Malam itu langit kelam mendulang mendung di angkasa, sendu sekali. Angin membisikkan lara pada mereka yang menunduk sesenggukan di jalanan dengan wajah muram. Dunia adalah tempat yang melelahkan. Pasca dikunjungi Scarlet Rean hanya tidur. Serangan hari ini membuatnya harus menggunakan masker oksigen sepanjang malam. Sesekali ia bangun, merintih karena sakit tanpa benar-benar tersadar. Lelaki itu belum tahu kalau sang bunda yang dinanti-nanti sudah ada di sisinya.
"Sekarang ini Rean sedang ada pada keadaan di mana tingkat kesadarannya belum bekerja seperti seharusnya. Singkatnya, dia tidak sadar." Jelas Adam si dokter muda yang tampan.
Si ibu terus mendekap tubuh putranya dalam pelukan. Wanita itu bahkan belum melepaskan jaketnya. Ia menangis saja. Terus ingin tersedu begini. Ada banyak sekali hal yang ingin ia sesali, ingin ia tangisi. Terus menahan rasa sesak di dada tak pernah membuatnya lebih kuat. Justru beban itu mendobrak minta dikeluarkan dan akhirnya tangis itu pecah juga di tanah airnya. Di hadapan putranya yang mungkin tak mendengar, dan itu bagus meski begini si ibu tak ingin dianggap lemah.
Nenek mengambil duduk di sofa panjang yang ada di samping bankar, memberi jarak bagi keduanya. Wanita berambut perak itu memangku sebuah buku bersampul kulit dengan warna hitam seukuran kira-kira dua puluh empat senti panjangnya.
Lama beradu dalam sepi dan tangisan akhirnya ia bersuara.
"Rean kacau," awalnya. "Ibu bertanya-tanya kenapa dia begitu. Terus berenang sepanjang hari sampai dia pucat sekali yang berujung jadi demam. Kulitnya sudah mengkerut tapi tidak mau keluar dari kolam. Tatapan matanya kosong. Tidak ada sorot apapun dari mata cucuku yang selalu tersenyum itu. Rean jelas terluka sekali. Dia selalu jadi laki-laki yang kuat. Tapi mencoba kuat itu ada batasnya."
Ibunya Rean mengangkat kepala, menatap nenek yang juga tampak beberapa tahun lebih tua. Lalu ia sadar. Mungkin ia sudah pergi terlalu lama. Bibirnya masih kelu. Hanya satu kata yang bisa ia lontarkan. Apalagi kalau bukan kata maaf.
"Berkali-kali ibu menemukan Rean berenang terlalu keras sampai pingsan di kolam. Mengapung. Kadang mendadak tidak bisa renang dan tenggelam padahal kolam rumah tidak sedalam itu. Ibu ingin berteriak padanya, jangan begini, Rean. Tapi itu tidak akan merubah apapun karena faktanya Rean jauh lebih tersiksa dari siapapun di sini."
Si ibu menutup mulutnya ternganga. "Rean sudah sakit sejak lama, dia minta ibu tidak bilang ke kamu. Maksudnya supaya kamu tidak perlu memikirkan dia dan menambah bebanmu, toh selama ini kamu sudah cukup lelah dengan semuanya. Dia hanya tidak ingin merepotkan. Ibu berkali-kali minta kamu pulang. Tapi kamu selalu tidak mengerti dan Ibu minta maaf karena tidak bisa menjelaskannya."
Ada lengang sejenak. Kedua wanita itu mengamati sosok yang tertidur pulas di sana. Entah sakit itu menghilangkan sadarnya hingga tidak ada yang tersisa atau justru ia sedang bermimpi indah.
"Belakangan ini tangannya sering tremor. Banyak gelas dan mangkuk yang pecah di rumah. Begitu pula remote tv dan ponsel yang berkali-kali jatuh dari genggamannya. Rean terkejut, dia juga tidak tahu kenapa tubuhnya begitu. Kakinya yang paling parah, kadang Rean cuma berbaring tanpa melakukan apapun di rumah. Berdiri sedikit, jatuh. Tapi tiap kali dia tahu Ibu menatapnya maka dia akan mengganti raut takut itu cepat-cepat sambil nyengir minta maaf."
Nenek berjalan mendekati Rean dan ibunya. "Tapi Rean," ia mengusap kepala cucunya. "dia berbeda sejak hari itu. Hari dimana Ibu mulai melihat buku catatan ini di mejanya."
Sang nenek menyerahkan buku persegi panjang itu pada menantunya. Dengan ragu si ibu mau membuka, perlahan tapi pasti kisah tak terceritakan itu muncul ke permukaan. Siap mengoyak batin siapa saja yang membacanya.
-----
Hari ini melelahkan sekali. Semua hal di dunia berkali-kali lipat jauh lebih memuakkan di banding sebelumnya. Mas Andik si pelatih silat hari ini pun juga menyebalkan. Senior-senior dengan sok nya menunjukkan seolah ia yang terhebat di dunia. Penguasa gelanggang, padahal ini bukan tinju. Tapi ya terserah. Yang pasti tak ada kebahagiaan lagi di sini.
![](https://img.wattpad.com/cover/156180613-288-k50065.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Within
Fiksi RemajaNamanya Scarlett. Dia bukanlah gadis yang akan muncul pertama kali di ingatanmu ketika kau mengenang masa lalu. Bukan yang jadi primadona. Tidak juga tipe yang bikin kamu kesal mengingatnya. Scarlett pendiam, tak memberi kesan apapun sehingga ia ham...