18. Satu Meja

2.1K 224 15
                                    

"Kalau gue hanya menganggap lo sebagai sahabat, kenapa rasa menyebalkan tahu lo sibuk bercengkrama dengan gadis lain, sementara gue ada di samping lo? Gue mau lo hanya melihat ke arah gue, jangan pedulikan dia. Sekalipun lo suka dia. Egoiskah?"

- Afrodit Nindya -

<<<>>

Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Rayhan masuk ke rumahnya dengan wajah yang kentara jelas terlihat lelah. Dua kancing kemeja teratasnya sudah terbuka. Dasi yang tadi pagi terpasang dengan begitu rapi, sekarang malah menambah kesan berantakan. Rambut laki-laki itu sudah tidak berbentuk, menggambarkan betapa kerja kerasnya ia hari ini. Sebenarnya, bisa saja Rayhan pulang sebelum jam makan malam. Tapi membayangkan Odit sedang berada di sebuah kafe untuk menemani Ares tampil, membuat Rayhan memilih untuk menghabiskan waktu lebih lama di ruang kerjanya. Karena hanya dengan pekerjaanlah dia bisa melupakan fakta itu.

Tapi sialnya, tidak cukup sampai di sana cobaan untuk Rayhan. Sekarang, Bu Mika sedang duduk di ruang keluarga dengan setelan baju tidur. Dari duduknya yang tegap serta kedua tangannya terlipat di depan dada, Rayhan tahu, mamanya sedang menunggu dirinya.

"Kenapa kamu harus melakukan kekacauan di kantor, Ray?" tanya Bu Mika dengan suara rendah. Beliau melirik putranya dengan tajam, seakan tidak mau mengerti bahwa Rayhan benar-benar membutuhkan istirahat saat ini.

Setelah membuang nafas kasar, Rayhan mendudukkan dirinya di sofa kecil dekat Bu Mika. Dia tahu kekacauan seperti apa yang dimaksud mamanya itu. "Apa salahnya Ray bawa pacar Ray ke kantor, Ma? Dia sama sekali nggak mengganggu kerja Ray. Mama tidak bisa menyebut itu sebagai sebuah kekacauan." Kemudian, Rayhan membanting punggungnya ke sandaran sofa. Bayangannya untuk datang ke rumah bisa langsung bisa tidur, pupus sudah. "Rayhan sudah besar, Rayhan berhak menentukan apa yang Rayhan mau."

"Ya, Mama tahu itu. Mama yang sudah melahirkan kamu 24 tahun yang lalu. Jika kamu mengaku sudah besar, seharusnya kamu tahu gadis seperti apa yang cocok untuk kamu. Bukan gadis tidak jelas seperti dia!" Bu Mika selalu seperti ini, langsung bicara menggunakan nada tinggi begitu emosinya tersulut. Dan satu hal yang pasti, beliau selalu menilai orang lain dari materinya, latar belakangnya, serta perguruan tinggi mana tempat orang itu menuntut ilmu. "Dia saja tidak bisa menyesuaikan pakaian untuk datang ke kantor. How can you like that girl?"

"Ray jemput dia secara mendadak, jadi dia nggak bisa siap-siap. Lagian apa salahnya dengan pakaian pacar Ray? Pakaiannya sopan, tertutup, tidak ada yang aneh dengan semua itu. Dan jangan bilang kalau pacar Ray itu adalah gadis tidak jelas, Ray tidak suka."

Sejujurnya, Rayhan benar-benar lelah ada di posisi ini. Dia bukan hanya dituntut sempurna sebagai pimpinan dari Zhang Corporation. Tapi dia juga harus menjadi anak yang paling sempurna di muka bumi. Semua tuntutan dari kedua orangtuanya dibebankan hanya pada pundaknya. Sendirian, tanpa ada orang lain yang membantu mengangkatnya. Terlebih lagi, Rayhan tidak memiliki pilihan untuk hidupnya sendiri. Dia bersekolah di mana, dengan siapa dia memutuskan untuk bergaul, siapa yang akan menjadi pendampingnya, semua diatur oleh mamanya. Tanpa ada bantahan, tanpa mengenal kata penolakan.

Bu Mika berdecih. Hanya tinggal mereka berdua di ruang keluarga. Pak Jiangwu sedang ada di Bali dengan teman-teman relasi bisnisnya. Katanya reuni, sudah berbulan-bulan mereka tidak bertemu. Sedangkan para pekerja sudah berada di kamar mereka masing-masing, di sebuah bangunan yang terletak di halaman paling belakang. Maka dari itu, semua yang mereka katakan bisa terdengar dengan begitu jelas di ruangan keluarga yang begitu luas.

"Berhenti main-main, Ray. Lakukan saja apa yang Mama dan Papa katakan, karena itu yang terbaik untukmu. Lebih baik, kamu memulai hubungan yang lebih serius lagi dengan Meilin. Mau sampai kapan kamu menggantung gadis itu tanpa kejelasan seperti ini?" Dan semua teriakan Bu Mika akan menguap ketika sudah membicarakan Meilin, anak sahabat dekat Pak Jiangwu yang menaruh hati pada Rayhan dari masih remaja.

Mitologi Cinta [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang