54. Ending

968 43 12
                                    

Selamat membaca...jangan lupa follow vote komennya ya....

Sudah sebulan sejak kembali. Plan tidak merasa senang atau sedih tanpa kehadiran Mean tapi sulit untuk mengekspresikan wajah aslinya. Mengusap jarinya yang kosong karena cincin itu ikut ia tinggalkan, tangannya terangkat untuk memeluk diri yang tidak akan mendapatkan kehangatan.

Plan kini tinggal dirumah, kegiatan dengan bekerja dan pergi ke GG dan sesekali pergi keapartement hanya untuk hatinya yang diam-diam masih rindu. Tempat yang memiliki banyak kenangan, mampu mengembalikan kepercayaan dirinya tapi semua itu tidak berakhir sesuai rencana.

Dilain tempat. Setelah acara pameran dan mengetahui Plan memutuskannya seperti dunia hancur berkeping-keping. Plan pergi meninggalkan sepucuk surat dan juga sebuah cincin kenyataan dari pertanyaannya. Mean berusaha untuk mendapatkan Plan tapi sang kakek menahannya dengan banyak penjaga dan hari ini setelah sebulan Mean mendapatkan kesempatan untuk menyelinap.

Hal pertama yang dilakukan Mean setelah sampai adalah mencari Plan kekantor tidak ditemukan, pergi kerumah tidak ditemukan dan pergi GG tidak ditemukan juga tinggal satu-satunya tempat yang belum dilihatnya adalah apartement dan setelah semua tempat Mean yakin Plan disana.

Mean dengan setengah bernafas mencoba untuk menenangkan dan menghapus keraguannya meraih kenop pintu dan mendorongnya. Sepi, itu hal pertama yang dirasakan Mean ruang tengah, dapur, kamar mandi tidak ada tanda-tanda kehidupan kemudian Mean mengadah satu-satunya tempat yang belum diperiksa adalah lantai dua dan itu juga merupakan tempat pavorit Plan ya tepat disana.

"kau kembali?" tanya Plan dengan lembut saat mendengar pintu dibuka dan suara langkah kaki mendekat. Plan tahu hal ini akan tejadi. Mean akan menemuinya.

"ada yang ingin kau katakan padaku" ucap Mean penuh selidik membiarkan Plan mengakui kesalahannya. Mata yang menatap tajam.

"apa yang bisa aku katakan ketika kau sudah mengetahui semuanya" Plan mengatakan kalimat itu dengan serak tidak dapat menahan kesedihannya bahkan kini kakinya mati rasa setelah berjam-jam berdiri. Kemudian menatap kelangit untuk membendung air matanya tapi tidak berhasil air mata itu jatuh begitu saja

"setidaknya katakan sesuatu jangan hanya memberiku air mata!" ucap Mean masih menahan diri untuk tidak mendekat

Plan menghapus air matanya dan berbalik tersenyum pada Mean melihat penampilan laki-laki itu. Dari ujung rambut sampai ujung kaki apa ada kata lain untuk mengungkap kesempurnaan seseorang maka Plan akan menggunakan itu perasaannya sudah melebihi bagaimana ia mencintai P Terth dulu tidak tidak bisa dibandingkan. Betapa mempesonanya Mean saat ini tapi tatapan itu membuat Plan tersesadar. Kemarahan yang besar.

"kau tersenyum"

"..."

"atau kau sedang tertawa melihat kebodohanku!" ucap Mean menghampiri dan menarik Plan kasar. Mengguncang tubuh ringkihnya.

"katakan padaku jangan menjadi pengecut!" Mean berteriak. Emosi penuh. Plan diam tidak bisa berkata. Lidahnya terkunci.

"aku..aku..." Plan tergugu merasakan sakit dikedua bahunya. Tangan Mean yang mengetat.

