"Taehyung" iya itu panggil Joohyun.
"Kenapa sayang?" Taehyung merangkul istrinya yang sedang menggendong anak mereka dan mengusap pelan puncak kepala Joohyun.
"Maaf" hanya kata itu yang bisa Joo Hyun ucap.
"Bukankah kita sudah sepakat untuk itu? Tidak boleh ada kata maaf dari mu sayang, aku selalu memaafkannya jika memang itu salah, tapi sejauh ini kau tidak pernah salah sayang, jadi lupakan kata itu okay?"
"Tapi"
"Aku tidak ingin mendengarnya, yang sudah berlalu, biar berlalu, untuk jadi pelajaran bagi kita, sekarang, dan kedepannya, hanya ada kita, aku, kau, dan bayi kita Ahyoung, aku janji akan membahagiakan kalian, kau percaya dengan perkataanku, kan sayang?" Joohyun hanya bisa mengangguk membiarkan Taehyung mencium puncak kepalanya dan mengambil alih Ahyoung darinya.
"Biar appa yang gendong, pasti eomma sudah lelah menggendong Ahyoung selama acara tadi, chaa, Ahyoung bermain dengan appa dulu ya" iya, Joohyun menyukai panggilan barunya dan Taehyung, eomma dan Appa Ahyoung.Jooyyun memandang Taehyung nya juga Ahyoung nya yang bermain bersama, ada tawa tercipta di sana. Bukankah ini gambaran keluarga yang seutuhnya? Keluarga yang Joohyun harapkan? Suami yang menyayanginya dan anak yang lucu menemaninya. Sungguh rasanya tidak ada lagi yang Joohyun inginkan dan Joohyun butuhkan selain suami dan anaknya.
"Eomma kenapa melamun? Ayo kemari, bermain bersama kami" iya itu sorak suaminya memanggil dia.
.
Bulan berlalu, Joohyun pada awalnya memaklumi Taehyung yang mogok bekerja dengan alasan ingin membantu Joohyun mengurus Ahyoung karena Joohyun tidak mau menggunakan baby sitter. Tapi bukankah Taehyung keterlaluan? Kasihan sekretaris Jung.
"Sayang, perkembangan Ahyoung hanya satu kali seumur hidupnya, bagaimana kalau aku melewatkannya"
"Ku rasa Ahyoung juga tidak ingin memiliki appa seorang pengangguran" Ahyoung yang merasa terpanggil berujung memerhatikan kedua orang tuanya yang sedang berdebat itu.
"Tapi Joo"
"Aku akan ke kantor juga, aku tidak mungkin membiarkan Soo Young kesulitan terus, aku akan membawa Ahyoung bersama ku, jadi kalau rindu, kau bisa ke kantorku, atau, kita bisa menghabiskan waktu makan siang bersama, bagaimana menurutmu?" Taehyung tidak punya pilihan lain selain iya..
Oh iya, Jennie sudah melahirkan tapi masih sendiri. Entah mungkin dia memilih menjadi orangtua tunggal. Hari berlalu Taehyung kembali menjemput Joohyun nya dan buah hati mereka dari butik menuju ke rumah.
"Taehyung, kalau setiap hari seperti ini apa tidak melelahkan dirimu?"
"Kenapa sayang?"
"Kau sehari tiga kali ke butikku, pagi saat mengantar, siang saat makan siang, dan sore saat pulang kerja, apa tidak apa-apa?"
"Kenapa berpikir seperti itu?"
"Lihat, Ahyoung saja lelah mengikuti ku ke kantor, apa lagi kau yang sehari tiga kali bolak-balik?" tanya Joohyun merujuk ke Ahyoung nya yang sudah tertidur sejak sore tadi.
"Apa kau mau membantuku menghilangkan rasa lelahku sayang?"
"Sudah kewajibanku sebagai istrimu" Taehyung tersenyum penuh kemenangan..
Sampai di rumah, Joohyun meletakkan Ahyoung di tempat tidur bayinya di kamar Ahyoung sendiri. Padahal Joohyun ingin membawa Ahyoung ke kamarnya, tapi Taehyung menyuruh Joohyun menidurkan Ahyoung di kamar Ahyoung sendiri.
"Sudah menidurkan AhYoung nya sayang?" Tanya Taehyung saat Joohyun kembali ke kamar mereka.
"Bahkan sejak di mobil tadi ia sudah tertidur pulas Tae, aku hanya membaringkannya, wae?" lagi-lagi Taehyung tersenyum dengan bangga.Ia belum menjawab pertanyaan istrinya itu tapi ia mendekat pada Joohyun nya, mengikis jarak itu hingga mereka bisa saling merasa deru nafas masing-masing.
"Aku, merindukanmu, Kim Joohyun" lalu Tae Hyung memulai kegiatannya itu dengan menyatukan bibirnya dengan bibir istrinya.
"Aku juga merindukanmu"
.
Selasa, 3 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Hubb [Completed]
FanfictionHari itu adalah masa orientasi untuk anak-anak yang masuk sekolah menengah pertama di Yong San Internasional School Seoul, karena sekolah ini memiliki jenjang pendidikan sekolah menengah pertama dan juga sekolah menengah atas, jadilah masa orientasi...