Sekarang kepala Taehyung terasa seperti ingin pecah, bagaimana tidak? Ia harus berpisah dengan Joohyun di saat Joohyun sedang mengandung anaknya.
"Ani ya, itu tidak akan terjadi"
"Tapi aku hamil Tae" kata Jennie mendistraksi pikiran Taehyung.
"DEMI APAPUN JEN, AKU TIDAK PERNAH MENYENTUHMU"
"Tentu saja kau tidak mengingatnya, kau mabuk Tae"
"KUBILANG HENTIKAN"
"Bagaimana bisa kalau di sini sudah ada milikmu" Jennie mengarahkan tangan Taehyung ke perut datarnya.
"Anakku butuh aku, aku gila kalau memilihmu"
"Tapi ini juga anakmu, tidakkah kau mendengar Joohyun mu itu menyuruh kau bertanggung jawab atas aku dan anak kita? Ia juga tidak mengelak saat kau bilang itu bayi Seokjin, bisa saja itu bayi mereka"
"DIAM JENNIE AKU TIDAK INGIN MENDENGAR PENDAPATMU"Taehyung meninggalkan perempuan itu lalu bergumam.
"Aku tidak mau kehilanganmu dan anak kita, Joo" akhirnya Taehyung menelepon seseorang.
"Joon"
"Taehyung? Sangkin lamanya kau tidak menghubungiku, aku sampai hampir lupa suaramu"
"Jangan berlebihan"
"Kali ini apa?"
"Aku mau kau mencari tahu di mana istriku tinggal, siang ini jam makan siang temui aku dengan jawabannya"
"Itu kan istrimu, kenapa aku yang harus mencarinya"
"Joon, apa guna mu?"
"Iya, baiklah".
Di sisi lain kedua insan yang tadi berjalan pulang itu baru saja sampai di apartemen mereka.
"Terima kasih sudah menemaniku Jin, tapi aku harap jangan ganggu aku sampe besok pagi lagi"
"Noona"
"Password kamarku akan ku ganti agar kau tidak seenaknya masuk seperti tadi pagi"
"Noona" Jin hanya terus merengek seperti bayi yang akan di tinggal ibunya.
"Kau mengerti?"
"Noona"
"Baiklah kalau begitu aku masuk dulu" Joohyun menutup pintu apartemennya..
Tepat jam makan siang, di cafe seberang kantor Taehyung.
"Lama menunggu ya?"
"Cepatlah, detektif Kim Namjoon, aku membutuhkan informasi itu segera"
"Makanya Tae, kalau sudah beristri itu jaga dengan baik, jangan bertingkah"
"Tahu apa kau? Kau saja belum menikah"
"Maka dari itu aku belum mau menikah, karena menikah itu merepotkan"
"Ah, bilang saja kau tidak laku, sudah jangan membahas yang lain, mana informasi untukku, di mana Joohyun ku?"
"Kau yakin dia masih milikmu?" lalu Namjoon memberikan sebuah foto."Ini?"
"Itu istrimu kan? Ia tidak sadar kamera, tapi lelaki yang di sampingnya sadar dan malah berekspresi seperti itu, dan kalau di lihat ia tidak kalah kaya darimu, bahkan"
"Aku tidak membahas dia, sekarang di mana mereka tinggal?"
"Kalau di lihat dari lokasi lobby nya, itu adalah apartemen artravel Myeongdong" tanpa ABC Taehyung langsung melesat ke lokasi.Tapi di pertengahan perjalanan ia kembali menelepon Namjoon.
"Joon"
"Wae?"
"Kamar Joohyun nomor berapa?"
"Ku pikir kau tahu, ia lantai 12 nomor 30, 1230 ku pikir itu tanggal lahirmu?"
"Baiklah terima kasih" Taehyung semakin menyesal di buatnya.
"Jangan di tutup dulu atau kau akan menelepon ku lagi"
"Wae?"
"Masuk apartemen itu harus menggunakan akses, akan ada kenalanku di sana yang akan menghampirimu, ia sudah mengenalimu, tunggu saja di depan pintu masuk, ia akan meminjamkan kartu akses miliknya padamu"
"Kau terbaik Joon" lalu sambungan telepon itu terputus.Setelah Taehyung sampai di apartemen itu. Benar saja ia langsung di sambut seseorang yang memberikannya kartu akses padanya, tapi karena Taehyung tidak habis akal, ia mampir ke resepsionis terlebih dahulu.
"Maaf, lantai 12 unit 32 kosong tidak?"
"Kebetulan ada orangnya tuan, ada apa?"
"Saya ingin membeli unit apartemen yang bersebelahan dengan 1230"
"Kalau begitu bagaimana dengan 1228"
"Baiklah, saya bayar sekarang" Taehyung mengeluarkan black cardnya.
"Baiklah tuan, nanti di persiapkan sekitar 1 jam, anda mau menunggu di mana?"
"1230"
"Baik nanti saya ke sana"Aku tidak akan membiarkanmu pergi Joo, tidak akan pernah" lalu Taehyung menaiki lift itu.
.
Senin, 27 Januari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Hubb [Completed]
FanfictionHari itu adalah masa orientasi untuk anak-anak yang masuk sekolah menengah pertama di Yong San Internasional School Seoul, karena sekolah ini memiliki jenjang pendidikan sekolah menengah pertama dan juga sekolah menengah atas, jadilah masa orientasi...