Bahkan Hua Cheng tidak menyangka bahwa anak ini memiliki sifat permusuhan yang begitu kuat. Dia tidak tahu apa sebabnya, tapi ketika makan malam penutup itu dimulai. Hua Cheng sedikit demi sedikit mengerti. Sama sepertinya, Xie Xi memiliki sifat protektif yang sangat kuat terhadap Xie Lian.
Hanya tebakan. Mungkin kondisi kesehatan Xie Lian ditambah tidak adanya alfa yang menemaninya, membuat puteranya secara tidak sadar menggantikan peran itu. Perhitungan Hua Cheng sebelumnya adalah mendekati Xie Lian terlebih dahulu dan mendapat izin puteranya. Siapa sangka, anak yang dia pikir tidak berdaya malah menjadi tembok terbesar dalam keberlangsungan kisah cintanya.
Hua Cheng menyesali sikap naifnya.
Makan malam itu sunyi, sesekali Xie Lian memecah suasana dengan beberapa candaan. Xie Xi akan menanggapi dan ikut tertawa, tapi ketika Hua Cheng ingin berbicara. Anak itu akan melemparkan pisau melalui tatapannya. Kemudian atmosfer kembali sunyi.
Setelah hampir sepuluh menit. Xie Xi tiba-tiba berbicara dengan tangan menuang mayonais di atas salad, "Bukankah artis adalah pekerjaan yang sibuk, kenapa seorang Kaisar Film malah begitu luang?"
Hua Cheng menangkap nada sarkasme dari ucapan Xie Xi, dia menjawab, "Manusia perlu istirahat, seorang aktor juga memerlukan libur beberapa hari setelah syuting panjang."
"San Lang baru saja menyelesaikan film?"
Mendengar babanya yang paling dia cintai memanggil orang lain dengan sebutan "San Lang" membuat Xie Xi menggerutu, hampir meledak.
Hua Cheng mengangguk, "Aku baru kembali dari New York dua minggu lalu untuk syuting film Hollywood."
"Kapan filmmu dirilis?"
Hua Cheng menjawab, "Mungkin satu bulan lagi. Sekarang film itu sedang dalam tahap produksi."
Xie Lian menoleh pada Xie Xi, berkata antusias, "Ketika saat itu tiba, ayo menonton bersama Xixi."
Sebenarnya Xie Xi tidak tertarik sama sekali, meskipun film yang dimainkan oleh Kaisar Film selalu menjadi trending dan memuncaki box office. Jika dia sudah membenci aktornya, tidak ada alasan untuk menonton. Akan tetapi, melihat betapa bersemangatnya ayahnya, Xie Xi tidak tega menolak, dia menjawab samar, "Hm."
Makan malam itu berakhir. Xie Xi memperhatikan gerak-gerik Hua Cheng setiap saat. Pria ini selalu memperhatikan babanya, seolah-olah ada lem di matanya. Namun, Xie Xi tidak akan menyimpulkan langsung bahwa dia tertarik pada ayahnya. Mereka miskin, meskipun babanya sangat tampan dan cantik, masa lalunya yang hamil diluar nikah membuat beberapa alfa berpikir dua kali untuk mendekatinya.
Lalu sebenarnya apa tujuan orang ini? Xie Xi entah bagaimana mulai mengaitkannya dengan keluarga Jun. Memikirkan ini, Xie Xi menjadi lebih waspada.
Xie Xi tidak membiarkan Xie Lian mengantar kepergian Hua Cheng. Dia meminta Xie Lian langsung beristirahat dan membawanya ke kamar dengan ganti dia yang mengantar Hua Cheng ke halaman parkir.
Xie Xi melihat Hua Cheng yang sedang mengenakan sepatu, mendekatinya, "Aku akan mengantarmu ke bawah."
"Tidak perlu." Wajah Hua Cheng sudah kembali seperti biasa, dingin dan acuh tak acuh.
"Baba mengajarkanku untuk selalu mengantarkan tamu," kata Xie Xi kemudian dia membukakan pintu.
Keduanya berjalan dalam sunyi, tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Ketika lift mencapai lantai pertama, Xie Xi tiba-tiba bertanya, "Apa hubunganmu dengan baba?"
Biasanya Hua Cheng akan menjawab bukan urusanmu! Tapi mengingat hubungan dia dan Xie Xi, dia memutuskan untuk berterus terang, "Aku menyukai babamu."
"Kamu membual." Xie Xi tidak percaya, "Seorang aktor super terkenal menyukai pembuat gelas.. Seperti judul film saja. Jangan bilang kamu sebenarnya berpura-pura menjadi klien hanya untuk mendekatinya. Katakan yang sebenarnya!"
Hua Cheng berhenti melangkah, dia membalik tubuh dan menghadap Xie Xi, "Aku tidak bercanda. Aku menyukai baba–mu dan aku memang menjadi kliennya untuk mendekatinya."
