Seekor kumbang tak mungkin hanya menyukai satu bunga saja,
👟👟👟
Langkah kaki yang gontai dengan keadaan tubuh yang masih belum pulih, tak membuat Devan patah semangat. Sekitar tiga bulan dia koma di rumah sakit karena kecelakaan yang menimpanya sungguh membuatnya benar-benar terbaring lemah.
"Lepasin Devan, Ma!" Lelaki itu memberontak. Keinginannya untuk menemui Alysa semakin kuat setelah mengingat ucapan sang ibu tiga bulan lalu.
"Tapi kamu masih lemah! Kamu tiduran dulu, ya!" sangkal Sera. Devan tetaplah Devan. Seburuk apapun dirinya sekarang, jika ia memiliki satu keinginan tak ada yang bisa menghalanginya.
"Devan, kamu masih sakit. Kamu di sini aja, ya. Aku bakal rawat kamu sampai sembuh, kok," bujuk Mysha yang diacuhkan oleh Devan. Lelaki itu berlari walau kakinya masih sedikit pincang.
"Taksi!" panggil Devan. Tentu saja, taksi itu berhenti. Di dalam taksi, lelaki itu segera memesan tiket penerbangan untuknya. Ia beruntung karena dompet dan ponselnya tak tertinggal.
Namun, belum sampai tujuannya, sebuah mobil menghadang dari depan. Devan sangat mengenal mobil itu. Itu adalah mobil milik sahabatnya sendiri, Radit.
"Ini uangnya, Pak! Kembaliannya ambil aja," ujar Devan sembari memberikan beberapa lembaran uang pada sopir taksi itu.
"Mau apa, sih, Dit? Mau kayak yang lain, ngehalangin apa yang gue mau. Iya?" semprot Devan.
"Lo salah, Van. Gue ngerti keinginan lo, bahkan perasaan lo. Tapi, apa yang lo lakuin ini salah. Bukan gini caranya. Bikin seseorang yang bikin lo tahu semuanya khawatir. Lo nggak pernah ngerti perasaan Mama lo, Van," ujar Radit panjang lebar.
Devan mendecak. "Terus mau lo apa?" tanya Devan tak suka.
"Pulang sekarang! Perginya dua hari lagi, gue temenin," ujar Radit. Devan mendengus kesal. Mau tak mau lelaki itu harus menuruti ucapan Radit. Ia hanya tak ingin membuat ibunya khawatir.
👟
Surabaya,
Dua bulan menjalin hubungan membuat Alysa bisa melupakan masa lalunya. Bukannya ia menjadikan Rega hanya sebagai pelampiasan, ia juga mencintai Rega sama seperti ia mencintai Devan dulu.
Makan malam berdua setelah bekerja seharian adalah rutinitas baru Alysa dua bulan terakhir ini. Gadis itu bukan berniat untuk menghianati Devan, tetapi gadis itu juga punya alasan untuk melanjutkan hidup. Gadis itu yakin jika Devan tak akan pernah kembali padanya lagi. Dinding besar dan tinggi telah membentengi hubungannya dengan Devan.
"Sayang, kamu kenapa? Kok ngelamun gitu. Nggak suka sama makanannya, ya? Atau udah bosen?" cerocos Rega. Alysa langsung menggeleng.
"Enak, kok. Cuma keinget sama Ibu di rumah. Ini juga udah malem, Ga. Kita pulang aja, yuk!" ajak Alysa. Rega tersenyum.
"Ok! Kasihan banget, sih! Pasti capek, ya," ujar Rega sembari mengacak rambut kekasihnya gemas.
"Ih! Jangan diberantakin! Nanti jelek tahu!" protes Alysa sembari mengerucutkan bibirnya. Sementara, Rega hanya bisa tertawa melihat tingkah lucu Alysa.
"Yaudah, pulang yuk!" ajak Rega sembari menarik tangan Alysa keluar. Malam ini, hanya canda tawa bahagia yang menghiasi. Rega bahagia ketika ia berhasil menjadi kekasih yang baik bagi Alysa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rentang Waktu [END]
Romance[ABIMANYU'S SERIES BOOK II] -Rentang Waktu- Mengisahkan tentang penyesalan seorang Devan selama 7 tahun lamanya karena memiliki keterikatan janji bodoh dengan Ayahnya. Lelaki pengecut yang mencampakkan gadis 7 tahun tercintanya hanya karena mimpi me...