Sesuai janji Taehyung, di esok hari pagi-pagi sekali mereka sudah keluar dari rumah sakit itu, mereka tidak mampir ke apartemen lagi tapi mereka pulang ke rumah, untuk bersiap, sebenarnya Taehyung masih merasa istrinya itu butuh perawatan.
"Joo, apa tidak besok saja kita baru keluar dari rumah sakit? Sepertinya luka mu dan baby belum sembuh betul" tapi detik itu juga mata Joohyun memanas.
"Aku takut" jika peristiwa kemarin terjadi lagi, dan juga peristiwa orang tuanya yang menghantui.
"Sayang, jangan menangis ya? Kita pulang ke rumah sekarang untuk membawa perlengkapan dan kebutuhan kita selama di Daegu" Joohyun hanya mengangguk lucu.
"Aigoo, menggemaskan" Taehyung mengusak pelan surai wanitanya..
Sekarang mereka di rumah dan hebatnya Joohyun berkemas seperti ingin membawa semua yang ada di rumah ini bersamanya pindah ke Daegu.
"Sayang kau tidak lupa kan kita naik kereta bukan membawa truck ke Daegu"
"Apa maksudmu berkata begitu" sekarang Joohyun nya sengit.Bagaimana tidak Taehyung mengibaratkan truck sebagai kendaraan mereka, Joohyun menyiapkan bawaannya total sepuluh tas dan koper.
"Sayang, bukankah ini sedikit berlebihan?" tanya Taehyung hati-hati.
"Kan kita akan lama di sana, sekitar sembilan bulan Tae, dan mungkin saja aku ingin menetap" Taehyung gemas menyambar bibir istrinya.
"Iya, aku tahu, tapi kita naik kendaraan umum sayang, bukankah kita harus berbagi lokasi bagasi? Dan dalam waktu sembilan bulan baju-baju mu itu tidak akan bisa kau pakai, mungkin tidak perlu sampai sembilan bulan, empat bulan kedepan saja mungkin kau tidak muat lagi memakai pakaianmu" itu kata Tae Hyung.
"Jadi katamu aku akan semakin gendut di Daegu begitu? Sampai semua baju ku tidak muat dan tidak bisa di pakai?" kenapa ibu hamil ini emosian sekali.
"Joo, listen to me" Taehyung tetap santai.
"shirreo"
"Kau lupa, kalau Baby Kim harus bertumbuh?" Taehyung menelusupkan tangannya ke perut Joohyun seraya memeluk wanitanya yang merajuk itu dari belakang.
"Kalau kau tetap memakai pakaian yang biasa kau pakai, baby akan merasa sesak sayang, apa kau mau seperti itu?" walau tetap tidak berbalik ke arah Taehyung tapi respon gelengan darinya tetap terjadi.
"Lalu aku harus bagaimana?"
"Bawa seperlunya, sisanya kita beli saja perlahan jika sudah di sana, okay?" akhirnya Joo Hyun mengangguk patuh.Lagi-lagi Taehyung menyusahkan Sekretaris Jung untuk mengantar ia dan Joohyun nya ke stasiun untuk ke Daegu, tentu saja bawaan Joohyun sudah cukup menyusut sejauh ini.
Baiklah, Taehyung tidak berani protes lagi karena itu sudah menyusut setengahnya dan bajunya juga sudah include di dalamnya.
Sekretaris Jung mengantar mereka sampai ke dalam kereta. Dan setelah kereta itu hendak berangkat Sekretaris Jung turun dari kereta dan membungkukkan badan. Entah mengapa Joohyun memberikan lambaian pada sekretaris suaminya itu beserta senyuman. Bahkan suaminya saja heran sejak kapan istrinya itu akrab dengan sekretarisnya, sementara itu kereta sudah bergerak menjahh dari stasiun.
"Joo" Joohyun dengan wajah sumringahnya itu menghadap ke arah suaminya yang memanggilnya.
"Iya?"
"Kemarikan telepon genggammu"
"Kenapa?"
"Berikan saja"
"Ini"
Tanpa ba bi bu, Tae Hyung mengambil ponsel Joo Hyun lalu menyimpannya."Mau kau apakan teleponku?" Tae Hyung tidak menjawabnya tapi mengeluarkan sesuatu.
"Ambil yang pink untuk mu" Joo Hyun mengambilnya.
"Kau membeli handphone baru untuk kita? Kenapa suka sekali menghabis-habiskan uang? Handphone lama kan belum usang" sebelum Joohyun mengoceh lebih panjang Taehyung mengecupnya.
"TAE!"
"Apa salah aku tidak mau istriku di ganggu oleh wanita gila itu?"
"Sebut saja dia gila, dan kau menghamilinya, kalau dia gila, kau apa? Lebih dari gila?" Joohyun menjawabnya sembarang.
"Aku akan melakukan test DNA saat kandungannya sudah bisa melakukan test" Joo Hyun sedikit terpejam karena membayangkan bagaimana alat itu menembus rahimnya dan mengganggu janjinnya.
"Agaknya itu keterlaluan Tae, bagaimana kalau janinnya meninggal?"
"Apa harus kau memikirkan itu? Aku hanya ingin membuktikan kalau itu bukan milikku"
"Tidak dengan menyakiti makhluk hidup yang tidak bersalah Tae, apa kau terbayang kalau alat itu bukan menembus rahimnya tapi rahimku? Apa kau tega mengganggu Baby Kim?" Taehyung menggeleng tentu saja.
"Aku percaya padamu, jadi jangan sakiti bayi tidak bersalah itu, jujur aku juga penasaran dengan hasilnya dan berharap dia bukan milikmu, tapi biarkan ia lahir ke dunia ini, apapun hasilnya jangan sakiti dia, kau mengerti?" Taehyung mengangguk.
"Aku ikut maumu, Joo".
Rabu, 12 Februari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Hubb [Completed]
FanfictionHari itu adalah masa orientasi untuk anak-anak yang masuk sekolah menengah pertama di Yong San Internasional School Seoul, karena sekolah ini memiliki jenjang pendidikan sekolah menengah pertama dan juga sekolah menengah atas, jadilah masa orientasi...