"Berhenti berpura-pura." Xie Xi masih tidak terima, "Tidak ada untungnya kamu menyukai baba, kami miskin. Dia bahkan sudah ditandai. Tidak mungkin kamu menyukainya kecuali dengan maksud tertentu" Mata Xie Xi menyipit, ketika dia melanjutkan, "....Kecuali kamu berhubungan dengan keluarga Jun."
"Keluarga Jun?" Hua Cheng tiba-tiba menjadi bingung, "Apa hubungannya Xie Lian dengan keluarga Jun."
Melihat orang di depannya tampak tidak tahu apapun. Xie Xi juga bingung, dia tidak percaya, "Tidak mungkin.. Kamu tidak tahu?"
Hua Cheng merasa bahwa banyak hal yang tidak dia ketahui, dia mendekat bertanya dengan nada mendesak, "Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa keluarga Jun ada hubungannya dengan kalian?!"
Xie Xi mengelak, dia lantas menatap Hua Cheng dengan tatapan rumit, "Jika kamu memang bukan suruhan keluarga Jun, lalu apa alasanmu mendekati baba? Kamu tidak mungkin langsung menyukainya begitu saja.. Pasti ada alasannya!"
"Memang ada alasannya." Hua Cheng menjawab, "Tapi tidak akan kuberitahukan padamu."
Xie Xi, "........"
"Satu hal yang pasti, aku mencintai ayahmu dengan tulus. Tidak ada hubungannya dengan siapapun." Dia menatap Xie Xi, matanya seolah memancarkan kilat setajam pedang, "Dan tidak ada siapapun yang bisa menghalangiku, bahkan jika itu kamu."
Tepat saat dia menyelesaikan kalimatnya, Hua Cheng mengacak rambut Xie Xi, berbalik dan pergi. Xie Xi terdiam, masih ada sisa ketakutan ketika melihat mata menakutkan itu. Bahu Xie Xi bergetar, dia tidak menyadari matanya memerah dan sudut matanya basah. Hatinya sakit dan dia diliputi kegelisahan yang kuat. Seperti seorang bayi yang tiba-tiba mainan favoritnya direnggut. Xie Xi memiliki perasaan yang sama.
Dia memikirkan hal menakutkan. Babanya akan direbut orang itu.
Ketika sosok Hua Cheng akan menghilang dibalik pintu mobilnya, Xie Xi dengan bahu bergetar, berteriak, "KAMU BRENGSEK! LANGKAHI DULU MAYATKU JIKA KAMU MAU MENDEKATI AYAHKU!"
Hua Cheng mendengar itu, bibir dan alisnya seketika berkedut tidak terkendali. Andai anak itu bukan darah dagingnya, dia berpikir untuk membuangnya ke laut untuk jadi makanan ikan.
Sesampainya di rumah. Ming Yi duduk di sofa dengan wajah penuh garis-garis gelap. Dia menatap Hua Cheng dan bersiap mengambil pisau untuk membunuh orang itu. Beruntungnya, dia masih memiliki jejak kewarasan yang tersisa.
Dia menggertakan gigi, "Darimana saja kamu? Rapat hampir kacau karena investor utamanya menghilang! Tidak bisakah kamu berhenti melemparkan pekerjaan menyusahkan ini padaku! Andai ayahku tidak memiliki hutang budi pada keluargamu! Aku lebih baik bunuh diri daripada menjadi asistenmu sialan!"
"Tenang, tenang."
Ming Yi yang diminta tenang, memiliki urat kebiruan menyembul di leher dan dahinya.
"Aku pergi menemui Xie Lian, untuk pertama kalinya. Aku makan malam bersama istri dan anakku. Bagaimana bisa aku melewatkan semua itu? Ming Yi, Aku sudah menantikan ini selama dua belas tahun." Dengan keahlian akting kelas satu, Kaisar Film berbicara lirih, seolah semua kata-kata itu menyimpan kepedihan tersembunyi.
Ming Yi berpikir itu masuk akal dan tergerak, "Jadi kamu sudah bertemu puteramu."
"Benar." Hua Cheng mengeluarkan plastik sampel berukuran kecil dari saku celananya dan memberikannya pada Ming Yi, "Bawa ini ke rumah sakit untuk tes paternitas."
"Bahkan tugas ini kamu berikan padaku.."
"Ini demi masa depanku!" Hua Cheng menyela keras.
Ming Yi, "......"
Raut wajah Hua Cheng tiba-tiba berubah serius, dia merendahkan suaranya, "Dan, ada satu hal yang perlu kamu selidiki."
Ming Yi, "Apa itu?"
"Cari informasi omega bernama Xie Lian di keluarga Jun."
Bersambung....
Last update: 11/01/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] Pearl And Peanutes [Heavenly Official Blessing Modern AU]
FanficTittle : Pearl and Peanutes Written By : Chikakoo_ Original Novel By : Mo Xiang Tong Xiu Cover Illustration : Instagram/@Cloverbl Ini adalah fanfiction kedua saya dan saya masih menggunakan karakter Hua Cheng dan Xie Lian. Sebelum membaca, saya peri...