Prove

784 82 4
                                    

Taehyung tidak bisa berkata lagi, baru kali ini Joohyun nya bersuara sebanyak itu, dan sebanyak itu juga Taehyung tertohok. Benar, ia tidak pernah menanyakan Joo Hyunnya, bukan berarti ia tidak perduli, bukan berarti dia tidak menganggap, bukan berarti Joohyun nya tidak penting, hanya saja.

"Maaf, aku terlalu fokus untuk membuatmu menerimaku tapi tidak pernah berhasil membuatmu nyaman, aku minta maaf" Taehyung nya tertunduk.

Joohyunnya hanya menangis lalu Taehyung nya beranjak pergi.

"Mau kemana?" tanya Joohyun.
"Pulang ke kamarku, memberimu sedikit ruang agar kau lebih nyaman"
"Lagi-lagi kau berasumsi sendiri? Apa aku bilang padamu kalau aku merasa tidak nyaman dengan kehadiranmu? Begitu?"
"Jadi bagaimana Joo?"
"Buktikan"
"Apa?"
"Sudah aku bilang aku butuh bukti bukan hanya janji, buktikan kau mencintaiku, hanya mencintaiku, buktikan, buktikan bahwa kau bisa membuatku bahagia dengan adanya kau di sisiku, bisa?" Taehyung lagi-lagi hanya terdiam karena perkataan istrinya itu.
"Joo"
"Apa?"
"May i hug you?" iya, tidak ada kata yang bisa membuktikan tetapi perbuatan akan maju terlebih dahulu.

Joohyun merentangkan tangannya lalu Taehyung menghamburkan pelukannya itu pada Joohyun nya.

"I miss you, much, maaf aku bodoh membuat kecanggungan berada di antara kita, maaf" kali ini telunjuk Joohyun sudah berada di bibir itu untuk menghentikan ucapan Taehyung nya.
"I miss you too, since the day i left you, bisa jangan ucapkan kata maaf lagi? Bisa kita ulang lagi kisah ini dengan benar? Boleh aku melupakan kejadian yang tidak ingin ku ingat? Boleh aku" kali ini biar Taehyung mengecup bibir itu, membuat sang empunya sedikit terkesiap.

Melanjutkan kegiatan itu untuk bukan sekedar mengecup, tapi menjadi sebuah penyaluran kerinduan, kedambaan, keinginan, dengan perlahan membuat penyatuan itu sedikit menuntut tapi bisa di rasakan perlindungan di dalamnya, kehangatan, pelukan, bahkan kepedihan karna terpisahkan.

"Akan ku sanggupi, semua, aku akan berubah untukmu, menjadi seperti yang seharusnya, melindungi, menjaga, menaungi hati, pikiran, perasaanmu, aku janji bukan sekedar kata, beri aku kesempatan memperbaiki semuanya, i choose to love you, i choose to love you till the end of my life, boleh percaya aku?"
"Prove it, aku selalu memberikan kesempatan kepada orang yang mau mencoba, orang yang mau berusaha, orang yang gigih terhadap kemauannya, maka tunjukkan padaku satu kali lagi, betapa pentingnya aku di dalam kehidupanmu, kau mengerti?"

Akhirnya kedua insan itu kembali memeluk, melepas rindu, mengutarakan semua itu dengan sentuhan sederhada, elusan punggung kepada masing-masingnya, seolah berkata "its okay not to be okay" setiap pelukan itu terasa berbunyi "aku akan selalu berada di sisi mu apapun yang terjadi kedepannya" iya, itu menenangkan keduanya.

"Aku akan berusaha mengucapkan kata itu jika memang dengan kata bisa mengembalikan dirimu di sisiku" itu Joohyun.
"Aku tidak pernah menuntutmu mencintaiku, biarkan aku yang mencintaimu, begitu juga baik, sekarang, kita makan dulu yah? Sudah malam, aegi mau makan apa? Appa belikan" Taehyung kembali dengan senyumnya.
"Aegi mau pizza appa" itu Joohyun berkata seolah ia adalah bayi mereka yang berbicara.
"Eh? Itu yang mau pizza aegi apa eomma nya?" tanya Taehyung meledek.
"Kalau eomma nya memang kenapa? Toh aku memakannya berdua dengan aegi"
"Ya, tetap aku belikan, as your wish babe"
"Cola nya jangan lupa ya Tae"
"Iya, sayangku. Colanya juga"

.

Rabu, 5 Februari 2020

My Lovely Hubb [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang