Biarin gue cuma kaum XL tapi prioritas daripada lo kaum Telkomsel tapi terbatas,
👟👟👟
Alysa berulang kali menguap, tapi hatinya tak memperkenankan untuk menutup matanya. Ia harus berjaga demi Devan. Memang tadi Sera sudah menyuruhnya pulang, tapi Alysa tak mau. Ia berpikir jika ini masih salahnya.
"Kalo ngantuk tidur aja! Aku udah nggak papa kalo kamu tinggal tidur, asal masih ada kamu di sini," ujar Devan yang membuat Alysa tersentak. Pasalnya, lelaki itu tadi masih tertidur tenang di ranjangnya.
Tak ingin mengiyakan perkataan Devan, gadis itu malah mengerutkan dahinya heran. Masih terpintas di otaknya kapan Devan bangun dari tidurnya.
"Kok ngelihatin kayak gitu? Atau mau tidur di samping aku? Sini, aku nggak keberatan berbagi sama kamu," goda Devan yang dihadiahi cubitan oleh Alysa.
"Mulai mesum, deh!" ketus Alysa yang kesal akan perkataan Devan. Bukannya ia ingin marah, tapi hal itu membuatnya malu. Ia tak suka, pipinya sangat panas sekarang.
"Yaudah. Tidur, gih! Di sofa aja agak longgar, jangan di sini! Aku nggak mau badan kamu sakit," ujar Devan serius. Alysa langsung mengangguk. Gadis itu langsung berbaring di atas sofa. Benar jika ia sangat mengantuk. Pasalnya baru saja berbaring, ia sudah mengarungi alam mimpinya.
Devan tersenyum melihat tingkah lucu Alysa. Gadis itu selalu membuat Devan bahagia. Dan ia akan menjadikan gadis itu sumber kebahagiaan sepenuhnya.
👟
Devan terbangun dari tidurnya. Namun, pemandangan pertama yang ia lihat membuatnya muak. Devan membuang mukanya, melihat ke arah sofa. Namun, apa yang dia inginkan tak ada di sana.
"Pasti lo, 'kan yang udah ngusir Alysa?!" tuduh Devan sembari menunjuk kearah Mysha.
"Ih! Nggak kali! Aku ke sini tadi udah nggak ada siapa-siapa," ucap Mysha dengan angkuh.
"Jangan bohong! Alysa nggak bakal pergi gitu aja! Dia bakal pamit ke gue kalo mau kemana-mana!" ujar Devan ngotot.
Mysha menghela napasnya. Sebegitukah Devan tak mempercayainya.
"Nggak kok, Van. Mysha nggak bohong. Tadi Papa yang suruh sekretaris kamu pulang. Dia harus masuk kerja hari ini," ujar seorang pria paruh baya yang baru saja masuk ruangannya.
"Halo, Om! Gimana kabarnya, Om? Mysha udah lama nggak ketemu Om, loh!" ujar Mysha ramah. Sementara, Devan hanya menggerutu dalam batinnya.
"Dasar penjilat!" gumam Devan lirih.
"Baik, kok. Kamu sendiri? Gimana kabar opa kamu? Udah kangen pengen berbisnis lagi sama keluarga kamu," ucap Rudi dengan asyiknya.
"Mysha baik-baik aja kok, Om. Kalau opa, opa juga baik-baik aja," balas wanita sejuta rupa itu.
"Em, kalian lanjut ngobrol, deh! Om titip Devan sampai mamanya dateng, ya! Om mau meeting pagi ini," ujar Rudi dengan ramah.
"Iya, Om," balas Mysha.
Rasanya Devan ingin mengumpat kepada ayahnya. Ayahnya itu tak mengerti sekali perasaannya. Ia tak ingin Mysha, tapi ia ingin Alysa. Benar-benar ayahnya hanya memiliki otak bisnis saja. Devan benar-benar muak.
Tak lama, sarapan Devan tiba. Mysha memekik kegirangan. Ini salah satu kesempatannya untuk kembali dekat dengan Devan.
"Aku suapin, ya, Van!" tawar gadis itu dengan girang.
Devan menggeleng kuat. Namun, bukan Mysha jika tak nekat. Wanita itu mengarahkan sesuap bubur ke mulut pria yang dicintainya itu. Namun, lelaki di depannya itu menampik sendok yang diarahkan Mysha ke mulutnya dengan paksa.
"Gue bilang nggak ya nggak!" teriak Devan. Mysha tetap tersenyum. Gadis itu tak ingin menangis.
"Heh! Kamu keluar sana! Biar saya yang menyuapi anak saya!" usir wanita yang baru saja masuk ke dalam ruangan Devan.
Mysha memandang kesal wanita yang baru masuk itu. Mysha langsung lari meninggalkan rumah sakit. Ia tak pernah memikirkan jika akan ditolak seperti ini.
"Maaf, Mama telat," ujar Sera.
"Nggak papa, Ma. Mama datang di waktu yang tepat, kok," balas Devan diakhiri kekehan.
👟
Alysa sama sekali tak bisa konsentrasi. Pikirannya terlalu terbagi. Otaknya berada di sini untuk mengerjakan tugasnya sebagai sekretaris. Tapi, hatinya masih tertinggal di rumah sakit.
"Heh! Ngelamun aja lo! Pasti lagi mikirin pak Devan, ya?" goda Rega yang baru saja bergabung ke meja Alysa. Saat ini adalah waktu istirahat.
"Ih, nggak lah! Orang gue lagi mikir cara biar gue nggak canggung sama pak Daffin. Malu! Kemarin gue ketemu di rumah sakit," keluh Alysa pada Rega. Rega yang mendengar hanya tertawa.
"Ya biasa aja kali! Pak Daffin itu orangnya emang dingin, tapi kalo kerjaan lo santai aja. Dia nggak sebercanda pacar lo kok," goda Rega lagi.
"Ngejek mulu lo! Makan, gih!" ujar Alysa yang tak tahu lagi harus menahan malu seperti apa lagi.
Disela kegiatan makan siang mereka. Seseorang dengan sengaja menarik Alysa ke belakang. Saat berbalik melihat orang itu, Alysa dibuat terkejut.
"Mau apa lo?" tanya Alysa.
"Nggak usah banyak tanya, deh! Ikut gue sekarang!" perintah Mysha. Wanita itu menatap Alysa tak suka.
"Gue nggak mau!" tolak Alysa dengan tetap memakan makannya.
Mysha mendengus kesal. Gadis itu menarik paksa Alysa pergi dari area kantin. Rega hanya bisa melihat. Ia tahu seberapa keras kepala sepupunya itu.
Setelah keduanya berada jauh dari area kantor. Barulah Mysha mengatakan apa yang menjadi tujuannya.
"Heh! Lo tahu posisi lo, kan!? Gue peringatin sekali lagi, deh. Nggak usah deketin Devan lagi. Toh, dari cara om Rudi ngusir lo pagi tadi, gue yakin om Rudi nggak suka sama lo," ujar Mysha dengan angkuh. Memang, hanyalah Rudi yang menerima Mysha di keluarga Abimanyu itu.
"Nggak mau! Lo siapa nyuruh gue?"
"Gue Mysha! Gue adalah orang terpenting bagi keluarga Abimanyu, bagi Devan!" ucap Mysha dengan angkuh lagi. Hal itu membuat Alysa tertawa. Kali ini, Alysa tak bisa terima jika miliknya diakui orang lain.
"Asal lo tahu, ya! Yang namanya terpenting itu prioritas, nomor satu. Tapi, apa? Apa lo diterima sama anggota keluarga lain? Dan yang paling penting, apa Devan terima lo? Gue sadar kok gue siapa. Walaupun gue kaum kelas bawah tapi gue tetep prioritas buat Devan, tapi lo? Lo yang termasuk kaum high-class malah dicampakkan sama Devan. Apa itu yang lo sebut prioritas?" ujar Alysa yang membuat Mysha menelan ludahnya.
Mysha menggeram. Gadis itu mengepalkan tangan menahan amarah. Setelahnya, ia langsung pergi. Ia kalah telak. Hanya Rudi yang peduli dengannya dan itu saja berkaitan dengan bisnis. Mysha malu.
👟👟👟
Yang mau author update, comment ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Rentang Waktu [END]
Romance[ABIMANYU'S SERIES BOOK II] -Rentang Waktu- Mengisahkan tentang penyesalan seorang Devan selama 7 tahun lamanya karena memiliki keterikatan janji bodoh dengan Ayahnya. Lelaki pengecut yang mencampakkan gadis 7 tahun tercintanya hanya karena mimpi me...