"Xixi.."
Xie Lian menegur, sedangkan Xixi mendengus. Dia melipat tangan di dada, kembali membuang muka. Xie Lian tersenyum, dia mengusap rambut Xie Xi dan berbicara, "Aku dan Alfaku, sudah tidak bersama lagi."
Ling Wen tidak terkejut, dia menghela napas. "Maafkan aku, aku hanya berpikir betapa tidak beruntungnya Alfa yang meninggalkan omega secantik dirimu dan putera setampan itu."
Mendengar hal itu, Xie Xi si kecil pencinta ayah mengangkat telinganya, dia tersenyum puas, "Babaku memang sangat cantik."
Ling Wen tersenyum, ingin menahan tawa. Tiba-tiba teringat seseorang tertentu yang selalu memamerkan kekasih khayalannya. Melihat anak kecil yang lucu, tampilan ratu yang dingin dan agung perlahan memudar.
Dia kemudian berbicara pada Xie Lian, "Puteramu sangat tampan, dia akan bersinar jika menjadi seorang bintang film."
Xie Lian menghela napas, dia melirik Xixi, berkata, "Aku akan menghormati apapun yang dipilih puteraku, tapi saat ini. Dia lebih suka bermain tennis dan membantuku mengukir. Aku tidak tahu apa Xixi tertarik pada dunia seperti itu."
Xixi menopang pipi pada telapak tangan, berkata ringan, "Aku akan terus membantu bisnis baba."
"Anak yang baik." Puji Ling Wen, mata phoenix itu tiba-tiba menjadi cerah, "Aku baru ingat bahwa aku sedang mencari seseorang untuk menjaga meja tamu saat acara pernikahan. Aku mengatur gaji yang tinggi, jika kamu tidak keberatan. Kamu bisa mengisi posisi kosong itu."
Pekerjaan itu pada dasarnya ringan dan setelah pengalamannya beberapa saat lalu. Xie Lian percaya, Ling Wen memang murah hati dalam memberikan gaji pegawainya. Xie Lian tidak keberatan, jadi dia mengangguk, "Kalau begitu saya akan menerimanya."
"Itu bagus." Ling Wen mengangguk puas, dia menunjuk pada kotak berisi gelas sebelumnya, "Aku akan memesan semua jenis gelas itu, buat menjadi sepuluh paket. Kerabatku banyak berasal dari luar negeri, mereka pasti akan menyukai barang seperti ini."
Mata Xie Lian menjadi cerah, dia mengangguk bersemangat. "Akan segera kami buat."
Ling Wen mengangguk. "Kalau begitu sampai jumpa satu minggu lagi. Dan juga.." dia mengambil kartu nama dari dompet dan memberikannya pada Xie Lian, "Hubungi aku jika kamu memiliki desain baru."
Tangan Xie Lian yang memegang kartu bergetar, jantungnya hampir melompat karen gembira. Bukankah ini artinya dia mendapatkan pelanggan besar. Dia mengangguk, dengan hati-hati menyelipkan kartu itu di saku kemejanya.
Lima belas menit kemudian, mereka berpisah. Sebuah limousin menjemput Ling Wen di depan restoran. Xie Lian dan puteranya berjalan menuju halte bus dengan puas.
"Nona Ling itu sepertinya orang yang baik."
"Benarkah?" Xie Xi mengangkat alis, "Dia terlihat seperti seekor rubah betina."
Xie Lian, "......"
Di dalam limousin, Ling Wen duduk berhadapan dengan pria tampan berwajah tegas. Orang itu melihat senyum Ling Wen dan tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Apa yang membuatmu bahagia?"
"Tidak ada." Ling Wen menggeleng, namun tangan wanita itu sedang membuka kunci ponsel pintar, mengetuk pada papan pesan dan mengirim pesan singkat pada seseorang tertentu.
Hua Cheng berada di gala premier film terbarunya, ketika dia baru keluar dari ruang ganti. Ponsel di meja bergetar, Hua Cheng mendekat, melihat nama pengirim pesan dan berniat akan mengabaikan. Tapi pesan kedua datang, pengirimnya masih sama.
Hua Cheng mengerutkan kening, dia membuka kotak obrolan dan seketika jantungnya berdetak kencang. Pesan itu dari Ling Wen, berisi;
"Aku ingat seorang temanku pernah mengaku bahwa dia sudah menandai seorang omega pria dan sampai sekarang sangat patah hati karena omeganya menghilang."
