Selama tiga hari kemudian, apartemen lama Hua Cheng di distrik Fashan dipenuhi ratusan wartawan. Masih belum ada yang tahu lokasi apartemen baru pasangan Hua Cheng dan Xie Lian sehingga mereka aman untuk sementara. Puncak pencarian di seluruh jejaring media sosial pun masih belum berubah, arus gosip tentang siapa istri Kaisar Film dan siapa puteranya masih belum ada tanda-tanda menyurut.
Pada hari keempat setelah pengumuman itu, seolah ingin menjawab banyak pertanyaan publik. HL Entertainment menyatakan bahwa mereka akan mengadakan konferensi pers bersama Hua Cheng dan meminta para penggemar yang haus akan berita untuk bersabar.
Di sisi lain, dua hari lagi Xie Lian akan menjalani operasi transplantasi ginjal. Pukul lima pagi, ketika jalanan dan pusat kota masih sepi. Hua Cheng dengan penyamaran membawa Xie Lian kembali ke rumah sakit untuk perawatan sebelum operasi. Dia berperan sebagai suami yang baik, di permukaan dia tampak seperti suami yang telaten, siap sedia merawat istrinya kapanpun. Namun tidak ada yang menyadari bahwa di balik telapak tangannya, trik licik untuk menggulingkan kekuasaan Jun Qi sudah dijalankan.
Las Vegas.
Jun Wu memiliki wajah yang sangat buruk, sudah hampir satu minggu dia menjalani tahanan rumah, membuatnya hampir gila karena khawatir tentang adik dan keponakannya. Dia tidak bisa memegang ponsel, kabel telepon diputus dan dia tidak bisa menghubungi orang-orangnya untuk menerima informasi dunia luar.
Dia seperti burung dalam sangkar.
Pada hari ke tujuh, Jun Wu yang bersiap akan menghajar semua penjaga untuk kabur tiba-tiba mendapat tamu tidak terduga. Keributan datang dari luar pintu kamar hotel VIP tempatnya di tahan. Hatinya gemetar dan dia merasa waspada, ketika pintu di dobrak terbuka.
Lima orang pengawal yang menjaga pintu sebelumnya terkapar di lantai tampak pingsan. Sepuluh orang berseragam masuk, berbaris rapi seperti seorang tentara. Jun Wu mengerutkan kening, dia tidak mengenal orang-orang ini.
Kerumunan itu membungkuk serempak, kemudian seorang pria tinggi tampan dengan kacamata menutupi matanya yang gelap muncul di balik pintu. Aura pria ini kuat dan dia memiliki karisma seorang alfa dominan.
Mata Jun Wu menyipit, orang ini jelas bukan dari pihak ayahnya tapi juga bukan orang-orangnya, "Siapa kamu?"
Alih-alih menjawab, pria itu berbicara acuh tak acuh, "Aku hanya kebetulan melewati Amerika dan adikku ingin aku menyelamatkan orang." Dia menatap Jun Wu, "Aku juga tidak tahu siapa dirimu, tapi Hua Cheng berpesan untuk segera kembali ke Beijing. Adikmu akan dioperasi."
Mata Jun Wu terbelalak, "Apa terjadi sesuatu pada Xie Lian?"
"Xie Lian?" Pria itu balik bertanya, "Apa kamu kakak adik ipar? Tidak, tidak. Dia baik-baik saja, Hua Cheng bilang dia akan menjalani operasi transplantasi besok, donornya cocok dan seharusnya dia baik-baik saja. Hanya saja putera mereka diculik keluarga Jun."
Jun Wu tidak berbicara apapun lagi, dia pergi dengan taxi bergegas ke Bandara untuk kembali ke Beijing segera.
Sementara itu di Beijing, Jun Qi sedang dalam suasana hati yang baik dan tidak menyadari seseorang tengah menargetkannya saat ini. Keluarga Jun selalu mengadakan acara pemegang saham dalam lima tahun sekali untuk menentukan ketua Jun Group yang baru. Jun Qi berasal dari cabang utama keluarga, dia memiliki banyak pendukung di sekitarnya sehingga berhasil mengamankan posisi itu selama puluhan tahun.
Dalam dua tahun terakhir, Jun Wu puteranya selalu memiliki niat mengkhianatinya dan itu membuat dia gelisah. Jun Wu memperoleh setidaknya 30% yang diwariskan oleh kakeknya membuatnya menjadi pemegang saham tertinggi kedua setelah Jun Qi sendiri. Jun Qi tahu bahwa anak itu diam-diam mencari dukungan dalam beberapa waktu terakhir membuatnya tidak mustahil untuk melampauinya tahun ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] Pearl And Peanutes [Heavenly Official Blessing Modern AU]
FanfictionTittle : Pearl and Peanutes Written By : Chikakoo_ Original Novel By : Mo Xiang Tong Xiu Cover Illustration : Instagram/@Cloverbl Ini adalah fanfiction kedua saya dan saya masih menggunakan karakter Hua Cheng dan Xie Lian. Sebelum membaca, saya peri...