“Harusnya gue prihatin terhadap hubungan lo sama dia yang merenggang, atau justru senang karena gue dapat peluang?”
- Ares Sandehang -
<<<>>>
Berulang kali membuang nafas dalam-dalam, tidak akan pernah cukup untuk melegakan hati Odit yang terasa begitu sesak. Dia hanya terbaring dengan tangan yang membentang, sambil menatap langit-langit. Imajinasinya bermain, memutar kejadian kemarin sore yang sederhana tapi sudah cukup untuk membuat Odit bahagia. Tapi, pada malam harinya, Odit harus kembali kecewa dengan alasan yang sama. Jujur saja, terkadang Odit merasa menjadi wanita yang begitu bodoh.
Dan perkataan Ares tadi malam, berhasil menyita sebagian pikiran Odit. Dia sekarang sedang bimbang, apakah harus lanjut atau menyudahi semuanya. Karena jika keadaan seperti ini terus berulang, Odit merasa tidak punya alasan untuk bertahan. Jangan tanya perasaannya pada Rayhan, dua kali jatuh cinta dan yang kedua ini begitu dalam. Tapi Odit butuh seseorang yang membuatnya merasa dicintai, apalagi dengan kehidupannya yang sedikit berantakan. Mengingatnya, membuat Odit kembali menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan kasar.
“Gue takut lo langsung gantung diri habis dari sini,” celetuk seseorang dari samping Odit. Itu Haya, lengkap dengan hot pants dan kaos santainya. Rambutnya dibungkus menggunakan handuk kecil, dia baru selesai mandi. Itu pun karena ada tamu tidak diundang. Kalau Odit tidak datang, dia pasti akan mandi menjelang malam. Gadis itu sudah duduk bersila di samping Odit. “Jadi, apa yang mau lo ceritain? Nggak mungkin dong lo datang ke sini cuma buat numpang rebahan doang. Apalagi sekarang lo nggak ada kelas, biasanya juga main ke rumah Kak Ares.”
Odit mendudukkan tubuhnya. Bersandar ke kepala ranjang sambil menatap Haya lekat-lekat. “Kalau gue putus sama Rayhan, gimana?”
Itu adalah kalimat yang tidak pernah terbayangkan oleh Haya akan keluar dari mulut Odit. Meskipun banyak yang mengira sahabatnya itu menjalin hubungan dengan preman kampus, -yang tak lain adalah Ares, tapi orang-orang terdekatnya pasti tahu bahwa Odit cukup tergila-gila akan Rayhan. Memang tidak akan terdeteksi secara kasat mata, tapi mengetahui bagaimana mudahnya Odit memaafkan kesalahan Rayhan yang selalu sama, itu sudah membuktikan kalau Odit sangat mencintainya. Tapi tiba-tiba, di pagi yang cerah ini, Odit malah bertanya tentang pendapat Haya seandainya mereka berpisah.
“Gue kaget loh, lo nanya kayak gini ke gue. Iya gue tahu, hubungan kalian nggak bisa dibilang baik-baik aja juga. Cuma buat putus, gue nggak berpikir sejauh itu.” Haya selalu ekspresif untuk mengutarakan perasaannya, termasuk sekedar kekagetan. Dia menggeser tubuhnya, supaya bisa lebih dekat dengan Odit. “Kenapa lagi? Kak Rayhan bikin kesalahan gede sampai lo berpikir buat putus dari dia?”
“It's still the same mistake. Dia yang lebih memprioritaskan usaha keluarganya dibandingkan gue.” Bukan berarti Odit ingin menjadi prioritas paling utama untuk Rayhan. Dia sadar diri kalau mereka baru sekedar pacaran. Tentu saja perusahaan milik keluarga yang sekarang menjadi tanggung jawab Rayhan tidak boleh lepas dari pengawasannya. Odit sekedar ingin dianggap penting dalam momen-momen tertentu. “Kemarin dia udah janji buat jemput gue di studio. Gue udah nunggu dia 1 jam lebih. Tapi ujung-ujungnya, dia malah minta Ares yang jemput gue. Dia nggak bisa datang, ada urusan penting sama bokapnya yang baru balik dari Cina.”
Haya tidak bisa menahan rahangnya untuk tidak jatuh. Dia tahu kalau Rayhan begitu sering membuat Odit kecewa. Seperti yang Odit bilang, urusan perusahaan keluarga selalu menjadi prioritas untuk Rayhan. Tapi Haya baru tahu kalau Rayhan bisa sangat tidak bertanggung jawab seperti ini. “Lo nunggu 1 jam lebih di sana, karena percaya cowok lo bakal datang buat jemput? 15 menit udah cukup buat jadi bahan pertimbangan. Lo bego atau gimana sih?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Mitologi Cinta [Tamat]
Художественная прозаSpin of 'Jurnal Tentang Kamu' dan 'Rasi Rasa'. Seperti yang dikisahkan dalam mitologi Yunani, Ares adalah Dewa Perang. Kekuatan yang ada di kepalan tangannya mampu membuat orang lain patah tulang hidung dengan sekali pukulan. Dan itulah yang membua...