49. Lagi

396 49 12
                                    

Selamat membaca...

Kepergian ke Amerika sudah menjadi keputusan bersama dan benar mereka berangkat bersama dan berpisah dibandara karena Mean harus bertemu dengan orangtuanya walaupun Mean tetap ingin mereka memiliki hotel tapi itu tidak diizinkan oleh sang mama karena sang mama ingin Plan tinggal dirumah mereka.

Hari ini Plan berkesampatan berkunjung kerumah P Terth dimana akan ada Chiba juga disana memikirkan itu membuat Plan keringat dingin kerena akan bertemu Chiba anak kecil yang dulu sangat menggemaskan entah akan seperti apa mereka akan bertemu setelah sekian tahun. Apa anak itu masih menyukai bola? Apa masih menggemaskan?

Mobil yang menjemput Plan berhenti dihalaman yang sangat luas juga mobil mewah yang berjejeran seperti yang pernah Plan lihat dulu dirumah Mean.

"kau sampai?" disana ada P Terth menyambutnya dengan kedua tangan terbuka

"Phi.." Plan memanggil dan berlari untuk memeluk P Terth, orang yang dirindukannya

"sepertinya kau tidak senang melihatku" ucap seseorang dibalik punggung P Terth itu adalah Merry yang berdiri dengan senyuman Plan melepaskan pelukannya dan berlari ke arah Merry

"Merry.."

"selamat datang dirumah kami" ucap Merry tulus. Sudah menganggap Plan seperti adiknya sendiri membawa masuk begandengan tangan. Keakraban yang tercipta.

"dimana Chiba?" tanya Plan langsung saat mereka masuk tidak menemukan Chiba menyambut

"anak itu masih disekolah tapi tadi sempat untuk meninggalkan setelah tahu kau akan datang tapi papanya tidak memberi izin" ucap Merry melirik Phi Terth

"dia harus pergi" ucap Phi Terth membuat wajah pura-pura tegas

Mereka tertawa

Plan terus berjalan bersama Phi Terth sedangkan Merry pergi mengambil minuman walaupun ada pekerja hanya Merry ingin membuat Plan merasa disambut dirumah ini rasa berterimakasih yang dalam dari Merry untuk Plan

"bagaimana kabarmu?" tanya Phi Terth disela tour rumah mereka

Plan berhenti dan berbalik pada Phi Terth membuat wajah cemberut "Phi selalu bertanya tentang kabarku aku bosan mendengarnnya. Aku selalu baik Phi, ingat itu" ucap Plan penuh tekanan

Phi Terth mengangguk "lalu bagaimana dengan Mean?" tanya Phi Terth pelan Merry yang baru datang dengan nampan ditangannya berhenti dan melihat interaksi kedua orang itu. P Terth sudah membicarakan ini padanya bagaimana keluarga mereka menentang hubungan sesama jenis seperti hubungan Phi Terth dan Plan dulu namun itu kembali terjadi pada Mean dan Plan.

"kami baik, kenapa?" jawab Plan. Mereka terus berjalan.

"jika baik itu bagus. Phi ingin kau bahagia" ucap Phi Terth tulus

"Phi...apa terjadi sesuatu? Phi bertengkar dengan Merry?" tanya Plan khawatir

Merry yang mendengar itu tidak tahu harus merasakan apa

Phi Terth menggeleng "kami bahagia sekarang apalagi ada Chiba" ucap Phi Terth

Merry tersenyum dibalik dinding mendengar itu walaupun P Terth selama ini tidak banyak menunjukkan cinta tapi Merry tau Phi Terth orang yang konsisten

"kalau itu baik Phi tidak perlu khawatir dengan orang lain" rungut Plan

"jika kau mengetahui sesuatu kau hanya perlu ingat itu tidak ada hubungannya dengan kau dan Mean. Apapun yang terjadi kau hanya akan percaya pada cinta Mean. Kau mengerti?" ucap Phi Terth lagi

"apa yang Phi katakan! Aku dan...Mean" kalimat itu tergantung saat pandangan Plan melihat pigura didepannya adalah potret keluarga besar Phiravich baru menyadari jika mereka saat ini tengah berada dilorong seperti sebuah galery tempat semua foto dipajang. Plan berbalik melihat disekitar salah satu foto seorang wanita diantara banyak orang mengembalikan ingatannya.

"Phi...?"

"Plan" ucap Phi Terth

"apa semua ini Phi? Jelaskan padaku" Plan ketakutan saat itu tapi kebenaran harus ia tahu "kenapa kalian ada difoto yang sama? Phi keluarga Phiravich tunggu Phi dan Merry sepupu dan Mean juga?" setidak itu yang bisa disimpulkan oleh Plan. Dulu saat Plan mengetahui hubungannya tidak direstuin karena jenis mereka yang sama. Hubungan mereka ditentang

Plan tidak menyadari jika mereka adalah sepupu karena Plan tidak pernah melihat sosok wanita tersebut yang sudah lama meninggal dan Plan juga tidak menyadari kedekatan dalam keluarga mereka

"diantara keluarga...aku paling dekat dengan wanita tua"

"kenapa begitu?"

"karena dia menyayangiku, diantara suara yang harus kudengar ketika aku mengabaikan papa dan mama. Dia adalah wanita tua yang spesial"

"lalu jika harus memilih aku atau wanita tua?"

"tentu saja aku memilih wanita tua, artinya aku tidak bisa mengabaikannya"

Plan juga kembali mengingat bagaimana pembicaraannya dengan Mean waktu itu.

"Plan dengarkan Phi...tidak ada yang berubah" ucap Phi Terth cemas karena Plan sibuk dengan pikirannya

"kenapa Phi tidak mengatakannya?"

"Plan..." Phi Terth tidak harus mengatakan apa karena ini yang ditakutkannya. Plan akan kembali hancur dan terpuruk

"kenapa ini selalu salah Phi? Kenapa?" tanya Plan tangisnya pecah

Luka itu baru saja sembuh namun kini kembali menganga. Jelas hubungannya yang dijalaninya saat ini di tentang dikeluarga Mean apa itu alasannya Mean tidak pernah membicarakannya karena Mean tahu hubungannya mereka akan berakhir tidak saat ini tidak baik memikirkan apa yang dipikirkan oleh Mean.

"Terth kau tahu Mean dijodohkan?" seorang laki-laki dan perempuan masuk begitu saja

Plan berbalik menghapus airmatanya

"kenapa kau tertarik?" tanya wanita itu pada sang lelaki

"aku hanya bertaruh anak itu akan melakukannya karena sekarang mereka dipertemukan" jawab sang lelaki

Plan kembali berbalik melihat siapa lelaki itu yang adalah salah satu dari foto

"Terth kau mendengarkan! Mean dijodohkan dengan anak Management itu!"

Sudah mendengar dengan jelas Plan terkejut dan melihat ke Phi Tert tapi dengan cepat Phi Terth menarik Plan keluar untuk tidak mendengarkan percakapan lagi

"Plan..kau hanya perlu tahu kenyataan bahwa Mean sangat mencintaimu terlepas dari perjodohan itu" ucap Phi Terth masih masih menyakinkan Plan

Plan meremas jarinya ada cincin yang sedang ia pakai dari Mean

"kenyataan bahwa keluarga Phiravich tidak menerima hubungan kami dan kenyataan Mean sudah dijodohkan itu yang Phi maksudkan?"

"Plan..."

Plan menggeleng-geleng dan mendorong Phi Terth meningglkan pria itu dengan rasa sedih.

Bersambung...

MEANPLAN II KENALI AKU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang