(√2)²

1.8K 90 3
                                    

TK Cendikia Kasih.


Pict Alysa Sofi Afsheen (@aly_fieen)

👟👟👟

"Anak Mama udah pulang. Kok baru pulang, sih, Van? Aksa nyariin kamu terus loh!" ujar Sera yang tengah menyiapkan makan malam untuk keluarganya.

"Aduh, Devan lupa! Padahal tadi pagi udah janji ngajakin Aksa jalan-jalan. Sekarang Aksa mana, Ma?" tanya Devan.

"Udah tidur! Gue yang ngajakin jalan-jalan tadi," seru Daffin yang baru saja menuruni tangga.

"Aduh! Ngambek-ngambek, deh, si Aksa."

"Makanya jangan asal janji kalo nggak bisa nepatin. Apalagi anak kecil. Anak kecil aja lo kasih PHP, apalagi cewek-cewek. Nggak nikah-nikah lo!" sindir Daffin.

"Lo juga kali, Bang. Lebih tuaan lo daripada gue. Gue mah sama Sabrina cuma beda dua tahun, lah lo beda 9 tahun," ejek Devan kembali.

"Aduhh! Kalian sama aja! Pusing Mama dengernya. Kurang apa, sih kalian? Mau ngejar apa lagi? Seharusnya kalian itu udah nikah, bahkan udah jadi ayah. Kalian udah dewasa, udah mapan. Mau kejar dunia yang gimana lagi? Mama pusing urusin kalian," keluh Sera yang membuat kedua putranya bungkam.

Setelah Sera menghilang, Devan dan Daffin mendengus kesal. Devan dengan langkah terburu menuju kamarnya dan Daffin yang ingin segera makan malam.

*

Acara bungkam-bungkaman kedua lelaki itu masih saja berlangsung. Rudi menatap kedua anaknya bingung. Padahal biasanya kedua lelaki itu sudah saling mengejek.

"Van, nanti kamu bawain makan buat Sabrina sama Akhtar, ya?" suruh Sera.

"Eh? Kenapa jadi Devan, Ma?" protesnya.

"Ya, habisnya kakak kamu mau ada acara kollega. Boleh, ya?" pinta Sera.

"Ck! Yaudah, deh!" pasrahnya.

"Makasih, Sayang," ujar Sera dengan sumringah.

"Ck! Lo itu pemilik rumah sakit, dokter, atau pengusaha, sih, Fin? Bikin ribet gue aja lo!" protesnya pada Daffin.

Namun, Daffin hanya mengendikan bahunya.

"Itu juga gara-gara lo. Nggak mau ngurus perusahaan. Basic gue 'kan dokter," sahut Daffin dengan santainya. Lelaki itu berdiri dan merapikan jasnya. Lalu, berpamitan pada orangtuanya.

"Van, bantu Papa, ya? Perusahaan butuh kamu. Nggak mungkin kalo Daffin terus yang ngurusin," ujar Rudi agar putranya itu mau menurutinya.

"Kapan-kapan Devan bantu. Tapi, saat ini Devan masih mau fokus ke galeri dulu. Maaf, Pa," balasnya.

Lelaki itu bangkit dan tampak menenteng makanan untuk Akhtar dan Sabrina.

"Devan pamit, ya, Pa, Ma," pamitnya.

Kedua orangtua itu hanya mengangguk. Berat juga untuk Devan jika tak menuruti perkataan ayahnya. Namun, ia ingin sedikit waktu lagi. Sungguh ia belum mampu.

👟

Rafa terus bolak-balik ke rumah sakit. Sambil menyelam minum air, Rafa juga menjenguk Sabrina yang rumah sakitnya sama dengan rumah sakit ibunya Alysa dirawat.

Rentang Waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang