Luka yang lekas membaik adalah luka fisik.
👟👟👟
Seminggu sudah Devan berada di rumah sakit. Kini, keadaannya telah membaik dan diizinkan pulang oleh dokter. Bahkan, lelaki itu sudah siap untuk bekerja kembali. Ia merasa kasihan dengan kakaknya yang harus menggantikannya. Tapi, mungkin ada alasan lain di hati Devan.
"Udah mau jalan, Van? Apa sebaiknya kamu nggak usah berangkat dulu." Suara itu berasal dari wanita paruh baya yang menatap putra keduanya khawatir.
"Nggak papa, Ma. Devan udah baik-baik aja, kok," ujar Devan dengan yakin.
"Yaudah, deh! Palingan juga nanti kalo ketemu Alysa udah sembuh," goda Sera yang membuat putranya tersenyum malu.
"Itu tahu. Yaudah, Devan berangkat, Ma," pamit lelaki itu sembari mencium tangan ibunya.
"Iya, hati-hati. Oh ya, nanti jangan pulang telat! Kan ada acara birthday party tunangan kakakmu!" teriak Sera yang diangguki oleh Devan.
Devan pergi dengan gembira pagi ini. Mobilnya tak langsung melaju menuju kantor, tapi ia akan pergi ke rumah Alysa dulu. Sudah beberapa hari belakangan ia tak bertemu dengan gadisnya.
Senyum Devan langsung merekah, ketika melihat gadisnya baru saja keluar dari rumah. Dengan sang ibu tentunya. Tangan Devan melambai. Seakan tahu kode dari Devan, Alysa langsung masuk ke mobil lelaki itu.
"Kok udah masuk?" tanya Alysa dengan nada tak sukanya.
"Loh, kenapa? Nggak suka, ya kalo aku masuk?" tanya Devan balik.
"Bukan gitu! 'Kan kemarin kamu baru pulang, masa langsung kerja. 'Kan kamu masih belum pulih beneran, Van," rajuk gadis itu.
Devan terkekeh. Lelaki itu meraih tangan gadisnya, lalu digenggamnya. Gadis itu langsung menatap Devan balik. Saat itu, salah satu tangan Devan membelai pipi gadisnya.
"Kamu tahu kenapa aku masuk?" tanya Devan yang dijawab gelengan oleh Alysa.
"Karena cuma kamu yang bisa bikin aku sembuh. Obat dokter semahal apapun kalo hidup aku tanpa kamu itu terasa sakit, Al," goda Devan. Alysa langsung tersenyum malu. Gadis itu langsung mencubit pinggang Devan.
"Gombal mulu, sih!" geram Alysa.
"Ih! Aku serius! Asal kamu tahu, luka yang lekas pulih itu hanya luka fisik. Aku nggak akan ngerasain sakit yang paling sakit kalo kamu ada. So, don't leave me! Aku cuma nggak siap buat sakit hati," ujar Devan yang membuat hati Alysa terenyuh.
"Udah, ah! Ayo berangkat, nanti telat!" suruh Alysa.
Mau tak mau Devan harus menurut. Lagipula tak baik pula berlama-lamaan diam seperti ini. Apalagi di depan rumah gadisnya. Ia takut dikira berbuat yang macam-macam. Ia hanya tak ingin nama Alysa dan keluarganya rusak.
👟
Devan dibuat pusing hari ini. Kepalanya masih sangat pening. Apalagi dengan Rafa yang tak masuk hari ini. Devan ingin segera mendapat laporan keuangan bulan lalu. Lelaki itu banyak mendecak dan tak mau berbagi masalahnya.
"Kenapa, sih, Van?" tanya Rega yang sedari tadi berada di ruangan lelaki itu.
"Gue bingung. Pusing kepala gue! Sebel gue sama manager keuangan lo itu!" damprat Devan yang tampaknya sudah diujung asanya.
"Yaudah, deh! Nanti gue bantu mintain ke Rafa. Tapi, katanya dia lagi ke luar negeri gitu. Ya gampang, lah. Nanti gue cariin pengganti sementara," ujar Rega demi menghibur bosnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rentang Waktu [END]
Romance[ABIMANYU'S SERIES BOOK II] -Rentang Waktu- Mengisahkan tentang penyesalan seorang Devan selama 7 tahun lamanya karena memiliki keterikatan janji bodoh dengan Ayahnya. Lelaki pengecut yang mencampakkan gadis 7 tahun tercintanya hanya karena mimpi me...