Ming Yi dibuat sakit kepala, di ruang rapat dewan produksi. Satu kursi kosong, sedangkan rapat seharusnya sudah dimulai satu jam lalu. Pemiliknya tidak mengangkat telepon seolah-olah mengabaikan segala panggilannya.
Pei Ming yang sedari tadi berhasil dialihkan oleh pegawai wanita HL Entertainment, kini sudah mulai kehilangan kesabarannya. Mendelik kearah Ming Yi, Pei Ming bertanya, nada suaranya tidak menyembunyikan kekesalannya.
"Dimana Hua Cheng? Dia aktor utama sekaligus investor. Kehadirannya penting di rapat ini."
Tenggorokan Ming Yi terikat, dia sudah menjanjikan kehadiran Hua Cheng beberapa hari lalu, tapi siapa sangka. Artisnya hilang entah kenapa sejak beberapa jam lalu. Ming Yi menenangkan Pei Ming, "Tuan Pei, mohon bersabar. Mungkin Hua Cheng terjebak kemacetan."
Pei Ming mendengus, membuah wajah.
Gigi Ming Yi bergemeletuk, ketika menyentuh tombol dial untuk ke–80 kalinya.
Sang pelaku utama tidak menyadari kekacauan yang dibuatnya, setelah membicarakan desain. Hua Cheng mengantar Xie Lian pulang. Di mobil, Xie Lian tidak henti-hentinya memuji keterampilan seni Hua Cheng, siapa sangka bahwa pria tampan ini ternyata mampu menggambar dengan baik.
"Aku sangat terkejut, apa sebelum menjadi aktor kamu seorang mahasiswa seni?"
Hua Cheng yang sengaja memamerkan keterampilan demi menaikan derajatnya di mata sang calon istri memiliki wajah yang tenang, seolah apa yang dilakukannya bukanlah apa-apa. "Tidak, aku mengambil jurusan bisnis namun karena aku menyukai seni peran. Aku terjun ke bidang ini."
Mengangguk seperti ayam, Xie Lian memuji sekali lagi, "Itu membuatmu semakin luar biasa, tuan Hua."
Hati Hua Cheng melayang sampai ke langit, beberapa detik keheningan terjadi diantara mereka. Hua Cheng tiba-tiba berkata, "Berhentilah memanggilku tuan, aku tidak setua itu."
"Lalu, bagaimana aku harus memanggilmu?" Xie Lian bertanya dengan santai.
"Panggil saja aku San Lang."
"San Lang?" Xie Lian memiliki wajah bingung, "Bukan Hua Cheng?"
"Aku lebih nyaman dipanggil seperti itu." Hua Cheng menambahkan, acuh tak acuh. Dia melirik Xie Lian, tersenyum, "Lalu aku akan memanggilmu, Xie Lian mulai sekarang."
Xie Lian menggaruk kepala yang tidak gatal, dia sedikit merasa canggung, "Aku merasa tidak sopan."
Hua Cheng tertawa, "Kita akan sering bekerjasama di masa yang akan datang. Anggap saja sekarang kita sudah menjadi teman dekat. Tidak perlu menjadi formal satu sama lain."
Xie Lian tidak merasa itu salah, dia berpikir sejenak dan mengangguk, "Baiklah."
Tersenyum puas, Hua Cheng menurunkan kecepatan mobilnya, menjaga waktu langka kebersamaan mereka menjadi lebih lama. Dia sengaja mengambil jalan terpadat agar terjebak kemacetan.
"Sayang sekali, seharusnya aku mengambil jalan lain." Hua Cheng memiliki ekspresi penyesalan. Meskipun dalam hatinya berbanding terbalik.
Xie Lian tersenyum, tidak mempermasalahkan, "Kita tunggu saja, jalan utama memang selalu seperti ini saat malam hari." Tiba-tiba teringat bahwa dia belum memberitahu puteranya, Xie Lian mengeluarkan ponsel dari tasnya, baru menyadari bahwa sedari tadi ponselnya mati.
"Tu—maksudku, San Lang. Apa aku bisa mengisi daya di mobilmu?"
Hua Cheng menoleh, "Ada apa?"
"Ponselku kehabisan daya, aku belum memberitahu puteraku bahwa aku akan terlambat. Dia akan khawatir."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] Pearl And Peanutes [Heavenly Official Blessing Modern AU]
FanfictionTittle : Pearl and Peanutes Written By : Chikakoo_ Original Novel By : Mo Xiang Tong Xiu Cover Illustration : Instagram/@Cloverbl Ini adalah fanfiction kedua saya dan saya masih menggunakan karakter Hua Cheng dan Xie Lian. Sebelum membaca, saya peri...