5. Kenangan

825 86 3
                                    

Selamat malam semuanya, selamat natal bagi yang merayakan...

Flashback

Plan merasa khawatir setelah lewat waktu untuk pertemuan. Ini hari aniversary mereka namun sang pacar tidak juga muncul hanya menatap ponselnya berharap jika orang yang ditunggu segera datang. Berjalan gelisah mengelilingi meja bundar yang terdapat kue yang cantik. Seharusnya pacarnya tidak lupa karena dirinya sudah mengingatkan.

ttiitt

A pict from Titay

'kau dimana, gank pria tampan sedang berkumpul?'

Plan melihat dengan seksama dengan menzoom foto tersebut sang pacar ada diantaranya saat ini Plan tidak marah karena itu adalah kesenengan sang pacar berkum dengan teman-teman diklub. Mengabsen tiap klub yang ada dikota mereka. merasa tidak senang jika tidak dapat memenuhi hasrat mereka.

"itu dimana?" mengirim pesan balik

"klub Sweety. Segera kemari dan bersenang-senang" Plan mendapat balasan dari Titay dan segera ketempat untuk menemukan pacarnya.

Plan memasuki klub dan melihat Titay menunggunya didepan pintu. Mereka masuk dan mendapati gank pria tampan disatu meja tidak heran jika mereka berkumpul seperti itu namun yang membuat Plan terkejut dan berhenti adalah dengan masing-masing perempuan dilengan mereka. Hanya Minis yang tidak karena sudah memiliki Titay.

"jadi bagaimana? Ini sudah setahun kau sudah melakukannya?" Shaka salah satu gank pria tampan "ini waktu terlamamu kawan" lagi terdengar Shaka mengejek

Plan tidak mengerti apa yang mereka bicarakan diam ditempat sampai ada yang menanggapi dan itu pacarnya sendiri.

"hei..clam...keinginanmu segera terwujud aku sudah menyiapkan kejutan" sombong Chapon "bermain dengan hati seseorang itu ke ahlianku, iyakan manis?" Chapon menyudahinya dengan mengecup gadis yang kini sudah berpindah keatas pangkuannya. Mereka berciuman mesra.

Gank pria tampan tertawa dan mengangkat gelas mereka bersama

"kau ingin aku mendengar inikan? Aku sudah mendengar. Terimakasih" ucap Plan pada Titay kemudian keluar dari klub dengan hati yang kacau

Titay mengejar dan menahan tangan Plan yang menyentaknya kasar

"apa lagi!" Plan berteriak, menghapus airmatanya kasar

"aku tidak merencanakan ini, sungguh"

"kau masih berbohong. Kau yang mengundangku kemari hanya untuk melihat dan mendengar semuanyakan. Kenapa harus malam ini? Malam anniversari kami, malam yang seharusnya malam bahagia kami dan kamu tahu aku sangat mencintainya dan dia mempermainkan aku. Disaat aku menunggunya...dia sedang bermain dengan wanita. Itu yang tidak kau rencanakan?"

"jawab? Jawab aku brengsek!" Plan memukul-mukul dada Titay. Hatinya terluka hancur.

Cinta yang selama ini ia agungkan meledak seperti bom begitu saja. Tidak ada yang tersisa dari perasaan yang telah dipermainkan. Dicampakkan.

Tok! Tok!

Seperti tersadar dari lamunan Plan merasakan air jatuh dari sudut matanya. Menepuk dadanya yang sesak kemudian menurunkan kaca mobil dan melihat siapa yang mengetuk.

"tuan menunggu anda didalam" ucap orang tersebut. Plan menjawab dengan anggukan.

Menghembuskan nafasnya dalam mempersiapkan diri untuk lebih kuat.

Seperti klub pada umumnya dengan kebisingan yang sama, lampu yang berkedip, orang-orang yang hura dan menari Plan menatap disekitar dua orang laki-laki atau yang disebut apa langsung menyambutnya dan menempelkan tubuh mereka padanya jujur Plan merasa risih

"mau bermain?" tawar salah seorang diantara mereka dengan genit

Plan mengangkat tangannya "maaf saya sedang mencari seseorang" Plan langsung kabur dan mencari dimana tuan muda yang dimaksud tadi tapi tidak ada sampai matanya melihat tulisan VVIV dengan empat penjaga didepan pintunya Plan yakin tuan muda ada didalam sana. Plan dengan mudah masuk tanpa dicegah, melewati beberapa ruangan dan membuka pintu saat pintu terbuka Plan langsung memalingkan wajahnya aktivitas orang yang tidak ingin dilihatnya.

"aku akan menunggu diluar"

Tak berapa lama Plan menunggu diluar, tampak dua orang berpakaian hitam memapah Mean. Plan membuka pintu dan berterimakasih pada dua orang tersebut. Plan menyetir pelan karena Mean yang terlihat tidak tenang dan meracau menggapai apa saja yang dapat dijangkau oleh tangannya.

"apa yang kau inginkan?" tanya Plan menepikan mobilnya

"aku? Kau bertanya padaku?" Mean menunjuk dirinya sendiri seperti orang bodoh. Pemabuk yang buruk. Tidak sadar bagaimana kharismanya saat ini.

"ya, aku sedang bertanya padamu" jawab Plan

"kerongkonganku kering, beri aku sesuatu" ucap Mean serak terus meminta dan mengulurkan tangannya pada Plan

Plan mengangguk melihat kesekitar tidak ada toko atau apapun sedangkan Mean terus misuh "dengar, kau akan mendapatkannya saat dirumah. Aku akan mengantar kau pulang" ucap Plan seperti membujuk anak kecil yang menginginkan permen dan Mean mengangguk "baiklah, aku akan minum dirumah. Ya!" Mean mengucapkan pada diri sendiri dan kembali duduk tenang

Menjalankan mobilnya sesampai didepan rumah penjaga langsung membuka pintu dan membantu Plan memapah Mean kedalam sampai keruang tengah setelah penjaga kembali bekerja "minum" Mean kembali merengek dan membuka dasinya kasar namun kesusahan dan berhenti meninggalkannya begitu saja

Plan mendekat dan melepaskan dasi tersebut serta melepaskan kancing baju paling atas "aku akan mengantar kau kekamar tunjukkan padaku, dimana kamarmu?" tanya Plan dengan menepuk wajah Mean karena setengah sadar

"kamar tuan ada dilantai dua, paling ujung" ucap wanita paruh baya yang muncul dari belakang membuat Plan kaget "saya pembantu yang memasak dirumah ini" ucap wanita itu Plan mengangguk kemudian menarik tangan Mean menyanggah dipundaknya dan tangannya yang melingkar dipinggang Mean

"kau harus hati-hati kalau tidak wajahmu akan jatuh!" ucap Plan

"..."

"kenapa kau berat sekali!" keluh Plan. Mereka kini menaiki tangga dengan hati-hati sesampainya didepan kamar tapi terkunci

Plan sudah tidak bisa menahan beban Mean, menjatuhkan tubuh itu dilantai bersandar didinding. Plan ikut duduk dan bersandar meluruskan kakinya kesempatan yang tidak disia-siakan oleh Mean dengan cepat menjatuhkan kepalanya dipangkuan Plan "minum..." rengek Mean sambil mengendus perut Plan

"apa yang kau lakukan?" Dengan kuat Plan mendorong kepala Mean tapi Mean melingkarkan tangannya dipinggang Plan membenamkan wajahnya disana

"minumnya tuan" mendengar itu Plan mengangkat wajahnya dan wanita itu tersenyum-senyum padanya meletakkan segelas air. Apa yang dipikirkan olehnya? "bagaimana aku bisa membuka pintu kamar ini?" tanya Plan

"kami tidak tahu hanya tuan Mean yang tahu" ucap wanita itu dengan masih tersenyum lalu turun dengan membawa nampannya

Bagaimana cara kita membuka pintu? Bertanya pada mabuk?

MEANPLAN II KENALI AKU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang