Hua Cheng selalu sibuk seminggu terakhir dan tidak bisa bertemu kekasihnya. Dia menjadi gila, memaksa Ming Yi untuk menolak semua acara yang mengundangnya sehingga dia bisa pergi berlibur. Akhirnya seminggu kemudian, Ming Yi mengabulkan dan mengosongkan jadwal Hua Cheng selama satu hari.
Dia sudah sering mengirim pesan pada Xie Lian, sangat sederhana seperti Apa kabar? Atau Apa kamu sudah makan? Setiap malam. Xie Lian sangat mudah diajak berbicara sehingga mereka akan cukup banyak mengobrol setiap malam, meski tidak bertemu. Hua Cheng selalu merasa pesan itu membawa hubungan mereka maju satu langkah kedepan.
Ming Yi juga dalam proses penyelidikannya terhadap keluarga Jun. Meski memiliki koneksi dengan beberapa ahli jaringan komunikasi dan mata-mata terlatih. Nyatanya dokumen keluarga Jun bukanlah sesuatu yang bisa diterobos dengan mudah. Hua Cheng sudah menduga hal itu dan memintanya santai, dia tidak terburu-buru.
Mendapatkan liburnya, Hua Cheng memikirkan alasan untuk membawa kekasihnya berkencan. Di ruang belajarnya yang luas, matanya tidak sengaja terpaku pada naskah tebal di atas meja. Itu naskah film terbarunya yang akan mulai proses syuting beberapa minggu lagi.
Dalam film itu, dia berperan sebagai seorang petugas kepolisian berlatar belakang sederhana. Ada sekitar lima adegan berisi masa lalunya dan itu merupakan poin yang cukup penting dalam film. Hua Cheng tiba-tiba mendapatkan ide yang sangat bagus.
Sebagai seorang jenius dan dilahirkan dari keluarga kaya raya. Hua Cheng tidak pernah sekalipun hidup dalam kesederhanaan, disekitarnya memiliki aroma emas dan berlian. Dia ditakdirkan menjadi seseorang dalam laut kemewahan.
Malam itu, bukannya mengirim pesan singkat, Hua Cheng memutuskan menelepon kekasihnya. Xie Lian baru saja pulang dan selesai mandi ketika ponselnya berdering, melihat nama San Lang di layar, senyum Xie Lian sedikit mekar ketika menjawab.
"San Lang."
Suara lembus dan sehalus kapas menelusup ke gendang telinganya, membuat napas Hua Cheng sedikit berat karena rasa rindu, Hua Cheng bergumam, "Hm, ini aku."
"Tidak biasanya kamu menelepon." Xie Lian duduk di ranjang, mengeringkan rambutnya yang basah, "Apa ada sesuatu?"
Hua Cheng tidak ingin langsung ke topik utama, dan berbasa-basi, "Apa yang sedang kamu lakukan sekarang?"
Xie Lian tersenyum, "Aku baru selesai mandi."
Hua Cheng tiba-tiba memiliki sedikit pikiran kotor, bagaimana tubuh seputih salju dan sehalus giok dialiri air hangat, membuat embun di sekitar tubuh itu menguap menjadikan kulit merah muda. Hua Cheng menggeleng liar, menampar pipi kanannya. Sial aku bangun!
Mendengar suara tepukan, kening Xie Lian berkerut, "Apa itu?"
"Ah." Hua Cheng menjawab, "Hanya nyamuk."
"Syukurlah, aku pikir kamu menampar pipimu sendiri."
"....." Hua Cheng merasa tertangkap basah, dia melirik jam di dinding dan mulai bertanya, "Apa kamu sibuk besok?"
"Besok?" Xie Lian melirik kalender di atas meja, menjawab dengan yakin, "Aku rasa tidak."
Suasana hari Hua Cheng segera terangkat tinggi, dia menjelaskan, "Aku mendapat peran yang terkesan baru dan sebagai seorang profesional aku memerlukan sedikit observasi. Aku ingin kamu menemaniku. Aku perlu mempelajari kehidupan yang sederhana, mungkin kita bisa mendatangi beberapa apartemen kelas rendah dan kantor polisi untuk aku teliti."
Xie Lian berpikir Hua Cheng sudah banyak membantunya dengan membeli barang di tokonya, jadi dia tidak akan menolak, "Tentu saja aku bisa. Tapi kenapa aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] Pearl And Peanutes [Heavenly Official Blessing Modern AU]
FanfictieTittle : Pearl and Peanutes Written By : Chikakoo_ Original Novel By : Mo Xiang Tong Xiu Cover Illustration : Instagram/@Cloverbl Ini adalah fanfiction kedua saya dan saya masih menggunakan karakter Hua Cheng dan Xie Lian. Sebelum membaca, saya peri...