18:00

605 38 7
                                    

Lucu ya, kisah cinta kita berhujung terpisahkan oleh jalan tol,

👟👟👟

3 bulan kemudian,

Devan harus meninggalkan tanah kelahirannya kembali. Lelaki itu akan mengurus cabang di Surabaya. Bukan suatu permintaan semata oleh Rudi, tapi ini juga keinginannya. Lelaki itu tak mau menyakiti adiknya lebih jauh. Jelas ini salahnya.

"Sonia? Tolong atur lagi jadwal saya. Saya harus kembali ke Jakarta segera," ujar Devan.

"Baik, Pak." Sonia mengerti. Sekretaris Devan itu langsung pergi meninggalkan ruangan lelaki itu.

Alasan lelaki itu pulang adalah permintaan dari ayahnya. Entah apa yang akan dikatakan sang ayah padanya kali ini.

Tangan lelaki itu meraih ponselnya. Lelaki itu tak ingin kehabisan tiket pesawat untuk penerbangannya nanti malam.

Devan, lelaki itu mengambil jasnya. Tampaknya ia akan bersiap pergi ke Malang untuk meeting sebelum dirinya melakukan penerbangan. Namun, sebelum itu ia akan makan siang terlebih dahulu.

"Pak! Saya mau makan di kafe itu dulu," ujar Devan pada sopirnya. Ya, setengah jam lalu Devan sudah berada di dalam mobilnya.

Mobil sudah terparkir, lelaki itu langsung masuk ke dalamnya. Memilih tempat dan memesan makanannya segera. Tak lupa ia membeli makanan yang dibungkus untuk diberikan pada sopirnya.

Memang sudah takdir Tuhan, Alysa juga berada di kafe itu. Sayangnya hanya Alysa yang melihat Devan tanpa Devan tahu jika ia juga berada di tempat yang sama. Terkejut, hal pertama yang Alysa rasakan.

"Lo kenapa, sih, Al? Kok kaya kaget gitu?" tanya Raynia, teman kantornya.

"Nggak papa. Lanjut makan aja, Ray," ujar Alysa. Gadis itu menundukan kepalanya.

Ia tak berniat untuk pindah kafe. Ia tak akan menampakkan diri di depan Devan. Ia hanya ingin melepas rindunya. Ia tersenyum, lelaki yang dicintainya itu lebih tampan dari tiga bulan yang lalu.

Alysa melihat Devan berdiri. Tampaknya lelaki itu akan pergi. Alysa menyikut siku tangan Raynia.

"Aduh! Sakit, Al! Kenapa, sih?" gerutu Raynia.

"Udahan, yuk! Ayo balik! Tapi gue yang di depan. Gue ada perlu dulu," desak Alysa. Gadis itu terlalu nekad. Ia hanya ingin melihat kepergian Devan sebelum ia merindu lagi.

"Cepetan dong, Ray!" teriak Alysa lagi, ketika mobil yang ditumpangi Devan sudah melaju.

Mau tak mau Raynia harus mengikuti kemauan Alysa itu. Motor Alysa melaju. Sebisa mungkin ia mengikuti mobil Devan.

"Lo ngejar mobil itu, ya? Ada siapa, sih?" tanya Raynia yang penasaran. Alysa tak menjawab. Gadis itu terlalu fokus dengan jalannya.

Namun, takdir berkata lain. Alysa terpaksa berhenti di depan minimarket utara jalan tol. Gadis itu hanya dapat melihat mobil Devan yang melaju masuk ke jalan tol.

"Lucu ya, kisah kita berakhir hanya karena terpisahkan oleh jalan tol," gumam Alysa sembari tersenyum.

"Lo kenapa, sih? Aneh banget!" ujar Raynia yang menatap Alysa heran. Sementara, Alysa tak menggubrisnya.

Rentang Waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang