1. Misi

10.3K 592 13
                                    

"Gue adalah Dewa Perang. Dan misi gue yang paling utama adalah memerangi segala sesuatu yang berpotensi menyakiti lo."

- Ares Sandehang -

<<<>>>

Meskipun sudah larut malam, salah satu studio pemotretan Jakarta masih sangat sibuk. Orang-orang berlalu lalang di dalamnya, salah satu sudut ruangan menjadi tempat pemotretan seorang fotografer handal, para model masih mengantre menunggu giliran. Dikejar deadline, katanya seperti itu. Padahal, kemarin malam pemandangan seperti ini juga terjadi di jam yang sama. Maklum, mereka adalah bagian dari agensi permodelan yang memiliki banyak job. Mereka bisa tetap fit bekerja pun, sudah merupakan keajaiban. Karena kalau diperhatikan, hampir mata semua orang terlihat sayu dan hitam. Berbeda dengan seorang laki-laki yang duduk anteng di kursi plastik sambil fokus dengan ponselnya.

Menggunakan kaos oblong berwarna abu, rambut yang sedikit panjang dan lepek, celana jeans yang robek di bagian lututnya, dia sedang bermain game di ponsel tanpa mempedulikan sekitarnya. Kalau orang yang pertama kali datang ke sana, pasti mereka akan berpikir kalau laki-laki ini salah tempat dengan penampilannya yang ... Yah, kucel. Tapi orang-orang di sana sudah sangat mengenalnya. Meskipun bukan bagian dari studio maupun agensi, laki-laki itu hampir tiap hari datang ke sana.

"Capek," keluh seseorang sambil duduk di samping laki-laki lusuh itu. Seorang gadis yang sangat cantik, paling cantik di antara orang-orang yang ada di studio itu. Dia tidak sungkan untuk menyandarkan kepalanya di bahu laki-laki itu. "Kirain gue udah pulang, ternyata masih nungguin. Nggak capek, apa?"

Si Kucel itu langsung menyimpan ponselnya, meskipun game yang dia mainkan belum benar-benar selesai. Dia rela kalah, untuk bisa fokus dengan pembicaraannya dengan gadis yang ada di sampingnya. "Lo tuh yang barusan bilang capek, gue sih nggak." Mereka terkekeh mendengar pemuda itu membalikkan kata-kata dengan begitu cerdas. "Udah beres belum?"

Kepala yang bersender di bahu laki-laki itu ditarik. Sambil tersenyum, gadis itu mengangkat tasnya, pertanda kalau dia sudah diperbolehkan pulang. Meskipun tidak pernah mengeluh, tapi tetap saja, pasti pemuda itu bosan harus menunggu berjam-jam di sudut ruangan. Gelas kopinya saja sudah ada 3. Main game pasti untuk mengusir jenuh. Karena studio foto seperti sekarang benar-benar bukan karakternya.

"Mas, Mbak, kita berdua duluan, ya. Semangat buat yang belum beres kerjanya. Hati-hati di jalan nanti, takutnya ada begal. Sampai ketemu besok!"

Bukan, itu bukan sapaan perpisahan dari gadis yang jelas-jelas bagian dari pekerjaan melelahkan ini. Melainkan sapaan hangat dari si laki-laki. Dia memang dikenal hangat kepada orang lain. Mulutnya yang bocor memang membuat orang lain menyukainya, humble. Tapi akan berbanding terbalik untuk orang-orang yang sudah dekat dengannya, karena laki-laki itu sangat rajin mengejek teman-temannya.

Perkenalkan, pemuda dengan baju abu-abu lusuh itu adalah Ares, Ares Sandehang. Salah satu mahasiswa jurusan Manajemen Bisnis di Universitas Citaprasada, Jakarta. Usianya 21 tahun, dan masih jomblo, belum pernah pacaran. Kulit eksotis, bibir seksi, tinggi badan 182 cm, hidung mancung, rahang tegas. Meskipun pembawaannya kucel, tapi semua orang pasti tahu kalau Ares sangat tampan. Tidak kalah tampan dengan teman satu band-nya yang bernama The Earsucker.

Sedangkan gadis yang menggunakam gaun merah selutut itu, gadis cantik yang mau-maunya gandengan tangan dengan Ares, dia dalah Afrodit Nindya. Adik tingkat Ares, yang banyak digandrungi mahasiswa. Mulai dari maba sampai mahasiswa abadi, pasti tahu siapa Odit. Mahasiswi yang menyandang gelar putri kampus 2 tahun berturut-turut yang terkenal rendah hati. Kulit putih bersih, hidung bangir, dagu lancip, pipi tirus, tubuh tinggi 170 cm, rambut sepinggang bergelombang, warna mata cokelat muda, belum lagi dengan freckless yang menghiasi pipi atasnya. Odit sempurna dari segi penampilan dan kepribadian.

Mitologi Cinta [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang