Iya kekuatan Joohyun tidak cukup untuk membangunkan Taehyung nya yang tertidur di lantai itu. Ia memilih mengambil bantal dan juga selimut untuk Taehyung nya, mungkin masih Taehyung nya.
Irene mengangkat kepala lelakinya itu lalu meletakan bantal itu di bawahnya. Membuka selimut yang ia bawa dan menutupi tubuh Taehyung sampai pundaknya.
"Tidur yang nyenyak ya, aku akan menemanimu" lalu mengecup pipi laki-laki yang masih menyandang status sebagai suaminya itu.
Iya, itu Joohyun yang mencintai suaminya dalam diam. Itu Joohyun yang sekarang menidurkan diri di sebelah Taehyung dengan bermodalkan tangannya sendiri menjadi bantalan kepalanya. Tidur menghadap Taehyung, dan tersenyum memandang lelakinya itu.
"Jika saja semua itu tidak pernah terjadi, kesalah pahaman mu padaku, kehadiran wanita lain di antara kita, dan ketidak percayaan kita satu sama lain, mungkin kita tidak akan seperti ini, mungkin kita tidak akan tidur di lantai seperti ini, melainkan tertidur bersama di atas kasur yang hangat, di mana kau memeluk aku di sana" tanpa sadar Joohyun menangis, tapi.
Lengan itu merengkuhnya, lengan kekar itu memeluknya, seolah mendengarkan perkataannya, suaminya mendekap dia, membuat keduanya hangat walau berada di atas lantai yang dingin.
"Selamat tidur Tae" akhirnya Joohyun memilih tertidur di pelukan hangat sang suami.
.
Hari belum pagi benar, mungkin matahari baru saja ingin mengintip. Iya, sekarang pukul lima pagi dan keduanya masih tertidur di lantai itu, sampai Taehyung terbagun karena rintihan Joohyun.
"Argh" itu Joo Hyun.
Sontak saja suaminya yang mendekapnya itu terbangun dan panik, melihat istrinya meringis sambil memegangi perutnya.
"Joo, apa yang sakit, aku harus bagaimana?" ia membuat Joohyun nya duduk di pangkuannya dan menyandar ke dada bidang miliknya.
"Aku, tidak apa-apa" tapi suara itu begitu pelan.Taehyung dengan reaksinya yang cepat menggendong Joo Hyun nya ke kamar dan merebahkannya di kasur serta menyelimutinya.
"Joo, masih sakit?"
"Sudah lebih baik, terima kasih"
"Kau, sering seperti ini?"
"Tidak juga, hanya keram perut biasa"
"Kenapa tidur di lantai?"
"Karena kau tidur di sana" Joohyun mulai menitikkan lagi air matanya.
"Maafkan aku" Taehyung juga menangis, menangisi kecanggungan yang terjadi di antara mereka karena kebodohannya sendiri.
"Tapi"
"Tapi apa sayang?" iya, panggilan itu kembali.
"Bisa buatkan aku sesuatu yang hangat untuk memperbaiki perutku?"
"Kau mau apa?"
"Sepertinya anakku ingin susu paginya" begitu kata Joohyun.
"Ganti kata anakku itu dengan anak kita, aku ayahnya, ia hanya ingin dibuatkan susu oleh ayahnya, iya kan nak" itu Taehyung mengelus pelan perut rata milik Joohyun.Joohyun tersenyum dalam diam. Sesungguhnya, hal ini adalah sesuatu yang selalu ia bayangkan untuk terjadi.
"Sebentar ya, appa buatkan susunya" tentu saja Joohyun senang bukan kepalang mendengar penuturan Taehyung.
Tidak butuh waktu lama, Taehyung sudah kembali dengan segelas susu hangat yang ia buatkan untuk istri tercintanya, tetapi yang di tuju malah menutup matanya.
"Sayang, bangun dulu yuk, kasian dedeknya kedinginan" kata Taehyung mengusap pelan lengan Joo Hyun.
"Dedek siapa?"
"Dia, bolehkan di panggil dedek?" kata Taehyung lagi-lagi menyentuh perut datar Joohyun dan mengusapnya pelan, entah sudah berapa kali kegiatan itu ia lakukan pagi ini, mungkin itu hobby barunya.
"Di minum dulu ya sayang susunya, biar perutnya menghangat, lain kali tidak boleh tidur di lantai lagi ya, tidak baik" lalu Taehyung mengusap puncak kepala wanitanya yang sedang meminum susu buatannya..
Kamis, 30 Januari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Hubb [Completed]
FanfictionHari itu adalah masa orientasi untuk anak-anak yang masuk sekolah menengah pertama di Yong San Internasional School Seoul, karena sekolah ini memiliki jenjang pendidikan sekolah menengah pertama dan juga sekolah menengah atas, jadilah masa orientasi...