Lisa sudah sampai dikantin. Dia sempat tersesat tadi. Maklum, dia tidak terlalu pandai mengingat jalan. Apalagi ditempat baru. Dia melihat sekeliling, hingga matanya tertuju pada lambaian tangan sahabatnya, Jennie.
Lisa menghampiri mereka. Dan langsung memesan makanan.
"Lisa, bagaimana tadi?" Tanya Jennie.
"Apa?" Ucap Lisa heran.
"Jungkook. Dia tidak macam-macam bukan?" Tanya Jennie
"Tidak. Ternyata kalau sudah bekerja, dia serius dan tidak menyebalkan." Jawab Lisa.
"Mmm, Lisa?" Ucap Rose.
"Apa?" Ucap Lisa.
"Apa kau mengenal dokter Mingyu?" Tanya Rose.
"Sepertinya aku pernah mendengar namanya. Tapi tidak terlalu pasti. Kenapa?" Tanya Lisa.
"Dia menitipkan ini." Ucap Rose dan memberikan sebuah kotak kecil pada Lisa.
"Apa ini?" Tanya Lisa menatap Rose.
"Tidak tau. Buka saja. Aku juga penasaran." Ucap Rose.
"Ayo, bukalah." Tambah Jennnie.
Lisa membuka kotak itu. Ternyata isinya hanya sebuah jepitan rambut dan selembar kertas memo.
Pakailah. Pasti kau terlihat cantik memakai ini.
Kim Mingyu
"Rose sepertinya teman kita mendapat banyak fans disini. Tadi dokter Hanbin pun menanyakannya." Goda Jennie.
"Benarkah?!" Tanya Rose.
Jennie mengangguk. "Bahkan dokter Hanbin menanyakan apakah gadis ini sudah memiliki kekasih atau belum." Ucap Jennie dengan menggelitik dagu Lisa.
"Aishh kalian ini! Kalian sudah tau bukan aku memiliki Taehyung. Berhentilah menggodaku." Ucap Lisa kesal.
Jennie dan Rose tertawa.
"Tapi apa kau yakin Taehyung takan tergoda dengan seseorang disana?" Ucap Jennie tiba-tiba.
Lisa menatap wajah sahabatnya itu sebentar, kemudian memandang kosong ke arah mejanya.
"Akupun tak tau." Ucap Lisa pelan.
"Hei, kenapa? Ceritalah." Ucap Rose.
"Ah tidak, aku tidak apa-apa." Ucap Lisa dan menampilkan senyum pada dua sahabatnya. Padahal dalam hatinya dia menahan tangis.
Jennie dan Rose mengangguk. Namun mata Jennie masih menatap Lisa. Dia tak yakin sahabatnya itu baik-baik saja.
"Jam istirahat sudah selesai, Lisa." Ucap Jungkook yang tiba-tiba datang.
Jennie, Rose dan Lisa menatap ke arah Jungkook. Lisa menghembuskan nafasnya kasar dan memutar bola matanya malas.
Pandangan Jungkook mengarah pada kotak yang berada disamping tangan Lisa. Dia mengambil kotak itu dan langsung membukanya, lalu membaca surat memo yang ada didalamnya. Sedetik kemudian dia tersenyum mengejek.
"Jangan dipakai. Kau hanya boleh memakai apa yang aku berikan." Ucap Jungkook dengan membuang sembarangan kotak itu.
"Apa hak anda?" Tanya Lisa dengan menahan amarahnya. Karna jujur, suasana hatinya menjadi tidak baik sejak pertanyaan Jennie tadi.
"Kau akan menjadi milikku, Lalisa." Ucap Jungkook.
"Sepertinya ucapan saya tidak jelas untuk anda, ya?" Ucap Lisa dengan membuang nafas kasar.
"Sekali lagi saya tegaskan. Saya dan Taehyung tidak akan berpisah. Saya sangat mencintai dia. Terserah anda akan beranggapan apa kepada saya setelah ini. Dan saya tidak akan pernah menjadi milik anda. Camkan itu!" Lanjutnya dan berlari keluar dari kantin.Lisa menangis. Rasanya sakit. Entah kenapa. Kakinya terus berlari hingga akhirnya terhenti didepan sebuah ruangan sepi yang dia yakini adalah gudang. Dia mendudukan diri dan memeluk kedua lututnya, lalu menangis sejadinya. Dia bertanya didalam hati tentang sikap Taehyung yang berubah dan Jungkook yang terus mengganggunya.
Tiba-tiba...
"Maafkan aku." Ucap seseorang mendekati Lisa.
Lisa mendongkakan kepalanya dan melihat yang datang adalah Jungkook. "Pergilah." Ucapnya.
"Aku tidak bermaksud membuatmu menangis seperti ini."
"Aku ingin sendiri."
"Baiklah, lebih baik kau pulang saja. Kau bisa beristirahat dirumah." Ucap Jungkook mengulurkan tangannya agar Lisa berdiri.
Lisa menatap Jungkook. Kemudian tangannya menerima uluran tangan laki-laki itu. Entah kenapa dari sorot mata laki-laki itu memang seolah mengatakan bahwa dia benar-benar menyesal.
"Maafkan aku, Lisa. Maaf jika aku terus mengganggumu. Jujur aku tidak pernah mempunyai teman dekat, sedekat kau dan Taehyung. Terkadang aku ingin seperti Taehyung. Dia dikelilingi orang yang sangat menyayanginya." Ucap Jungkook tersenyum kecut.
"Ayahku selalu mengatakan jika uang kita banyak, kita akan bahagia, dan juga memiliki banyak teman. Awalnya aku juga berpikiran hal yang sama. Tapi ternyata itu semua salah."
"Tak pernah ada orang yang tulus ketika berteman denganku. Awalnya aku biasa saja. Tapi lama-lama aku merasa jengah ketika mereka selalu mengajak berkumpul dan memanfaatkanku untuk membayar mereka minum dan berpesta."
"Aku pernah memiliki kekasih. Bukan hanya satu, tapi beberapa."
"Aku sempat mengira kau sama seperti mereka. Aku dekati dia, lalu menjadikannya kekasih, dan ketika dia meminta ini itu aku tinggal belikan. Yah, walaupun akhirnya mereka meninggalkanku begitu saja." Lanjutnya tersenyum miris.
"Mereka tak pernah tulus mencintai pria sepertiku."
Jungkook menatap Lisa. "Tapi kau berbeda, Lisa. Itulah yang membuatku ingin menjadikanmu sebagai milikku."
Lisa hanya terdiam mendengar penuturan Jungkook. Dan ketika pria itu menatapnya, dia bisa melihat sorot kejujuran yang terpancar dari mata itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wait For Me [COMPLETE]
RandomLalisa Manoban dan Kim Taehyung terpaksa berpisah karna suatu tugas. Lalisa dengan setia menunggu Kim Taehyung, hingga takdir merubah segalanya. "Akankah kita bersama kembali?" Insprirasi : Pasukan Garuda : I Leave my heart in Lebanon. ⚠Attention⚠ *...