Ketika Xie Lian diberitahu perihal operasi donor, matanya yang indah melebar tidak percaya. Hatinya meleleh dengan kehangatan, kegembiraan yang kuat membuat sudut matanya memerah dan dia hampir menangis. Dia selalu ingin sembuh sejak lama, meskipun dari luar dia terlihat mengabaikan kesehatannya. Keinginannya untuk menjadi sehat kembali tertanam kuat agar bisa terus membesarkan puteranya.
Akan tetapi perasaan di hatinya seolah bercampur aduk, dia tentu bahagia mendengar kabar ini akan tetapi perasaan bahagia itu ditahan oleh kenyataan bahwa puteranya sedang dalam bahaya. Dia tidak bisa berbahagia ketika apa yang dialami Xie Xi saat ini.
Hua Cheng menyadari anomali itu dan memeluk tubuh Xie Lian lembut, dia menenangkan, "Ah Lian, aku tahu apa yang kamu pikirkan. Tapi kamu tenang saja, aku memiliki cara untuk merebut Xixi kembali."
Mata Xie Lian melebar, dia menatap Hua Cheng mencari celah keraguan dalam ekspresinya, namun tidak ada. Keyakinan itu membuat Xie Lian seperti memegang sebuah harapan, "Kamu sungguh bisa? Tapi kita melawan keluarga Jun.."
"Aku bisa." Hua Cheng menjawab lembut, dia secara alami tidak akan membohongi istrinya, "Aku memiliki cara yang sangat efektif, aku akan menjelaskan padamu nanti. Tapi sebelum ini, Mu Qing berkata bahwa aku boleh membawamu pulang selama beberapa hari agar pikiranmu lebih tenang sebelum operasi. Bagaimana dengan itu?"
Xie Lian menunduk, "Tapi Banyue bilang apartemenku dikacaukan.."
Senyum Hua Cheng menyebar, dia memotong dengan bersemangat, "Soal itu, aku ingin membawamu ke suatu tempat."
Setelah menyelesaikan administrasi, Hua Cheng seperti biasa mengenakan penyamarannya dan mendorong kursi roda Xie Lian hingga mobil. Melihat penampilan Hua Cheng, Xie Lian merasakan jantungnya berdebar. Tidak menyangka bahwa suatu hari dia benar-benar menemukan calon suamimu sebenarnya seorang aktor terkenal.
Di mobil, Hua Cheng melepas penyamarannya, mengeluh panas, Xie Lian melihat keringat tipis di keningnya dan menjulurkan tangan untuk mengusapnya, dia bergumam, "Bagaimana jika mereka menemukan kamu ternyata memiliki seorang kekasih? Aku mungkin akan dikejar oleh penggemarmu."
Hua Cheng menggeleng, melajukan mobil sembari menjawab ringan, "Aku akan berhenti."
Senyum di wajah Xie Lian membeku. Melihat ekspresi Xie Lian, Hua Cheng takut istrinya akan menyalahkan dirinya sendiri. Dia segera melanjutkan, "Menjadi aktor juga bukan keinginanku, bahkan jika aku tidak bertemu denganmu. Aku akan berhenti suatu hari nanti. Jadi jangan menyalahkan dirimu sendiri. Lagipula, aku tidak akan bisa menjadi kepala rumah tangga yang baik jika aku selalu tidak berada di rumah."
Xie Lian mengerutkan kening, "Kamu sungguh tidak memaksakan diri? Aku pikir kamu mencintai pekerjaanmu."
Hua Cheng terkekeh, menepuk puncak kepala Xie Lian, "Tentu saja tidak, menjadi aktor itu melelahkan." Dia melirik istrinya yang masih cemberut dan menggodanya, "Atau kamu sebenarnya takut aku akan jatuh miskin karena berhenti menjadi Kaisar Film?"
Bibir Xie Lian mengerut, "Aku tidak mempermasalahkan kamu menjadi miskin. Kita bisa menjalankan toko bersama."
Senyum Hua Cheng menyebar dan hatinya terasa hangat. Dia membayangkan skenario dalam otaknya, ketika dia membantu membuat tembikar dan istrinya akan berjaga di kasir. Pada siang hari, Xie Xi akan pulang dari sekolah bergabung membantu orangtuanya. Lalu diantara mereka, anak-anak kecil lainnya berlarian sambil tertawa. Itu benar-benar tidak buruk.
Hua Cheng tertawa, "Itu bagus, dengan tabunganku kita akan memperbesar tokomu."
Xie Lian tertegun dan mengangguk setuju, "Hm, baiklah." Dia melihat ke depan ketika mobil memasuki jalan besar mulus dan sepi, pohon-pohon willow tumbuh subur dan besar berjejer di seluruh pinggiran jalan. Di samping mereka, rumah-rumah besar berjejer tampak mewah dan elegan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] Pearl And Peanutes [Heavenly Official Blessing Modern AU]
FanfictionTittle : Pearl and Peanutes Written By : Chikakoo_ Original Novel By : Mo Xiang Tong Xiu Cover Illustration : Instagram/@Cloverbl Ini adalah fanfiction kedua saya dan saya masih menggunakan karakter Hua Cheng dan Xie Lian. Sebelum membaca, saya peri...