Berpisah

1.2K 110 15
                                    

"Baiklah, akan aku angkat" Itu Joohyun dengan telepon Taehyung.

Belum sempat Joohyun bersuara, tapi di seberang sana sudah dengan amarahnya.

"JANGAN MENGHINDARI AKU KIM TAEHYUNG, KAU HARUS BERTANGGUNG JAWAB ATAS APA YANG KAU PERBUAT, AKU HAMIL, ANAKMU"

Joohyun tidak saggup lagi untuk mendengar ucapan itu. Lalu degera memutuskan panggilan sepihak.

"Aku, dia" sama-sama sedang mengandung anak Taehyung?

"Sayang, sudah enakan?" Itu Taehyung baru kembali dari resepsionis.
"Siapa Jennie?" tanyaku lemah.
"Bukan siapa-siapa"
"Aku ulangi lagi, SIAPA JENNIE?"
"SESEORANG YANG TIDAK PENTING YANG TIDAK PERLU KAU TAHU"
"OH, UNTUK MELINDUNGI DIA, KAU SEKARANG MEMBENTAKKU? Baiklah, kita akhiri sampai di sini, terima kasih, Taehyung" Joohyun melepas infusnya tanpa berteriak walau matanya memejam, dan berlalu begitu saja.

Sebelum memutuskan tinggal bersama Taehyung memang Joohyun sempat memiliki apartemen sendiri, dan kali ini Joohyun memilih untuk pulang ke sana.

"Maafkan eomma harus memisahkanmu dengan appa, tapi yang perku kau tahu, eomma sayang padamu nak, sangat" itu kata Joohyun mengusap perut datarnya di dalam taksi menuju apartemennya.

Seperti takdir atau memang sudah di sengaja, Joohyun bertemu 'dia' lagi.

"Joohyun" damn it, pasti si Jin gila ini sudah mendata di mana apartemen ku dan membeli di apartemen yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Joohyun" damn it, pasti si Jin gila ini sudah mendata di mana apartemen ku dan membeli di apartemen yang sama.

Joohyun hanya berlalu dan tidak menggubris panggilan itu.

"Noona" baiklah, Joohyun luluh dengan panghilan ini.
"Wae?" akhirnya Joohyun menoleh pada laki-laki itu.
"Aku ingin meminta maaf untuk yang hari itu"
"Memang sudah seharusnya seperti itu Jin"
"Aku sudah menunggumu beberapa hari di sini"
"Biar ku tebak, kau membeli apartemen di sini juga kan?"
"Lebih tepatnya sebelah kamarmu"
"Berhenti mengejarku karena aku bukan lagi seorang lajang"
"Lalu kenapa sendiri?"
"Sesi pertanyaan ditutup" Joohyun berlalu.
"Noona" Jin seperti anak kecil yang selalu mengikuti kemanapun noona nya berada.

Setelah sampai di kamar Joo Hyun, mereka berhenti.

"Jangan ganggu aku, untuk hari ini saja, aku ingin beristirahat Jin-ah, ku harap kau mengerti" melihat wajah Joohyun yang muram seperti itu, Jin hanya bisa tertunduk lemah.
"Baiklah noona, tapi pastikan besok pagi kau akan membukakan pintu itu untukku" lalu Joohyun menutup apartemennya.

Joohyun terduduk di belakang pintu yang ia tutup lalu menangis tersedu-sedu. Entah ia yang bodoh, atau Taehyung nya? Tapi tanpa ia sadari, sosok itu masih di sana.

"Apa yang bocah itu lakukan padamu noona, haruskah aku menghajarnya?" Jin merasa teriris mendengar tangis pilu itu.

.

Keesokan paginya Jin ingin menepati janjinya untuk bermain ke apartemen noona nya. Tapi, saat ia ingin memencet bell kamar itu.

"Huek" terdengar cukup jelas.
"Huek" kembali terulang dengan keras.
"Huek" okay, Jin khawatir.

"Noona, buka pintunya" Jin tidak lagj mengindahkan bell yang ada di sana dan memilih menggedor pintu itu.
"Noona, tolong jangan lakukan ini padaku" ia mencoba membuka gagang pintu itu tapi tidak berhasil.
"Mungkin tanggal ulang tahunnya" Jin mencoba mengisi password apartemen Joohyun dengan tanggal ulang tahun Joohyun, dan hebatnya benar.

Jin langsung mengedar ke kamar mandi dan melihat noona nya tengah berjongkok dan memuntahkan seluruh makan paginya di closet. Ia pun tergerak untuk memijat tengkuk wanitanya.

"Kita ke rumah sakit saja ya noona?" hanya terlihat gelengan lemah di sana.
"Kau pucat sekali tapi" Jin membantunya berdiri dan mendudukkannya di sofa ruang tamu.
"Ke rumah sakit ya noona?"
"Tidak"
"Tapi kau sakit"
"Aku tidak"
"Lalu bisa jelaskan, apa yang barusan ku lihat?"
"Itu morning sickness"
"Maksudmu?"
"Sudah biasa dialami oleh wanita hamil"
"Noona kau?"
"Iya, aku hamil"

.

Minggu, 26 Januari 2020

My Lovely Hubb [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang