Strength

731 87 2
                                    

Setelah hari yang panjang dengan berbaikan di akhir, mereka sepakat menjalani kehidupan dengan baik lagi berdua.

"Apa hari ini aku sudah boleh bekerja?" tanya Taehyung.
"Tapi jika aku memintamu pulang kau harus memastikan itu ya"
"Sayang, hari ini ada rapat penting, aku tidak bisa menjanjikannya denganmu"

Akhirnya hari ini Taehyung pergi ke kantor tetapi Joohyun masih di rumah karena ia tidak nyaman dengan rasa mual nya jika harus mengalami itu di kantor. Tapi, belum sampai jam makan siang ponsel Taehyung yang sudah menjadi ponsel Joohyun sejak bertukar itu kini berdering.

Kim Jennie is calling...

Joohyun memutuskan mendiamkan ponsel itu tanpa ada niatan untuk mengangkatnya. Iya, dia trauma, untuk apa ia angkat kalau hanya sakit yang ia dapat, tapi jangan salah, Jennie tidak mudah menyerah hanya karena teleponnya tidak di angkat.

"Karena kau tidak mengangkat teleponmu aku asumsikan kau sedang sibuk karena aku tahu hari ini ada rapat pemegang saham di kantormu, aku akan menunggumi selesai rapat di dalam kantormu sayang, anak kita merindukanmu, sampai jumpa saat makan siang"

Baiklah, Joohyun sekarang sudah cukup panas lalu segera menelepon suaminya itu, tapi tidak ada jawabnya di sana. Ia tidak mati akal, ia mencari kontak penting di sana dan menemukan 'Jung Biseo' dan langsung meneleponnya, dan untungnya di angkat.

"Maaf, pak di dalam ruang rapat butuh apa?" tentu saja sekretarisnya itu mengira bahwa yang meneleponnya adalah Kim Taehyung, karena yang tertera saat panggilan masuk adalah sajangnimnya.
"Ani, ini aku Bae Joohyun, apa kau mengenalku?" tanya Joohyun polos.
"Geurom, tentu saja saya mengetahui istri presdir, ada apa nyonya?"
"Bisa kau datangi presdirmu yang sedang di dalam ruang rapat itu? Aku melakukan panggilan dan tidak di angkat"
"Di dalam sedang rapat penting nyonya"
"Katakan padanya lebih penting rapat atau keberadaan aku dan anaknya, telepon aku SEKARANG JUGA" lalu telepon itu terputus.

Mau tidak mau sekretarisnya itu menginteruspi ruang rapat dan membisikkan pesan nyonya besar nya itu pada presdirnya, setelah bisikkan itu selesai Taehyung segera berdiri.

"Rapat kita selesaikan di sini, jika ada hal penting bisa di diskusikan setelah makan siang, terima kasih" Taehyung keluar terburu lalu segera menelepon istrinya.

"Chagi-ya, wae?" itu Tae Hyung.
"Kau di mana?"
"Di kantor sayang"
"Lebih spesifik Tae"
"Di depan ruang rapat, kenapa hm?"
"Kau tidak sedang di dalam ruanganmu?"
"Ani, ajik, wae?"
"Jennie menelepon"
"Ia mengatakan apa padamu" Taehyung panik sekarang.
"Ani, aku tidak mengangkatnya"
"Lalu?"
"Aku mau kau pulang"
"Sayang"
"Ia mengirim pesan, ia berada di dalam ruanganmu, menunggumu, katanya"
"Katanya apa?"
"Anak kalian merindukan appa-nya" hati Taehyung berat mendengarnya.
"Chagi"
"Aku tidak ingin kau bertemu dengannya, aku tidak ingin kau melepas rindu dengan anakmu yang lain, aku tidak ingin kalian bersatu, aku akan memisahkan anak itu dari ayahnya, apa aku jahat Taehyung"
"Joo, jangan berkata yang tidak-tidak, aku tidak akan masuk ke ruangan ku tapi aku tidak akan pulang"
"Jadi?"
"We have to face it, tunggu sekretarisku di apartemen, ia akan menjemputmu, aku akan masuk ruanganku bersama denganmu, dan yang perlu kau tahu, hanya ada anak kita, tidak ada anak kalian, anakmu, anakku, hanya ada Baby Kim kita, tidak yang lain, arasseo? Sekarang bersiaplah, ini hanyalah sebuah batu sandungan kecil di dalam rumah tangga kita yang sedang kita bangun, kita harus kuat dan saling percaya sayang, aku tunggu di cafetaria okay Bae"
"Baiklah kalau begitu"
.

Kamis, 6 Februari 2020

My Lovely Hubb [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang