6x6

561 30 2
                                    

Menuju pada ujung yang tak berujung,

👟👟👟

Gadis dengan balutan gaun santainya langsung mengamit lengan lelaki dengan setelan casual seperti dirinya. Warna senada yang mereka kenakan cukup membuat orang-orang yang menggunakan lift sama dengan keduanya terus memandang.

"Kamu siap buat liburan dan bersenang-senang sama aku hari ini?" tanya Devan dengan manisnya. Gadis itu hanya mengangguk dan tersenyum.

"Aku akan selalu siap, Pangeranku," ujar Alysa dengan senyum yang tiada henti.

"Maaf, ya cuma ngajak kamu ke pantai di Jakarta aja," ujar Devan dengan penuh rasa bersalah di hatinya. Memang rencananya terlalu mendadak.

"Nggak papa, asalkan sama kamu, aku akan selalu bahagia," ujar Alysa sembari menggenggam tangan Devan dan menyandarkan kepalanya di bahu Devan.

"Udah pinter gombal, ya sekarang!" ujar Devan sembari mengacak rambut Alysa gemas.

Canda dan tawa menghiasi keduanya. Tujuan Devan hanya satu, hari ini mereka harus bahagia. Apapun akan Devan lakukan demi Alysanya.

**

Cuaca kali ini tidak terlalu panas, walaupun hari sudah menjelang siang. Sinar matahari hari ini tak semenyengat hari biasa. Devan tersenyum, berarti Tuhan mendukung rencananya.

"Sayang, minum kelapa di sana, yuk! Haus banget, nih! Capek juga dari tadi cuma main air," ujar Devan. Alysa mengangguk. Lagipula ia sudah merasa lapar juga.

Devan menarik kursi untuk Alysa duduk. Lelaki itu langsung menuju ke sang penjual setelah Alysa duduk di kursinya.

"Kamu laper nggak?" tanya Devan yang kini sudah duduk di samping Alysa. Alysa langsung mengangguk.

"Banget malah," keluh gadis itu.

"Ok. Aku beli seafood aja, ya? Kamu nggak ada alergi apapun, 'kan?" tanya Devan memastikan. Alysa menggeleng, ia merasa tak alergi dengan segala jenis makanan.

"Yaudah, kamu tunggu sini. Aku mau pesan dari tempat itu. Kata Radit, di sana paling enak seafood-nya," ujar Devan, lalu meninggalkan Alysa sendiri.

Gadis itu menggoyang-goyangkan kakinya di atas pasir. Gadis itu langsung menyeruput es kelapanya, ketika pesanannya sudah datang. Ia sangat haus, sungguh.

"Udah?" tanya Alysa saat Devan sudah berada di depannya. Devan hanya mengangguk.

"Nanti dianter ke sini. Selain itu, mau apa lagi? Biar aku pesenin sekalian," tawarnya. Alysa menggeleng. Baginya, semua itu sudah cukup.

👟

Hari sudah mulai sore, dua sejoli itu memutuskan untuk menikmati sunset sebelum keduanya akan bersepeda mengelilingi pantai.

Alysa menyenderkan kepalanya di bahu Devan, keduanya dapat merasakan betapa dingin hamparan ombak yang menerpa. Namun, keduanya tak peduli, mereka hanya ingin melihat sunset saja.

"Van, abis ini kamu beneran ngajak aku sepedaan keliling pantai, 'kan? Aku seumur-umur belum pernah loh, Van," ujar gadis itu sedikit manja.

Rentang Waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang