Sudut mulut Xie Lian berkedut, dia menatap pada pria tinggi yang sudah menghilang di depannya dengan emosi tinggi. Setelah beberapa saat, Xie Lian menghela napas, menenangkan diri. Hari panasnya akan datang beberapa hari lagi, mungkin itu yang membuatnya sedikit tidak bisa mengontrol emosinya. Dengan pikiran jernih, dia berjalan ke toilet untuk mengganti pakaiannya.
Hua Cheng datang terlambat, satu hari sebelumnya dia diberitahu Ling Wen bahwa kekasihnya ditugaskan di meja penerimaan. Satu meter dari ballroom, dia menepuk-nepuk pakaiannya, merapikan dasinya dan berjalan tegap ke pintu ballroom. Wajahnya sedikit memerah karena semangat, namun di mata semua orang, dia masih seperti pangeran dingin cacat ekspresi.
Hua Cheng membuat senyum sebaik mungkin. Tapi ketika melihat orang yang berjaga di meja penerimaan, ekspresinya runtuh seketika.
"Kenapa kamu disini?" Hua Cheng berkata dingin.
Shi Qing Xuan yang tidak tahu apa-apa tiba-tiba mendapatkan tatapan jijik dari seseorang tertentu, merengek menyedihkan, "Tuan Hua, memang kenapa jika aku disini? Aku sudah cukup tersiksa disini, sepupuku semuanya menikmati makanan enak dan kakakku yang jahat malah memintaku melakukan pekerjaan membosankan ini. Kamu datang malah menatapku seperti aku seorang kotoran. Ahh! Aku sial sekali!"
Hua Cheng, "........."
Hua Cheng berdehem, dia berbicara rendah, "Bukankah seharusnya kamu tidak sendiri?"
"Itu dia!" Shi Qing Xuan berseru, "Kakak ipar menugaskan seorang omega pria menemaniku disini, tapi siapa yang menyangka bahwa dia malah sakit beberapa saat lalu. Aku orang baik, oke? Aku tentu saja tidak bisa memaksanya untuk bekerja jadi aku memintanya pulang."
Mendengar bahwa kekasihnya sudah pulang. Hati Hua Cheng sakit dan kecewa. Dia sudah menantikan hari ini dalam seminggu terakhir, berlatih berbicara seolah-olah dia gadis yang akan menyatakan cinta, membeli seratus pakaian termahal di seluruh toko bermerek dan akhirnya malah mengenakan jas lamanya.
Tapi kekasihnya sudah pulang.
Hua Cheng berjalan ke dalam ballroom dengan murung, suasana hatinya membawa udara dingin di sekitar tempat itu. Membuat orang tidak berani mendekat padanya meski dalam jarak setengah meter.
Ming Yi yang baru saja dikepung wartawan berniat ingin istirahat di dalam sambil memakan beberapa snack. Tapi ketika melihat Hua Cheng, dia tahu bahwa dia harus menenangkan singa ganas ini terlebih dahulu.
"Apa tidak berjalan lancar? Kalian sudah bertemu?"
Hua Cheng menggertakan gigi, tangannya tanpa sadar mematahkan gagang cangkir kaca.
Ming Yi, "........"
"Dia sudah pulang."
"........" Ming Yi melihat sekitar dan menatap pada sepasang pengantin yang kini berdiri di pelaminan sembari berfoto ria. Dia kemudian menghibur, "Sepertinya acara lempar bunga itu belum dimulai? Kamu setidaknya harus pergi mendapatkannya."
Hua Cheng tertarik, dia menoleh. "Benar juga."
Suara-suara ribut datang dari pintu masuk. Atensi semua orang teralih, beberapa orang yang duduk di kursi mereka spontan berdiri dengan sikap hormat.
"Jun Wu tiba." Ming Yi berbisik.
Pria di tengah kerumunan itu sangat tampan, tubuhnya tinggi dengan wajah tegas dan maskulin. Setiap bagian dari dirinya tampak sempurna. Ada sedikit keagresifan dan wibawa yang mendominasi ketika melihat orang itu.
Hua Cheng mengetahui orang itu, tapi tidak bisa disebut mengenalnya. Keluarga Jun memiliki kekuasaan yang besar di China, meskipun mereka sama sekali tidak bergerak di bidang industri hiburan. Tapi mereka tetap memiliki peran untuk industri ini. Contohnya saja HL Entertainment, tempat bernaung Hua Cheng dan Ling Wen. Gedung perusahaan mewah HL Entertainment ada campur tangan dari bisnis properti milik Keluarga Jun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] Pearl And Peanutes [Heavenly Official Blessing Modern AU]
Fiksi PenggemarTittle : Pearl and Peanutes Written By : Chikakoo_ Original Novel By : Mo Xiang Tong Xiu Cover Illustration : Instagram/@Cloverbl Ini adalah fanfiction kedua saya dan saya masih menggunakan karakter Hua Cheng dan Xie Lian. Sebelum membaca, saya peri...