37. Kencan

388 41 8
                                    

Selamat membaca....

Setelah resmi berkencan Mean secara terang-terangan menunjukkan perasaannya dengan membeli apartemen untuk mereka tinggali bersama. Acara pameran terpaksa diundur untuk beberapa masalah diperusahaan Plan tidak mempermasalahkan itu dan kini Plan juga sudah resmi bekerja walaupun Plan harus membujuk Mean untuk merahasiakan hubungan mereka.

Plan juga mulai terbiasa dengan seorang laki-laki disampingnya perlahan tapi pasti kehangatan yang diberikan Mean membuat Plan nyaman. Dalam segala hal Mean selalu mengutamakan dirinya saling bertukar pikiran tentang pekerjaan dan hal-hal yang harus mereka lakukan bersama.

"kau masih mencari P Perth?" Mean bertanya dan memainkan jemari Plan. Kini mereka sedang berlibur diatas kapal berdua

"tentu saja, sebuah keluarga harus berkumpul" Plan bangkit dan menarik nafas dalam "bukankah begitu?"

Mean bangkit dan memeluk Plan dari belakang tangan melingkar diperut Plan mencium pundak itu "aku merasa kau sedang memarahiku" ucap Mean karena Mean tahu dirinya paling anti untuk berkumpul dengan keluarga apalagi kini orangtuanya datang dengan tiba-tiba untuk menjodohkannya dengan gadis pilihan mereka

Plan mengusap tangan Mean diperutnya dan menyandarkan dirinya kedada Mean "tidak memarahi siapapun hanya mengatakan apa adanya"

"lalu kau akan pergi ke Amerika untuk berkumpul dengan pamanmu dan meninggalkan aku disini?" untuk satu hal Mean serius

Plan terkekeh "itu ide bagus. Aku bisa tinggal bersama mereka" Plan menggoda Mean yang merajuk dibelakangnya "tapi setidaknya aku harus disini sampai kontrakku habis" Plan mengangguk seolah mendapatkan ide yang cemerlang

Tapi dengan cepat Mean menyanggah "tidak! Kontrakmu permanen"

"tidak ada yang seperti itu!" Plan kembali bangkit dan menghadap Mean dengann tegas

"kenapa tidak? aku memberikannya pada pacarku, spesial satu-satunya"

"kenapa kau suka sekali menahan seseorang?"

"karena aku berkuasa"

"menjadi bos yang tidak baik"

"hei pria kecil" Mean menyentil hidung Plan dengan jarinya dan menarik Plan untuk duduk dipangkuannya otomatis membuat Plan malu sendiri "Aku hanya menahan pacarku aku tidak peduli dengan kontrak orang lain. Sudah aku bilang hanya untukmu" Mean berbisik ditelinga Plan dan mengecupnya perlahan kemudian menjalar keleher

Mean mengangkat tangannya agar Plan menghadap padanya mengusap bibir tipis Plan dengan ibu jari perlahan tapi pasti bibir mereka bertemu bertukar saliva tidak sampai disitu Mean menurukan tangannya masuk kedalam celana belakang Plan tentu saja Plan terkejut dan langsung menangkapnya dan memeluk Mean

"sampai disini" Plan memejamkan matanya merasa sangat bersalah. Tolong. Plan belum cukup kuat untuk pergi kemasa lalu biarkan saat ini hubungan tetap hangat.

"baiklah, maafkan aku" ucap Mean walaupun tidak mengerti alasan kenapa Plan membatasi hubungan mereka Mean akan menunggu sampai Plan siap.

"ayo kita rencanakan pergi ke Amerika bertemu paman dan juga Chiba" tawar Mean untuk menghibur Plan

"benarkah? Chiba sudah seberapa besar sekarang?" Plan terlihat sangat senang

"seharusnya sudah masuk sekolah dasar"

"kau mengingatnya?" tanya Plan

Mean mengangguk "tentu saja aku mengingatnya dia adalah keponakanku"

"ada sesuatu yang tidak aku ketahui?"

"tidak ada yang tidak aku ketahui selain kau diam-diam mengiriminya hadiah setiap tahun atas namaku, kenapa kau melakukannya?" ucap Mean menatap Plan

Plan menelan salivanya sendiri dan mengambil tempat duduk disamping "aku.." Plan tidak bisa untuk jujur kemudian Mean akan mamarahinya karena Mean tidak menyukai Chiba sedikitpun

"aku hanya ingin tahu alasannya tidak untuk marah padamu, jadi katakan"

"Chiba hanya anak kecil dia membutuhkan banyak perhatian dari setiap orang dan kau adalah seorang paman yang bisa ia andalkan jadi aku mengiriminya hadiah setiap tahun bahwa kau ada untuknya karena Chiba mengingatkanku waktu aku kecil tanpa seseorang yang memperhatikan tidak memiliki keluarga yang sebenarnya" Plan melanjutkan kalimat selanjutnya didalam hatinya

"karena kita sudah membahasnya..aih kenapa aku harus membicarakannya. Ini sulit" Plan tidak mengerti apa yang dimaksud kata-kata Mean

"apa yang ingin kau bahas?"

"itu...ayah Chiba bagaimana?"

"ayah Chiba? P Terth?"

"kau tidak harus menyebut mantanmu didepan wajahku"

"hahaha kau yang memulainya jangan marah padaku"

"dari ribuan jutaan manusia didunia ini aku hanya tidak ingin kau berhubungan dengan satu orang saja dan itu dia" ucap Mean

"setiap orang memiliki jalannya masing-masing dan jalanku disini" setelah mengatakan itu Plan beranjak kesisi kapal berdiri melihat lautan dan Mean mengikuti setelah sempat terdiam menyaring makna dari kalimat Plan

"maksudmu adalah bahwa jalanmu bersamaku?"

"kau bisa memikirkannya"

"tunggu...kau harus menjelaskannya padaku.."

"tidak ada penjelasan" ucap Plan lalu pergi meninggalkan Mean

"baiklah! Aku menyimpulkan bahwa jalanmu adalah bersamaku. Plan! Jalanku juga bersamamu!"

"plan!!!! Aku mencintaimu! Penuuuuh!!"

Mean berteriak pada lautan seperti orang gila efek satu kalimat yang diberikan Plan padanya. Kebanggaan.

Bersambung...

MEANPLAN II KENALI AKU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang