Chapter 29 : Cerita Tentang Ayah

6.3K 1K 62
                                    

Ketika Xie Xi pulang, Hua Cheng telah pergi. Seluruh tubuhnya sakit dan dia lelah. Xie Lian menyambut puteranya dengan beberapa hidangan makan malam di meja. Dia berkata dengan wajah sedikit tersipu, "Paman Cheng membelikannya untukmu, makanlah sampai kenyang."

Mendengar bahwa makanan itu dari Hua Cheng, Xie Xi sebenarnya menjadi tidak nafsu makan. Akan tetapi melihat wajah babanya yang berseri-seri, Xie Xi menjadi tidak tega menolaknya. Mereka berdua duduk di kursi, makan hotpot dengan tenang.

"Kamu pulang sangat larut, apa PR nya begitu banyak?"

Tersedak, Xie Xi memaksakan senyum, dalam hatinya dia merasa bersalah telah membohongi babanya, "Hm. Tugas kelompok kali ini cukup sulit dan Luo Ru kelompokku sangat tidak berguna. Jadi akhirnya aku harus menyelesaikannya sendiri."

Luo Ru yang sedang makan malam tiba-tiba bersin, Shen Qingqiu melotot dengan marah, "Kamu menyalakan pendingin udara terlalu tinggi lagi? Bagaimana bisa kamu begitu ceroboh seperti ayahmu? Jika kamu sakit, siapa yang akan merawatmu dirumah?!"

Mendengar daddynya mengomel, mata Luo Ru berlinangan air mata. "Aku hanya bersin."

Xie Lian menghela napas, "Jangan paksakan dirimu, kalau begitu tambah banyak daging." Dia mengambil beberapa potong daging di panci, meletakannya di mangkuk puteranya, "Ini sangat enak, paman Cheng mengajak baba datang ke restoran ini beberapa waktu lalu dan baba langsung menyukainya. Kapan-kapan ayo kita makan malam bersama di sana?"

Suasana hati Xie Lian sangat baik, Xie Xi merasa dadanya menghangat, "Bagaimana hubungan kalian?"

Wajah Xie Lian segera memerah, dia tertawa canggung, "Tentu saja kami baik-baik saja."

Xie Xi menatap babanya, dadanya merasa tidak nyaman. Dia meletakan sumpitnya, wajahnya tiba-tiba berubah serius, "Baba, apa baba ingat dengan ayah kandungku?"

Alis Xie Lian mengerut, dia bertanya, "Mengapa Xixi menanyakannya?"

Xie Xi tahu pertanyaan itu menyakiti hati ayahnya, tapi semenjak pembicaraannya dengan Mu Qing. Perasaan penasaran dihatinya hampir meledak, dia takut dengan kebenaran yang tidak dia inginkan tapi di sisi lain, dia benar-benar ingin tahu! Siapa ayahnya? Mungkinkan itu Hua Cheng?

Hal itu membuatnya bermimpi buruk beberapa hari terakhir, dia bahkan bertanya pada Chiu Tong di lokasi syuting, apakah wajahnya dan wajah Hua Cheng memiliki kemiripan. Kemudian Chiu Tong menganggapnya sinting. Akhir-akhir ini dia juga sering bercermin, ketika mengetahui tidak ada sedikitpun kemiripan antara wajahnya dengan Hua Cheng, dia menjadi lega.

Tapi itu tidak bisa menjadi bukti. Dia cerdas, dia tahu bahwa hubungan orangtua tidak bisa hanya dilihat dari hal itu.

"Aku hanya sedikit," Xie Xi menghembuskan napas dengan jujur melanjutkan, "Penasaran."

Xie Lian tidak mengerti, tapi dia juga tidak marah, "Bukankah Xixi yang ingin baba berhenti mencari keberadaannya dulu, tapi kenapa tiba-tiba.." Xie Lian tiba-tiba ingat bahwa puteranya sudah hampir memasuki masa remaja, wajar jika dia ingin mengetahui jati dirinya, Xie Lian menghela napas, mencoba mengingat-ingat kejadian yang sangat singkat itu, "Baba juga tidak terlalu ingat."

"Hari itu benar-benar memalukan, baba hanya berniat pergi untuk memberi ucapan ulangtahun tapi siapa sangka akan mendapat estrus saat itu. Baba baru berusia enam belas tahun. Itu datang lebih cepat dan baba tidak memiliki persiapan."

Xie Xi mendengarkan dengan tenang, namun hatinya terasa sakit.

"Baba bersembunyi lalu tiba-tiba seseorang datang, aku pikir saat itu dia seperti berusaha menolongku. Tapi baba sangat panik, rasanya menyakitkan dan baba tidak memiliki pengalaman menghadapi estrus. Saat itu, baba rasa baba tidak sengaja menggodanya." Dia melihat Xixi dengan tatapan bersalah, "Ini cerita dewasa, lebih baik kita berhenti."

"Apa baba tidak mengingat wajahnya?"

Xie Lian menggeleng, "Tempat itu gelap, baba tidak melihatnya sama sekali. Seperti apa wajahnya tapi yang baba ingat, feromon alfanya sangat kuat, dia pasti seorang dominan. Dan tubuhnya tinggi. Selain itu, baba tidak tahu. Maafkan baba Xixi."

Kening Xie Xi mengerut, "Kenapa baba meminta maaf?"

"Karena sudah melahirkanmu tanpa ayah. Baba pikir kamu mungkin merasa kesepian, tapi baba berjanji akan melakukan yang terbaik. Baba akan melindungimu, oke? Jadi jangan iri pada orang lain yang memiliki orangtua lengkap."

Xie Xi terpana, apakah Xie Lian salah paham berpikir dia iri sehingga ingin babanya bercerita. Xie Xi menggeleng keras, "Aku sudah bahagia, jangan salahkan dirimu sendiri. Bagiku, baba sudah cukup, tanpa ayah alfa. Aku baik-baik saja."

"Sungguh?" Xie Lian menatapnya.

Xie Xi tersenyum, mengangguk. Dia melihat kalender di dinding, berkata, "Minggu depan jadwal pemeriksaan rutin. Aku akan menemanimu."

Xie Lian tersenyum, "Tidak perlu, paman Cheng akan pergi menemani baba."

Xie Xi membuat wajah tidak suka, "Baba, bukankah baba seharusnya waspada dengannya. Dia seorang publik figur, kaya raya kemudian tiba-tiba datang dan mendekati baba. Motifnya benar-benar tidak jelas."

"Xixi, paman Cheng orang yang baik." Xie Lian menegur dengan lembut.

Xie Xi mendengus, mencibir, "Baba juga berkata hal yang sama tentang kekasihmu yang dulu. Lihatlah, dia ternyata seorang penipu, bukan?"

"Xixi, dia melakukan penipuan karena dia kekurangan uang. Tapi paman Cheng, dia sudah kaya raya. Tidak ada untungnya dia menipu kita, bukan?"

Xie Xi merasa dadanya pengap, "Terserah." Kemudian berdiri, meletakan mangkuk di wastafel dan kembali ke kamarnya.

"Xixi.." Panggil Xie Lian namun hanya mendapatkan bahu dingin. Dia berpikir dalam hati, "Mengapa Xixi begitu membenci Hua Cheng?"

Sementara itu, kantor HL Entertainment di bombardir panggilan telepon. Humas HL bekerja keras siang malam menekan gosip miring tentang putera Hua Cheng itu. Akhirnya kepala humas tidak tahan lagi, dia berteriak pada anak buahnya, "Besok minta Hua Cheng dan manajer Ming ke kantor."

Keesokan harinya, Hua Cheng dan Ming Yi memenuhi janji. Rapat dadakan diadakan di aula pertemuan perusahaan. Ming Yi sudah menjelaskan detail permasalahan ini di perjalanan dan dia mengerti.

Kepala humas menyarankan, "Aku ingin Pei Production memajukan perilisan karakter <Pearls and Peanute> segera."

"Apa?!" Pei Ming marah, dia tidak setuju, "Syuting baru berjalan tiga minggu dan baru lima ratus adegan ditembak, ini bahkan belum setengahnya keseluruhan film. Bagaimana bisa kami merilis poster begitu saja? Setidaknya tunggu sampai film 2/3 tahap produksi."

Kepala humas berseru, "Tapi opini publik harus segera ditekan, ini benar-benar mencoreng nama Hua Cheng, lagipula jika nama Hus Cheng ternoda. Film juga akan terpengaruh."

Ming Yi keberatan, "Ayolah, Hua Cheng adalah aktor besar. Dia seorang legenda, namanya tidak akan begitu mudah hancur hanya karena hal sepele."

"Tapi ini bukan hal sepele agen Ming." Kepala humas menegur, "Fans sudah menghubungi kantor, beberapa bahkan nekat datang ke perusahaan. Banyak media meminta kita angkat bicara. Ayolah, lagipula anak itu hanya pendatang baru. Bukankah bagus baginya dipromosikan lebih dulu?"

Hua Cheng mengangkat kepalanya, dia melepas kacamata hitam, menampilkan sepasang mata tajam sedingin es.

"Jangan lakukan itu."

"Apa?!" Kepala humas merasa ada yang salah dengan pendengarannya.

"Apapun yang terjadi, untuk saat ini. Jangan publikasikan apapun tentang anak itu. Ini perintah!" Hua Cheng tajam.

Kepala Humas, "......."

Ming Yi, "........"

Pei Ming, "........"


Bersambung....

Last update: 16/04/2020



[BL] [END] Pearl And Peanutes [Heavenly Official Blessing Modern AU] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang