Pagi-pagi sekali, beberapa menit setelah Xie Lian berangkat ke tempat resepsi Ling Wen. Pintu apartemen mereka di ketuk seseorang. Xie Xi sedang melakukan aktivitas rutinnya menyiapkan bekal untuknya sendiri. Masalah belanja, makanan dan keperluan rumah tangga diserahkan seluruhnya ke Xie Xi.
Jadi ketika Xie Lian memberikan uang jajan bulanan padanya, dibandingkan membelanjakannya di kantin sekolah. Xie Xi lebih memilih berbelanja keperluan rumah dan memasak setiap hari untuk bekal makanannya.
Xie Xi membuka pintu, dihadapannya pria muda yang tampan dengan kacamata kotak berdiri dengan bingkisan kecil di tangannya. Pria itu melirik ke dalam, bertanya, "Ayahmu?"
"Pergi bekerja." Sahut Xie Xi, dia menggeser tubuhnya, mempersilahkan orang itu masuk, "Masuklah paman Qing, baba akan pulang sekitar dua jam lagi."
Mu Qing menggeleng, "Aku tidak ingin bertemu babamu, aku ingin menemuimu."
Xie Xi menunjuk dirinya sendiri, "Aku?" Wajah Xie Xi berangsur menjadi serius, "Apa terjadi sesuatu?"
Mu Qing menghela napas, "Begitulah.." Dia melangkah masuk, melepas sepatu dan duduk di sofa. Dia meletakan bingkisan di atas meja. Mu Qing melihat Xie Xi yang tampak lengkap dengan seragamnya, "Apa kamu akan pergi ke sekolah?"
Xie Xi merasa khawatir, dia melirik pada jam dinding, bergumam, "20 menit mungkin tidak masalah."
"Kalau begitu aku akan berbicara langsung intinya."
Xie Xi duduk di depan Mu Qing. Kedua tangannya saling menyatu, raut wajah pria kecil itu tenggelam. Mu Qing melihat itu dan sedikit merasa bersalah, "Aku sebenarnya tidak ingin melibatkanmu, tapi kamu tahu bahwa ayahmu adalah orang yang tidak pernah memperdulikan dirinya sendiri. Kamu cerdas, kamu lebih dewasa dari orang lain dan aku mempercayakan Xie Lian padamu."
Xie Xi mengangguk.
Mu Qing mengeluarkan dokumen tipis dari tas kerjanya, memberikan semuanya pada Xie Xi sembari menjelaskan, "Xie Lian sudah melewatkan jadwal cuci darahnya bulan lalu."
"Apa?!" Mata Xie Xi terpompa.
"Tapi bukan itu masalah utamanya." Mu Qing melepas kacamatanya, menggosok wajahnya yang pias, jelas orang ini baru saja bergadang di rumah sakit, "Ini hasil pemeriksaan terakhir ayahmu."
Xie Xi membaca dokumen itu dan jantungnya berdebar.
"Kondisi ayahmu cukup berbahaya akhir-akhir ini, minggu ini bawa ayahmu ke rumah sakit untuk melakukan cuci darah. Selain itu, pastikan dia tidak makan daging dan sesuatu yang mengandung protein tinggi."
Xie Xi mengangguk, dia mencicit, "Paman, apa yang terjadi pada babaku?"
Mu Qing melihat anak yang baru berusia dua belas tahun ini dan menghela napas berat, "Jika ayahmu tidak memperoleh donor segera, aku khawatir dia tidak akan bertahan hingga tahun depan."
Xie Xi meremas dokumen di tangannya.
"Jangan khawatirkan itu, aku sedang berusaha. Feng Xin juga sedang berusaha. Kami punya banyak koneksi, untuk sekarang tugasmu adalag merawat ayahmu dengan baik. Jangan sampai dia melupakan obat dan cuci darah."
Jari-jari Xie Xi gemetar, dia mengangguk, suaranya rendah ketika dia membungkuk, memohon, "Aku mohon bantuanmu, selamatkan ayah. Untuk biaya.."
"Jangan khawatir soal itu!" Mu Qing menyela, "Fokus saja pada ayahmu dan sekolah."
Semua orang di ballroom hotel itu terpana. Begitu juga dengan Hua Cheng. Latihan yang dia jalani dengan berbicara di cermin setiap hari selama dua minggu nyatanya tidak membuahkan hasil sama sekali. Di depan orang ini, dia menjadi bisu dalam sekejap.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] Pearl And Peanutes [Heavenly Official Blessing Modern AU]
FanfictionTittle : Pearl and Peanutes Written By : Chikakoo_ Original Novel By : Mo Xiang Tong Xiu Cover Illustration : Instagram/@Cloverbl Ini adalah fanfiction kedua saya dan saya masih menggunakan karakter Hua Cheng dan Xie Lian. Sebelum membaca, saya peri...