"kau apa? Beraninya kau meninggalkanku! Apa yang kau maksud dengan kesepakatan, kau ingin aku bahagia ketika aku cukup bahagia bersamamu. Kau tidak benar-benar mencintaikukan?" Mean bertanya

Plan menggeleng sebagai jawaban

"kau pembohong!!" Mean berteriak dan mendorong Plan kasar bersama jatuhnya cincin yang dibawa Mean ditangannya "Begitu banyak rahasia kau simpan sendiri. Kau tidak pernah menghargai aku sebagai pacar. Hanya aku cinta sendiri. Dan sekarang kau meninggalkanku seperti pengecut, baik kalau itu yang kau inginkan. Jangan menemuiku lagi" Mean berbalik dengan cepat Plan memeluknya dari belakang mengunci pinggang Mean tapi Mean tidak peduli. Kemarahannya sudah meledak. Melepaskan tangan itu. dan pergi membanting pintu. Kaki Plan luruh kelantai hatinya sakit menepuknya perlahan tidak ada yang kembali untuknya tidak ada orang yang benar-benar mencintainya. Semua orang berlomba untuk menipu dan menyuruhnya untuk percaya harapan terakhirnya ia letakkan dipundak Mean tapi Mean juga melakukan hal yang sama. Semuanya musnah. Semuanya pergi. Dan itu adalah kesalahannya.

Seharusnya Plan bahagia karena Mean benar-benar pergi memutuskan hubungan mereka bahkan Mean tidak mau bertemu dengannya lagi. Plan berkali-kali menepuk dadanya yang sakit. Berakhir sudah berakhir. Plan mengambil cincin tersebut menggenggam dan membawanya kedekapan.

"maafkan aku, maaf" kata itu berkali-kali keluar

Flashback saat Plan bertemu Nyonya Phiravich

Plan dihubungi oleh seseorang agar dirinya datang ke cafe terdekat dan Plan pergi menemui orang tersebut adalah seorang wanita berumur dengan tatapannya saja sudah bisa disebut bahwa ia diremehkan

"langsung saja" wanita itu menyerahkan amplop coklat

"apa ini?" Plan mengambil dan melihatnya ada sejumlah uang tentu saja Plan terkejut wanita yang datang entah dari mana dan memberinya banyak uang

"itukan yang kau inginkan untuk mendekati cucu saya?" tanya wanita itu

"cucu? Maksud anda?" tanya Plan

"dalam keluarga Phiravich kami tidak memiliki keturunan gay itu merupakan aib. Kau mendekati Terth untuk itukan? Membuat desas desus untuk menjatuhkan kerajaan Phiravich"

"P Terth?"

Plak!

Plan masih kaget ditambah satu tamparan mendarat dipipinya "beraninya gay sepertimu menyebut nama cucu saya! Sampai matipun saya tidak akan mengizinkan kau mendapatkan keluarga Phiravich. Gay kotor!" setelah mengatakan wanita itu pergi meningglankan Plan yang masih mencerna apa yang baru saja terjadi

Sampai saat ini Plan masih mengingat dengan jelas ingatan itu. Tidak lama setelah Nyonya Phiravich pergi Planpun pergi mencari Phi Terth untuk mendapatkan penjelasan namun saat itu Plan mendengar nenek dan cucuk itu bertengkar hebat sebuah pertengkaran membuat Plan trauma seperti masa kecilnya saat itulah Plan memutuskan untuk pergi dan memulai hidup baru bersama paman dan bibi juga saudara-saudaranya.

Awalnya Plan ingin memperjuangkan Mean tapi setelah tahu Mean keluarga Phiravich nyali Plan ciut. Tamparan itu sangat segar diingatannya walaupun nyonya Phiravich sudah tiada tetap saja setiap kata yang dilontarkan padanya membekas apalagi Mean sangat memuja wanita itu.

Dirinya kotor tidak pantas untuk bersanding dengan keluarga Phiravich.

Yang pergi biarkan pergi karena bahagia akan datang pada waktunya.

TAMAT

Sesuai dengan temanya ini adalah ending cerita. Makasih buat semuanya yang udah stay. Bener-bener terimakasih sama kalian.

Terkait ending ini udah jalan yang terbaik buat mereka karena semua orang memiliki pemikiran yang berbeda. Dan bagi Plan dengan mereka pisah adalah yang terbaik karena bisa bahagia dengan wanita yang dijodohkan dengannya. Bagi Mean sendiri Plan tidak cukup layak untuk dipertahankan akibat dari patah hatinya.

So, aku juga mau pendapat kalian gimana? Jangan lupa komennya ya. Bye bye...

Follow my instagram @busamvung_id

MEANPLAN II KENALI AKU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang