Chapter 19 : Tawaran

6.4K 1K 95
                                    

Suasana satu pria dan satu wanita itu sangat canggung satu sama lain. Banyue tidak bisa tidak merasa bersalah, dia membawa pihak lain ke sebuah kedai murah untuk mentraktirnya minum teh. Setelah beberapa saat, Banyue tidak tahan lagi dan bertanya, "Tuan Pei, kamu bilang kamu ingin mengaudisi Xie Xi. Apa itu artinya dia akan menjadi aktor?"

Pei Su yang terbiasa minum teh di kedai bintang lima dan kini memaksakan diri meminum segelas teh hambar demi memberi gadis di depannya wajah. Dia hanya melirik ketika Banyue bertanya, menjawab, "Benar."

Banyue menjadi berseri-seri, dia berpikir itu akan luar biasa. Xie Xi memang sangat tampan, meski dia masih SMP, tidak sedikit gadis seusianya yang mengidolakan sosoknya yang kokoh dan dingin. Namun mengingat kepribadian orang itu, kening Banyue sedikit mengerut, "Tapi Tuan Pei, aku rasa kamu akan kesulitan."

"Maksudmu?"

"Anak itu, Xie Xi. Aku pikir dia tidak akan tertarik menjadi seorang aktor. Terlebih kondisi ayah omeganya tidak terlalu baik. Menjadi aktor adalah pekerjaan yang sibuk, dia mungkin tidak akan setuju."

Pei Su merenungkan kata-katanya, berpikir itu memang sulit. Tapi pesona Xie Xi sudah menusuk matanya, membuatnya tidak mungkin melepaskan sasaran ini. Dia berani menjamin seribu persen dalam hatinya bahwa penulis novel Nona Yu juga  pasti menyetujui anak ini. Jadi Pei Su menolak menyerah sekarang.

"Umumnya anak-anak seusianya mengharapkan banyak pujian dan popularitas akan membuatnya bangga. Itu sudah umum terjadi, aku pikir dengan beberapa bujukan. Dia akan setuju." Kata Pei Su penuh keyakinan.

Tapi Banyue tidak berpikir demikian, namun dia enggan berbicara lebih.

Keduanya kemudian kembali ke stadium olahraga. Saat itu sudah sore dan pertandingan ganda putera telah berakhir. Seperti yang diharapkan, Xie Xi memperoleh juara pertama. Anak-anak tim Tennis sangat bahagia dengan pencapaian mereka, hanya tinggal satu hari pertempuran tunggal putera besok. Dan dengan kemenangan pertama ini, mereka yakin akan memperoleh hasil memuaskan pula besok.

Guru pendidikan jasmani membawa mereka ke restoran terdekat untuk perayaan sekaligus makan malam. Xie Xi juga ikut, namun wajahnya menunjukan kegelisahan. Luo Ru, gadis mungil dengan rambut ikal menghampirinya, bertanya sambil tertawa, "Apa yang membuatmu murung, juara?"

Xie Xi meliriknya acuh tak acuh, "Enyahlah."

Luo Ru tersedak marah, "Bisakah kamu lebih sopan terhadap gadis?"

"Kenapa aku harus.." Xie Xi mengangkat alis, detik kemudian dia melirik pada gedung stadium seolah mencari sesuatu, tidak menemukan objek yang dia cari, Xie Xi menghela napas.

Luo Ru memperhatikan, lalu teringat sesuatu, "Ayah omegamu sudah pulang? Bukankah beliau menonton pagi tadi?"

Pertanyaan itu sama seperti di kepala Xie Xi. Mulanya Xie Lian berjanji akan menonton sampai selesai, tapi siapa sangka bahkan sebelum jam makan siang. Ayahnya telah menghilang. Xie Lian bukan tipe orang yang mengingkari janji terlebih pada puteranya sendiri. Jadi Xie Xi tidak bisa menahan perasaan cemas, takut terjadi sesuatu pada ayahnya.

Xie Xi tidak punya ponsel, ketika dia meminjam ponsel Xiao Feng dan menelepon nomor ayahnya. Hanya ada dering panjang tanpa diangkat. Xie Xi semakin kacau, dia ingin menelepon Banyue tapi saat dia akan melakukannya. Gadis desa itu datang bersama seorang pria tampan.

Sebelumnya, Banyue dan Pei Su kembali ke stadium dan mendapati tempat itu sudah hampir kosong. Sudah hampir sore dan tidak ada satupun dari mereka yang makan siang. Jadi, Banyue yang masih menyimpan rasa bersalah membawa pria tampan itu ke kedai terdekat untuk makan.

Pei Su menyetujuinya begitu saja. Bagaimanapun dia tidak boleh pulang sebelum bertemu dengan anak itu.

Tapi siapa sangka ketika mereka tiba di kedai masakan China. Sebuah meja besar di kelilingi oleh anak-anak laki-laki, mereka semua makan dengan lahap kecuali satu orang. Banyue otomatis mengenali Xie Xi dan memanggilnya.

[BL] [END] Pearl And Peanutes [Heavenly Official Blessing Modern AU] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang