilai seseorang dari penampilan" Plan mengulang kalimat itu tidak suka dengan cara Mean merendahkan orang lain.
"kelas akan berbicara"
"kau tahu inner beuty kecantikan alami yang dipancarkan. Aku menyukai pakaian yang membuatku merasa nyaman ini memang bukan pakaian yang bernilai tinggi tapi bagi orang sepertiku pakaian ini sangat berharga. Dan jika aku memakai pakain ini setiap hari" Plan mengangkat belanjaannya "mungkin aku tidak bernafas lagi" lanjut Plan
"kau akan terus berbicara?" Mean menatap Plan
"tidak, kita akan pulang" jawab Plan
"tidak, kita akan ke klub"
"klub?" Plan terkejut. Klub tempat terakhir yang tidak ingin ia kunjungi. Tempat hiburan yang banyak menawarkan kesenangan juga tempat perkumpulan anak-anak muda seperti mereka tapi tempat itu juga bisa menjadi tempat terkutuk saat orang bebas melakukan apa saja disana.
"aku tidak bisa mengantarmu kesana" Plan berhenti
Mean menghela nafas dan berbalik berdecak pinggang "aku tidak bertanya kau bisa atau tidak tapi itu pekerjaanmu sebagai supirku. Tidak mengerti juga?"
"aa...baiklah kita batalkan perjanjian dan kau tidak mendapat informasi orang yang kau butuhkan" Mean mengancam penuh kemenangan dengan reaksi yang diberikan oleh Plan yang langsung berlari cepat kearah mobil. Ancaman yang sangat efektif fikir Mean lalu mengikuti Plan mobil.
Tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai, Plan belum juga keluar dari mobil setelah beberapa saat Mean memasuki tempat itu. Kakinya terasa berat untuk melangkah. Tempat itu, alunan musik itu membuatnya kembali mengingat masalalu. Rasa sakit yang luar biasa.
Yuhui...yuhui...jangan lupa votenya ya...
![](https://img.wattpad.com/cover/208748516-288-k818401.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MEANPLAN II KENALI AKU ✅
Fanfiction#8 MEANPLAN 16/02/20 'tak kenal maka tak sayang' Perjalanan hidup tidak selalu manis. Kebahagiaan Meanplan renggang begitu saja saat seseorang dari masalalu kembali dan menawarkan kebahagian lain. Ketika rahasia satu persatu terungkap. Apa pilihan y...