6x5

546 35 10
                                    

Bukan perkara hitam ataupun putih,

👟👟👟

"Yash! I got it!" pekik lelaki dengan segala video dan beberapa berkas yang didapatnya. Lelaki itu lega karena pekerjaannya selesai, bahkan lelaki itu tak menyangka akan selesai secepat ini. Lelaki  itu menahan tawanya kepada wanita bodoh yang terpengaruh olehnya.

"Halo, Bos!" sapa lelaki itu dalam telefon.

"Beres Bos, ini udah selesai. Barang bukti udah di tangan, tinggal tunggu tanggal mainnya aja," ujar lelaki itu penuh senyum.

"Ok, Bos! Segera!" ucap lelaki itu sebelum memutus sambungannya.

Lelaki itu langsung pergi dengan mobilnya. Ia bersama barang bukti itu akan pergi bertemu dengan lelaki yang dipanggil 'Bos' tadi.

Wanita itu tak sadarkan diri di club malam ini. Sesuai dengan rencana, lelaki akan mendekatinya. Lelaki itu langsung membawa wanita itu menuju ke sebuah kamar yang memang sudah dipesan.

"Eughh! Devan! Aku nggak mau pertunangan kita batal," rancau Mysha.

"Maaf ya, Mysha. Tapi, saya harus melakukan ini," ujar Jerry, lelaki yang disuruh Devan untuk mencari bukti.

Eksekusi pun dimulai. Jerry melakukannya sekaligus akan menanyai apapun yang bisa ia jadikan bukti. Apalagi wanita itu mabuk berat dan tanpa disangka, wanita itu merancau terlebih dulu. Sebelum pertanyaan itu muncul, wanita itu sudah mengatakan semuanya. Tanpa pikir panjang, Jerry segera merekamnya.

"Semuanya ada di gue, Van! Lo bakal bangkrut kalo nggak nikah sama gue, haha..." rancau wanita itu sambil menarik kerah Jerry.

"Dan lo nggak akan pernah tahu dimana gue simpen barang bukti kalo keluarga gue udah ambil uang dan korupsi di perusahaan lo selama tiga bulan ini. Dan lo nggak akan pernah dapet buktinya, Van," rancaunya lagi, kali ini ia tertawa lepas.

"Asal lo tahu, Van. Gue simpen itu di lemari berkas-berkas gue. Dan itu adalah tempat yang nggak mungkin lo kunjungi."

Jerry tersenyum penuh arti. Ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat wanita bodoh ini menjelaskan semua. Setelah wanita itu selesai dengan rancauannya dan mulai tertidur, itu waktu yang tepat bagi Jerry untuk pergi ke kantor itu.

Devan tersenyum atas kedatangan Jerry bersama barang buktinya. Lelaki itu sudah tak sabar untuk melaporkan ke pihak berwajib.

"Terus, rencana lo apa, Dev?" tanya Jerry, sementara Devan hanya tersenyum saja.

"Anniversary perusahaan! Gue akan mempermalukan mereka di depan semua orang," ujar lelaki itu bahagia.

"Bukannya itu masih dua hari lagi? Kenapa nggak sekarang aja, Dev? Lagipula lo udah dapat bukti yang lengkap, 'kan?" saran Jerry yang tampak khawatir jika wanita ular itu curiga.

"Lo tenang aja. Gue bakal handle semuanya. Gue makasih banget sama lo, Jer. Dan sebagai gantinya, lo terima ini, ya," ujar Devan sembari memberikan amplop cokelat itu pada Jerry.

"Seharusnya lo nggak perlu ngelakuin ini. Gue ini temen lo, Dev," ujar Jerry. Devan tersenyum, lalu lelaki itu memaksa Jerry untuk menerimanya.

Rentang Waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang