30. Pengaruh Alkohol

2.1K 225 14
                                    

Bahkan, di saat gue dalam kondisi tidak sadar, gue masih bisa protes atas kedekatan lo dengan dia. Bukan apa-apa, gue hanya takut kehilangan lo. Gue takut kehilangan tempat dalam hidup lo.”

- Afrodit Nindya -

<<<>>>

“Makasih atas tumpangannya, Mas,” Odit membungkukkan badannya supaya bisa menatap langsung Farzan yang ada di kursi kemudi. Tanpa perlu menunggu angkutan umum, Odit sudah diantar pulang oleh Farzan sampai pagar rumahnya.

Farzan mengangguk. Tapi sebelum pergi dari sana, Farzan kembali mengungkit masalah tadi sore. Bukan bermaksud apa-apa, dia tidak suka saja kalau ada yang bekerja tidak profesional. “Gue udah kasih tahu lo, udah bantu pecahin masalah lo. Jadi lain kali, gue minta sama lo buat fokus kerja. Lo nggak biasanya kayak gini, Dit. Lo selalu jadi contoh buat model yang lain, selalu jadi kebanggaan Pak Amir. Jangan lo coreng semua itu karena masalah asmara.”

Odit hanya bisa menganggukkan kepalanya tanpa menjawab apa-apa. Dia juga sadar, pekerjaan di Bandung kemarin dia jalani dengan fokus yang bercabang. Bahkan beberapa orang sampai bertanya, ada masalah apa yang sedang dia pikirkan. Hanya saja, Odit tidak bisa langsung bercerita sembarangan orang. Bisa saja orang itu hanya ingin tahu, bukan peduli. Ya, odit memang selalu curiga pada orang-orang yang baik padanya.

Setelah mobil Farzan tidak terlihat, Odit memutar badannya. Biasanya, kalau ada pekerjaan di luar kota seperti sekarang, Odit akan menginap di rumah Ares. Tapi karena keadaannya seperti ini, jadi Odit lebih memilih untuk pulang ke rumahnya sendiri. Dan rupanya, Odit tidak bisa langsung beristirahat karena sudah ada Haya yang berdiri di depan pintu, tersenyum ke arahnya.

“Ngapain lo di sini? Lo tahu kan kalau gue di kerjaan di Bandung?”

“Iya, gue tahu dari Kak Ares. Cuma emang sengaja aja nunggu lo di sini.” Ada yang lain dari wajah Haya. Jika biasanya dia heboh meminta oleh-oleh jika Odit baru pulang dari luar kota, kali ini wajahnya terlihat lusuh. Sama lusuhnya dengan wajah lelah Odit. Kemudian dia berjalan mendekati Odit, memegang tangan sahabatnya kuat-kuat. “Temenin gue ke Night Heaven dong, Dit.”

Mata odit melotot seketika. Dia langsung menghempaskan pegangan tangan Haya. “Sejak kapan lo suka pergi ke sana?!” Nada suara Odit meninggi, tidak peduli kalau tetangga mendengarnya juga. Kalau Haya mintanya untuk mengantar pergi ke mall, itu sama sekali tidak masalah. Karena bisa disebut di sanalah habitat asli Haya Fawnia. Tapi kalau Night Heaven ... Yang bener aja!

“Ini baru pertama kalinya kok gue mau pergi ke sana. Gue takut kalau harus pergi sendirian, makanya gue ke sini buat ngajakin lo,” jawabnya dengan wajah yang masih lesu. Haya tahu kalau reaksi od1it akan seperti ini, tapi tidak mungkin dia meminta bantuan pada Tata. Hanya Odit yang memiliki kemungkinan paling besar untuk mau menemaninya ke sana. “Kak Bima pergi ke sana 1 jam yang lalu. Gue khawatir dia kenapa-napa. Bisa aja diculik sama tante-tante, atau dijebak sama cewek murahan di sana. Kan gue nggak rela, Kak Bima itu punya gue.”

Sekarang, rahang bawah Odit sudah jatuh. Rasanya sulit dipercaya kalau manusia yang sangat pendiam seperti Bima datang ke klab malam. Tapi tidak ada alasan yang lebih kuat untuk Haya pergi ke sana, kalau bukan perkara Bima. Akhir-akhir ini, kesungguh-sungguhan Haya untuk mendapatkan Bima semakin menjadi. Bahkan dia juga sudah berani memposting foto Bima ke akun sosial media, padahal hubungan mereka belum jelas. Dan meski hubungan mereka belum jelas, Haya sudah memberanikan diri untuk masuk Night Heaven, sebuah klab malam yang menjadi langganan para mahasiswa Citaprada.

Odit memijat pelipisnya. Dia baru saja pulang bekerja, malah harus pergi untuk menemani sahabatnya klab malam. Tidak mungkin juga Odit membiarkan Haya pergi sendirian, tempat itu terlalu berbahaya. “Oke, gue mau antar lo pergi ke sana. Tapi begitu kita lihat Kak Bima di sana baik-baik aja, atau bahkan mungkin malah senang senang, kita langsung pulang.”

Mitologi Cinta [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang