11x3

535 34 5
                                    

Lenyapnya jeruji besi yang menyakitkan,

👟👟👟

Mysha, wanita itu tengah memikirkan sesuatu dalam otaknya. Malam nanti adalah malam yang paling ditakutinya sepanjang sejarah. Anniversary Perusahaan Abimanyu, membuatnya gelisah tak menentu.

"Lo nggak perlu bingung kaya gitu. Cukup tenang dan duduk manis. Gue udah persiapin plan B, kalaupun Devan akan bertindak," ujar Rega dengan santainya.

"Emang rencana lo yakin berhasil?" tanya Mysha memastikan.

"Pastinya! Dan gue yakin tanpa rencana kedua si Devan nggak akan lapor ke polisi. Kata orang suruhan gue, sih dia lagi galau berat. Bahkan, kemarin aja dia mabuk berat. Uhh, nggak kebayang patah hatinya kek gimana," jelasnya.

"Terus? Terus? Kata lo yang Devan ketemu Alysa di rumah sakit gimana?" tanya Mysha yang makin penasaran.

"Oh yang itu, Devan kecewa berat. Dia pikir yang hamil itu Alysa, secara 'kan yang tunangan sama gue si Alysa," ujar lelaki itu.

"Bingo!! Gue paham betul sama sifat Devan. Cowok itu pasti nggak akan peduli lagi sama penderitaan orang lain. Dan secara tidak langsung, dia pasti akan lupa soal kasus korupsi kita dalam waktu dekat ini. Secara dia, kan lagi patah hati. Tapi, lo harus bantu gue buat ngemusnahin barang bukti pas acara nanti!" suruh wanita itu. Rega mengangguk mengerti.

**

"Van! Nanti kamu kasih sambutan di acara, ya?" pinta Rudi. Ini adalah kesempatan bagus untuk Devan, lelaki itu langsung mengangguk mengiyakan.

Setelah ayahnya pergi, lelaki itu langsung kembali ke kamarnya. Ia harus menyusun strategi dan skenario untuk malam ini. Lagipula, ia tak ingin mengganggu orang-orang yang berlalu-lalang di rumahnya ini.

Lelaki itu duduk di balkon sembari menyeruput secangkir kopi hangat yang dibuatkan oleh adiknya. Memang, Sabrina adalah adik yang sangat pengertian. Lelaki itu tersenyum sembari memandangi langit yang kian menguning.

"Selamat menuju ke neraka, Mysha!" gumamnya.

"Halo? Iya, saya ingin melaporkan tentang kasus korupsi, pelecehan, dan penganiayaan oleh saudara Rega Mahendra, Mysha Aznii Azzahra, beserta keluarganya. Saya akan segera mengirimkan barang bukti kepada Bapak siang ini melalui orang suruhan saya,"

"Baik, Pak. Jika berkenan bapak bisa datang ke pesta anniversary Perusahaan Abimanyu malam ini dan menyamar sebagai tamu undangan kami,"

"Baik, Pak. Terima kasih atas kerja samanya," ujar Devan sebelum memutus sambungan telefonnya.

Devan sedikit menyunggingkan bibirnya, membentuk senyuman yang tak biasa. Dibalik semua itu, hanya satu keinginannya membebaskan Alysa, lalu menghilang setelahnya. Baginya, cukup sampai di sini ia merasa kecewa.

👟

Malam sudah tiba, benar sekali tebakan dari Devan kali ini. Rega, lelaki itu membawa Alysa beserta Dela bersamanya. Ingin rasanya lelaki itu memukuli wajah Rega yang bejat itu. Namun, ia tahu situasi dan ia harus patuh oleh skenario yang dibuatnya matang-matang.

"Hai, Devan!" sapa Mysha dari arah samping. Devan membuang muka.

"Jangan sentuh apalagi peluk-peluk!" bentak Devan saat Mysha hendak mengapit lengan kirinya.

Rentang Waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang