32🌺

1.1K 108 0
                                    

Setelah selesai makan, Lisa berjalan menuju taman belakang rumahnya, kemudian duduk disebuah ayunan. Dia menatap ponselnya. Tidak ada notif apapun selain dari pesan grup angkatan dan pesan spam dari Jennie juga Rosé. Nampaknya dua sahabatnya itu hawatir karna tadi Lisa berbicara dengan pak Seokjin.

Pandangannya lurus ke depan. Dia memutar-mutar ponselnya. Hari ini masih sore, terkadang dia mendongkak dan menatap langit yang mulai berwarna jingga. Senyuman kecil tercipta dibibirnya.

"Kau sedang apa Tae? Apa kau baik-baik saja disana? Apa kau tidak merindukanku? Kenapa tidak mengabariku hari ini? Asal kau tau, aku sangat merindukanmu." Ucap Lisa dan mengayunkan kecil ayunannya.

"Kau sedang apa?" Tanya Jungkook yang sebenarnya sedari tadi memperhatikan dan mendengar apa yang diucapkan Lisa. Dia hanya berpura-pura tidak tau sekarang. Perlahan dia mendekati Lisa dan duduk dikursi taman dekat ayunan itu.

"Apa kau baik-baik saja? Ah apa Taehyung sudah menghubungimu?!" Tanyanya lagi dan tersenyum lebar menatap Lisa.
Tapi tidak dihatinya.

Lisa tersenyum miris kemudian menggeleng.
"Tidak. Dia belum menghubungiku. Aku hanya hawatir padanya."

Jungkook mengehembuskan nafasnya pelan. "Maaf aku belum bisa menemukan informasi tentang Taehyung."

Lisa menatap ke arah Jungkook. Kemudian meraih tangan laki-laki itu dan menggenggamnya. Membuat Jungkook menatap Lisa.

"Tak apa Jeon. Aku mengerti. Terimakasih sudah mau membantu ku." Ucap Lisa tersenyum.

Jungkook tersenyum. "Aku akan berjanji untuk membuatmu bahagia, Lisa."
Meskipun itu membuat hatiku sakit, lanjutnya didalam hati.

"Baiklah, ku pegang janjimu." Ucap Lisa yang masih tersenyum kemudian melepaskan genggaman tangannya dan menatap lagi ke depan.

Lisa merasa kalau Jungkook adalah orang yang bisa membuatnya tersenyum saat dia menghawatirkan Taehyung. Dia juga merasa sangat beruntung karna mempunyai sahabat seperti Jungkook.

Namun sepertinya hal itu tidak berlaku untuk Jungkook. Dia harus mati-matian bertarung dengan hatinya sendiri. Dia menginginkan Lisa. Tapi dia tau, gadis itu mencintai orang lain. Dan boleh dikatakan sangat mencintai orang lain. Dia tak ingin karna perasaan bodohnya ini, membuat Lisa membencinya lagi. Dia rela hanya dijadikan 'sahabat' agar dia bisa selalu berdekatan dengan Lisa.

"Lisa?" Ucap Jungkook menatap Lisa.

"Mmm?" Jawab Lisa menoleh pada Jungkook.

"Apa kau sudah merasa baikan?"

"Ya, aku sudah baikan. Terimakasih sudah merawatku, Jeon."

"Sama-sama." Ucap Jungkook tersenyum.

Lisa membalas senyuman Jungkook dan menoleh ke arah depan Lagi.

"Lisa."

"Apalagi?!" Jawab Lisa sedikit kesal dan menoleh pada Jungkook.

"Jika kau ada masalah atau butuh bantuan apapun, bicaralah padaku. Aku dengan senang hati akan membantumu."

"Terimakasih Jeon. Kau memang sahabatku yang palingggggg mengerti." Ucap Lisa tersenyum dan mengalihkan pandangannya ke arah depan lagu.

Jungkook tersenyum tipis dan mengangguk. Dalam hatinya dia ingin dicintai seperti Taehyung oleh gadis ini. Salahkah jika aku berharap kau akan membalas perasaanku, Lisa?

•••

Langit sudah berganti menjadi gelap. Jungkook mengajak Lisa masuk ke dalam rumah dan berkumpul dengan Sandara juga Jiyong yang berada diruang tengah.

Tidak ada separah kata apapun yang keluar dari mulut mereka. Jiyong yang fokus melihat siaran pertandingan bola ditelevisi, Sandara dengan majalah terbarunya, Lisa dengan ponselnya dan Jungkook yang setia memandangi Lisa. Hingga ponsel Jungkook berbunyi dan memecah kefokusan keluarga itu.

"Hallo. Ada apa?" Ucap Jungkook mengangkat pangilan itu setelah berjalan sedikit agak jauh dari ruang tengah.

"Maaf mengganggu pak. Ada pasien kecelakaan dan kondisinya sangat darurat. Saya sudah menghubungi dokter yang lain tapi tidak ada yang mengangkat. Dokter Jisoo sedang menangani pasien juga." Ucap seseorang disebrang sana.

"Baiklah. Saya akan segera sampai disana. Berikan saja penanganan pertama sebisa kalian." Ucap Jungkook lalu mematikan telponnya.

"Paman, bibi maaf sepertinya aku harus pergi. Ada pasien gawat darurat." Ucap Jungkook yang berjalan ke ruang tengah lagi.

"Oh baiklah. Tapi lain kali kemari lagi." Ucap Sandara tersenyum.

"Baiklah, paman bibi. Aku permisi." Ucap Jungkook.

"Hati-hati nak." Ucap Jiyong tanpa menoleh pada Jungkook.

Jungkook mengangguk. Kemudian membungkuk hormat dan berjalan keluar dari rumah Lisa.

"Apa aku harus ikut denganmu?" Ucap Lisa yang mengikuti Jungkook sampai didepan pintu rumahnya.

"Tidak usah. Kau istirahat saja." Ucap Jungkook menghentikan langkahnya dan menoleh pada Lisa.

Lisa mengangguk dan tersenyum.
"Baiklah. Sampai bertemu besok."

"Ya, sampai bertemu besok." Ucap Jungkook tersenyum.
"Kau harus beristirahat agar cepat sembuh." Lanjutnya sembari mengelus kepala Lisa.

Lisa mengangguk lagi tanpa melunturkan senyumannya.

"Aku pergi dulu, Dahhh." Ucap Jungkook melambaikan tangan dan melangkahkan kaki menuju mobilnya yang terparkir dihalaman luas rumah itu.
"Aku menyayangimu, Lalisa!" Teriaknya ketika melihat Lisa yang akan masuk lagi ke dalam rumah.

Wait For Me [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang