20. Chiba

493 45 9
                                    

Selamat membaca ditengah segala cuaca...

Cuaca mendadak mendung pertanda sebentar lagi hujan. Plan berusaha menghubungi Mean untuk memberitahu jika Chiba bersamanya mungkin para keluarga khawatir tapi tidak tersambung begitu juga dengan P Terth yang tidak mengangkat panggilannya. Rintik hujan mulai turun untuk melindungi Chiba Plan melepas jaketnya membalut Chiba.

Untuk berlindung dari hujan deras, jarak terdekat yang harus mereka tuju adalah apartementnya. Ya Plan harus membawa Chiba ke apartement terlebih dahulu. Anak itu terlelap dalam gendongannya. Plan tidak bisa untuk tidak tersenyum. Merasa senang atas pertemuannya dengan Chiba.

Setelah sampai...tidak ada P Terth, keadaan ruangannya gelap. Plan langsung meletakkan Chiba diatas kasur menutupi anak itu dengan selimut tebal agar terlihat nyaman. Plan mencoba untuk memberanikan diri untuk mencium Chiba, anak yang begitu akrab dengannya.

Plan turun kelantai dasar untuk membeli perlengkapan Chiba seperti pakaian dan makanan yang cocok untuk anak itu juga makanan untuk dirinya.

"kau sudah bangun...kesini...duduk" entah sudah berapa lama Plan menyiapkan makanan sampai Chiba keluar dari kamar tidak menangis melainnya hanya diam melihatnya. Plan menggendong Chiba mencuci wajah anak itu dan mengganti pakainnya agar tetap hangat. Pakaian yang pas dikenakan oleh Chiba.

"bagaimana? Enak?" Plan menyuapi Chiba dan mengangguk riang

Setelah selesai makan Plan mengajak Chiba untuk menonton kartun kesukaan anak itu adalah doraemon. Plan tidak tahu harus bagaimana menanyakan Chiba, nomor yang terus ia hubungi juga tidak tersambung.

Tengah malam Chiba baru tertidur pulas anak itu rewel mungkin tidak terbiasa berada ditempat asing. Plan kebalkon untuk menghubungi P Terth untuk mengetahui keberadaan laki-laki itu.

"hallo P...kemana saja?" Plan bertanya cepat

"P diluar sedang ada urusan. Kau diapartement?" P Terth bertanya

"ia...aku diapartement bersama...hallo..p..hallo..." sambungan terputus begitu saja padahal Plan ingin meminta tolong untuk menngantarnya kerumah Chiba.

Plan menghubungin Mean "tidak ada urusan segera tutup.."

"aku bersama Chiba!" sebelum sambungan ditutup Plan berteriak pada ponselnya

"aku sekarang diapartement...halo..hallo..hallo!!"

Dimatikan!

Plan melihat Chiba yang terlelap. Apa tidak ada orang yang mempedulikan anak itu?

Tengah malam suara gaduh dari luar pintu mengganggu tidur mereka Plan menenangkan Chiba untuk kembali tidur dan membuka pintu apartement segera dua orang berpakaian polisi menodongnya dengan senjata

"jangan bergerak!"

Plan bingung dan sontak mengangkat kedua tangannya

"Merry"

"Plan"

Keduanya terkejut memanggil satu sama lain

"ini putra anda nyonya?" polisi lain yang masuk dan menggeledah kamar mendapatkan Chiba terlelap disana

Merry mengangguk cepat mengambil Chiba menggendongnya "Chiba" Merry tidak bisa menahan tangis mencium Chiba berkali-kali

"anda harus menjelaskannya dikantor polisi" polisi tersebut langsung menyeret Plan yang tidak bisa membela diri begitupun Merry tidak mengatakan apa-apa

"saya tidak menculiknya pak, percaya sama saya! Merry tolong katakan sesuatu"

Namun Merry tidak menanggapi

"pak saat itu sedang hujan deras saya tidak bisa mengantarnya pulang dan saya membawa Chiba ke apartement!"

"kalau begitu kami harus bertemu dengan penjamin anda"

"tap.."

"anda tidak bisa mengelak kami menemukan bukti bahwa anda melakukan penculikan terang-terangan dan bersembunyi diapartemen"

Plan diam tidak ada waktu untuk menjelaskan

"pak saya ingin berbicara dengannya" Mean muncul begitu saja polisi mengizinkan untuk mereka berbicara

"katakan pada polisi aku tidak menculik Chiba!" Plan meminta Mean untuk menolongnya tapi sama dengan Merry tidak melakukan apapun

"kau tidak percaya padaku?" Plan bertanya lemah

"kenapa harus menculik Chiba? Menggunakan anak kecil untuk mengancam!" Mean menatap Plan tajam pertanyaan itu mengganjal bagi Plan bahkan sudah menarik kerahnya. Emosi yang memuncak.

"apa yang kau bicarakan. Menculik untuk mengancam? Aku tidak melakukan itu. Aku bisa menjelaskan semuanya" Plan bersikukuh untuk bicara tapi Mean tidak mau mendengar apa yang hendak ia katakan.

"kau masih tidak ingin mengaku"

Buk!

Satu pukulan mendarat diwajah Plan yang tidak sempat menghindar "bangun....kau harus menjelaskannya. Apa yang kau inginkan dari keluarga Phiravich. Katakan!" wajah Mean merah padam. Meskipun tidak begitu menyukai Chiba tapi Mean membenci orang yang mengganggu keluarganya.

"aku tidak mengerti apa yang kau ucapkan tolong jangan memukulku itu rasanya sakit"

"kau merasakan sakit?"

Buk!

Kembali satu pukulan mendarat diwajah Plan sampai tersungkur kelantai hidungnya berdarah tapi Mean tidak mau tau yang ingin ia tahu adalah motif penculikan yang dilakukan oleh Plan tidak ada yang berusaha melerai dengan kekuasaan yang dimiliki oleh Mean.

Plan tidak bisa melawan dengan kedua tangannya yang diborgol. Tenaganya berkurang pasrah menerima pukulan yang bertubi-tubi dari Mean.

"Atau kau ingin mengancam P Terth?" meski membencinya tapi Mean harus melindungi keluarganya.

"P Terth?" ucap Plan serak "untuk apa aku mengancamnya!" Plan masih tidak mengerti apa maksud dari perkataan Mean.

"kau ingin memiliki P Terth dengan menggunakan Chiba"

"aku tidak menculik Chiba!"

"kau melakukannya!"

"untuk apa aku menculik Chiba dan mengancam P Terth"

"karena P Terth...!"

Bersambung....

Follow my instagram @busamvung_id

Hayo...Plan akan tahu dari perdebatan sengit mereka. Chiba polos aja yak tidur nyenyak....

MEANPLAN II KENALI AKU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang