Selamat membaca...
"kau sedang apa?" Mean datang dan memeluk Plan dari belakang. Saat ini mereka berada dilantai 2 apartement tempat pavorit Plan melihat pemandangan malam yang sangat indah. Plan berbalik dan membetulkan selimut untuk membungkus mereka berdua.
"memikirkan sesuatu?" tanya Mean meletakkan dagunya dibahu Plan dan memeluk Plan mengeratkan ujung selimut agar mereka tetap hangat
Plan berbalik dan memeluk Mean tapi masih tidak mengatakan apa-apa
"apa apa? Katakan" ucap Mean setengah memaksa. Plan pendiam memikirkan masalahnya sendiri ada baiknya untuk berbagi seperti yang pernah mereka sepakati
"mama akan pindah ke Amerika" ucap Plan
"lalu? Apa yang membuat..."
"mama mengajakku untuk pergi bersama" potong Plan cepat "baik untuk mengurus pekerjaan atau melanjutkan pendidikan"
"keputusan yang kau ambil?" tanya Mean langsung menatap Plan dengan serius tidak hanya Plan yang takut Mean juga ketakutan mereka akan berpisah
Plan menjawab dengan menggeleng
"apa aku boleh egois?" tanya Mean
Plan mengangkat bahunya sebagai jawaban kemudian "mama berharap banyak padaku dan mama akan terus memaksa. Berita bagusnya adalah mama tidak melarang hubungan kita aku bisa memutuskannya sendiri. Aku benar-benar merasa mama terpukul dan ingin memperbaiki masalalu" ucap Plan sendu sebenarnya setelah mereka sepakat untuk melupakannya maka mereka harus melupakannya tidak lagi merasa bersalah atau membuat itu sebagai beban
"aku ingin tahu keputusanmu"
"aku akan pergi" jawab Plan melihat Mean sedangkan Mean tangannya jatuh bersamaan dengan selimut yang menutupi tubuh mereka tatapan mereka bertemu. Mean melihat keseriusan dimata Plan tidak ada kebohongan.
"kau mempermainkanku?" Mean tidak percaya dengan mudah Plan mengatakannya tanpa memikirkan perasaannya. Hubungan mereka.
"tidak" jawab Plan singkat
Mean sudah bermain dengan emosi melepaskan dasinya paksa "lalu apa maksudmu Plan?!" Mean berteriak memegang kedua bahu Plan seperti sifat kejamnya kembali muncul "kau akan pergi dan meninggalkanku dengan mudah?! Jawab!" Mean kembali bertiak dan memarahi Plan
"mean sakit, dengarkan aku" Plan meringis dan ketakutan
"apa?!" ditengah emosi Mean menatap Plan dalam meminta kepastian
"aku akan pergi dengamu bukankah kita sudah pernah membicarakannya" ucap Plan membuat Mean melepaskan tangannya
"pergi bersamaku?" tanya Mean seperti orang bodoh
"ia...seperti yang dibicarakan kita akan pergi bersama. Aku akan melihat bagaimana disana jika situasinya memungkinkan aku akan tinggal tapi jika tidak aku akan kembali dan dengan hubungan kita tidak ada yang berubah. Aku tetap mencintaimu" diujung kalimat Plan tersenyum mengembang membuat Mean ikut tersenyum langsung memeluk Plan
"maaf..maakan aku" ucap Mean merasa lega
"kenapa kau selalu seperti ini? tidak mendengarkan sebelum marah. Aku kesakitan" rungut Plan menggosong kedua bahunya
"maaf..aku tidak memikirkannya. Aku hanya tidak akan berpisah darimu"
"lalu siapa yang ingin berpsisah dengamu?!" tanya Plan "ayo..aku kelaparan" ucap plan kemudian turun lebih dulu meninggalkan Mean dengan kebodohannya
Skipp..
KAMU SEDANG MEMBACA
MEANPLAN II KENALI AKU ✅
Fanfiction#8 MEANPLAN 16/02/20 'tak kenal maka tak sayang' Perjalanan hidup tidak selalu manis. Kebahagiaan Meanplan renggang begitu saja saat seseorang dari masalalu kembali dan menawarkan kebahagian lain. Ketika rahasia satu persatu terungkap. Apa pilihan y...