Ruangan sempit dan gelap di penuhi anak laki-laki, mereka saling tertawa dan mengejek. Beberapa membuat taruhan siapa yang bisa melancarkan serve ace saat jam latihan dimulai. Sementara itu di ruang kelas, Xie Xi menghampiri Xiao Feng.
"Aku tidak masuk latihan hari ini."
Xiao Feng yang tengah mengikat tali sepatu terkejut, "Apa ada masalah?"
"Tidak ada." Xie Xi tersenyum, "Aku sudah berjanji menemani ayahku membawakan sampel gelas untuk kliennya. Aku akan kembali latihan besok."
"Hm." Xiao Feng mengangguk, memahami, "Ayahmu seorang pengrajin tembikar, bukan? Aku dengar bisnis keluarga kalian cukup maju."
Xie Xi mengangguk, "Yah, setidaknya kami memiliki toko dan gudang usaha sendiri saat ini." Dia mengangkat alis, "Kenapa kamu bertanya?"
"Hanya.." Xiao Feng menggaruk pipi, "Aku pikir kamu bukan orang semiskin itu sehingga bersikeras meminta beasiswa. Aku hanya berpikir apa kamu memiliki alasan lain dengan begitu mengharapkan uang."
Xie Xi tertegun. Wajahnya masih acuh tak acuh. Sudah satu minggu lebih dia bersekolah dan selama ini entah bagaimana Xie Xi cukup akrab dengan Xiao Feng. Dia tidak menyembunyikan apapun, "Ayahku memiliki kondisi kesehatan yang buruk, bisnis kami memang menguntungkan tapi itu tidak bisa membuat kami merasa kaya raya."
"Apa ayahmu sakit parah?"
"Tidak juga." Xie Xi menggeleng, "Selama ini dia merawat diri dengan baik. Aku rasa tidak masalah. Dia mengidap penyakit ginjal sejak muda dan harus melakukan cuci darah dua bulan sekali. Biaya pengobatan itu cukup mahal. Baba selalu mengutamakan kepentinganku. Dia bahkan sudah berpikir untuk membelikanku sebuah apartemen dan membuatnya mengabaikan dirinya sendiri. Itu membuatku kesal."
Mata Xie Xi meredup, Xiao Feng memperhatikan itu, bergeming.
"Aku tidak membutuhkan uangnya. Aku hanya ingin dia menggunakan uang itu untuk dirinya sendiri. Jadi, setidaknya dengan aku mendapat beasiswa. Dia jadi tidak perlu khawatir tentangku lagi."
Tertawa, Xie Xi memperhatikan Xiao Feng yang tampak serius, "Kenapa aku malah bercerita padamu?"
Xiao Feng juga terpana, namun beberapa saat kemudian dia tersenyum. Matanya berkedip-kedip, "Xie Xi, aku tidak tahu bahwa kamu cukup luar biasa. Aku pikir kamu sangat dewasa."
Xie Xi mendengus, "Jangan bercanda, aku selalu lebih dewasa dari kalian sejak lama. Kenapa kamu baru menyadarinya."
Xiao Feng, "....."
Xie Xi berdiri, mengambil tasnya dan pamit. Ketika dia tiba dirumah, sebuah mobil hitam mengkilap sudah terparkir di halaman. Paman Xin keluar dari sana, melihatnya. "Xixi, kamu pulang lebih cepat."
Xie Xi mengangguk, "Paman akan mengantar kami?"
"Begitulah." Feng Xin menjawab. Mereka berdua berjalan menaiki lift ke lantai lima. Memasuki apartemen kecil namun bersih. Xie Lian duduk di kursi di belakang meja makan, dia tampak fokus memilah beberapa desain gelas dan memasukan satu persatu ke dalam kotak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] Pearl And Peanutes [Heavenly Official Blessing Modern AU]
FanficTittle : Pearl and Peanutes Written By : Chikakoo_ Original Novel By : Mo Xiang Tong Xiu Cover Illustration : Instagram/@Cloverbl Ini adalah fanfiction kedua saya dan saya masih menggunakan karakter Hua Cheng dan Xie Lian. Sebelum membaca, saya peri...