"Aku tidak ingin memberimu harapan palsu dan aku juga masih tidak yakin, tapi baru saja aku bertemu seorang omega pria. Wajahnya cantik, dia memiliki bulu mata panjang dengan hidung runcing, bibirnya tipis merah muda dan kulitnya seputih susu dan sehalus giok. Orang itu membawa puteranya yang juga sangat tampan."
Hua Cheng merasa gelisah, pesan baru muncul:
"Kamu dan aku sudah saling mengenal sangat lama. Kamu tahu bahwa aku adalah seseorang yang sangat sensitif terhadap aroma. Aku mengenal aroma feromonmu karena kita sering bertemu untuk mengambil beberapa pemotretan gambar. Aku bahkan pernah menyentuh tubuh telanjangmu."
Hua Cheng tidak tahan lagi, dia membalas, "Katakan intinya sialan!"
"Feromonmu memiliki aroma mint yang dingin, aku mengenalinya dengan sangat baik. Dan, aku tidak akan memaksamu untuk percaya tapi.. Omega itu, memiliki aroma samar feromon milikmu."
Jantung Hua Cheng nyaris berhenti. Dia sudah mengenal Ling Wen sejak mereka debut bersama dua puluh tahun lalu, jika Hua Cheng dijuluki sebagai Kaisar Film, maka Ling Wen akan mendapat julukan Queen atau Permaisuri film. Keduanya adalah aktor dan aktris senior yang melegenda dan memiliki nama yang besar.
Maka dari itu, Hua Cheng memang mengetahui bahwa Ling Wen adalah seseorang yang sensitif terhadap bau. Selain sebagai selebriti, dia memanfaatkan kemampuannya itu untuk membangun brand parfum miliknya bernama Oliver. Ling Wen juga aktif sebagai juri dalam kompetisi parfum dan makanan.
Hebatnya lagi, wanita itu mampu mendeskripsikan wangi feromon seseorang.
Tiba-tiba Ling Wen mengiriminya pesan lagi, "Jika kamu memang mencintai omega itu, kamu pasti masih mengingat aroma feromonnya, bukan?"
Hua Cheng berdiri mematung, dia tanpa sadar mengangguk. Bibirnya berbisik, "Aroma yang sangat wangi, semanis susu tapi kadang menyegarkan seperti...."
Ponsel bergetar lagi, pesan berikutnya muncul. Isinya hanya tiga kata, "Misalnya seperti peony?"
Mulut Hua Cheng terbuka, lututnya lemas. Jantungnya berdebar sangat kencang seolah-olah akan lepas dari tempatnya. Mata Hua Cheng menjadi merah. Dia seperti kerasukan ketika menekan tombol dial untuk menelepon.
Ketika telepon tersambung, Hua Cheng berteriak, "Dimana dia?!"
Suara Ling Wen sedikit bergetar, dia tampak menahan tawa, "Tenanglah sedikit, oke."
"Dimana kamu bertemu dengannya? Apa dia baik-baik saja? Apa dia sudah menikah lagi? Apa dia terlihat sedih? Apa dia terluka?"
Ling Wen yang tiba-tiba di serang dengan banyak pertanyaan menjadi, "....."
"Katakan sesuatu!"
"Dia tampak baik-baik saja, lagipula apa kamu sungguh mempercayainya? Bagaimana jika aku membuat omong kosong?"
Hua Cheng memiliki wajah serius, "Kamu bukan tipe orang yang menyemburkan omong kosong." Dia melanjutkan, "Bagaimana dia sekarang?"
"Orang itu memiliki bisnis kerajinan tanah liat. Aku bertemu dengannya karena aku memesan gelas darinya untuk dijadikan souvenir pernikahan. Saudara Shi Wu Dhu yang mulanya merekomendasikan tokonya padaku."
Hua Cheng mendesak, "Beri aku alamatnya, aku ingin melihatnya sekarang."
"Tidak perlu buru-buru, datanglah ke pernikahanku minggu depan. Kamu akan bertemu dengannya."
Bersambung......
Last update: 26/12/2019
Apakah Hua Cheng akhirnya akan bertemu Xie Lian?.. Jeng jeng jeng! Tunggu kelanjutannya
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] Pearl And Peanutes [Heavenly Official Blessing Modern AU]
FanfictionTittle : Pearl and Peanutes Written By : Chikakoo_ Original Novel By : Mo Xiang Tong Xiu Cover Illustration : Instagram/@Cloverbl Ini adalah fanfiction kedua saya dan saya masih menggunakan karakter Hua Cheng dan Xie Lian. Sebelum membaca, saya peri...