Apart

636 68 2
                                    

Kini ponsel Taehyung berbunyi. Tanda ada pesan masuk di ponselnya.

'Halo tuan Kim, ini aku Dokter Jeon, seseorang meneleponku dan mengatakan kau mencariku. Aku memang berniat bertemu denganmu untuk menanyakan sesuatu, memang sebenarnya semua yang akan ku tanyakan merupakan privasi pasien, tapi hanya saja, aku tidak suka jika ada pihak yang dirugikan, baik pasienku ataupun keluarga pasienku. Kau bisa menemuiku di jam makan siang besok, di cafe seberang rumah sakit, aku tunggu'

Seberapa keras pun Taehyung berpikir, sekarang ia tidak lagi menemukan alasan kenapa ia harus tinggal di Daegu. Wanitanya sudah tidak di sini, dan bukankah lebih baik kembali ke Seoul?

Di perjalanan, Taehyung mencoba menelepon istrinya yang ia duga sudah sampai di Seoul, ia ingin memastikan bahwa istrinya sampai di apartemen dengan selamat. Ia lupa bahwa ia berjanji tidak akan mengganggu istrinya itu, tentu saja Joohyun enggan mengangkat telepon dari laki-laki yang masih berstatus suaminya itu, sehingga Taehyung tersambung pada voice mail.

.

Sementara Joohyun baru sampai dan masuk ke apartemennya, ia sempat menyuruh Sekretaris Jung untuk pulang, tapi bagai penjaga yang setia, Sekretaris Jung bahkan tidak masuk ke apartemen Joohyun dan tetap berjaga di luar pintu apartemen itu.

"Kau boleh pulang Jung, terima kasih sudah menemaniku" Joohyun masuk ke apartemennya, mendudukkan dirinya di sofa dan mulai dengan kegiatan menangisnya.

Tidak lama teleponnya berbunyi, tanda ada pesan masuk. Matanya dengan jelas melihat bahwa itu Taehyungnya. Ia mendapatkan pesan suara dari suaminya dan dengan segera memutarnya.

"Hai Joo, baru tadi pagi kau meninggalkanku dan sekarang aku sudah merindukanmu, apa aku masih berhak merindukanmu?..

"Tentu saja berhak bodoh" itu Joohyun seolah berbicara dengan suara Taehyung dari seberang sana.

..Apa kau sudah sampai Seoul? Semua baik-baik saja kan? Aku minta maaf, aku tidak tahu lagi kata apa yang harus ku ucap selain maaf, bahkan aku ragu, apa mulut ini masih boleh berucap kalau aku mencintaimu, iya, hanya dirimu.
Aku mengaku walau terlambat, iya, dia Jennie, alasanku meninggalkan mu satu hari ke Seoul di hari pemeriksaan Baby Kim, persetan dengan rapat, aku jujur bahwa aku telah membohongimu. Sayang, ah, aku bahkan tidak tahu apa kata itu masih boleh ku ucap untukmu, tapi aku menyayangimu, juga anak kita..

Sungguh lelehan air mata Joohyun kini sudah tidak bisa terbendung.

..Tidak pernah ada senyum dari bibirku untuk anak yang Jennie kandung mau itu laki-laki atau apapun itu, aku hanya mencintaimu dan anak kita. Aku menyukai Gunhoo karena wajahnya lucu menurutku, kau yang menanyakannya, bukan karena aku berharap memiliki anak laki-laki. Bagiku, semuanya sama, sama-sama anak kita, laki-laki atau perempuan, aku tetap mencintainya, seperti aku mencintaimu, bahkan bukankah itu kabar baik kalau anak kita perempuan? Ia akan secantik dirimu, atau menjadi duplikatku versi perempuan. Membuatku memiliki dua malailat cantik yang harus ku jaga dengan hidup matiku.
Aku meminta maaf karena lagi-lagi sudah membuatmu kembali menangis, maaf telah membohongimu, maaf selalu menyakitimu, aku mencintaimu"

Joohyun tidak kuasa untuk menahan gejolak dari dalam dirinya. Ia menangis, berteriak, sambil memeluk ponselnya itu. Ia merasa egois, sakit, sedih, dan semua itu kini menyatu di dalam dirinya, hanya dengan buliran itu dia dapat mengurangi kegundahan hatinya.

"Haruskah kita seperti ini, Taehyung? Apa aku salah menjatuhkan hatiku padamu?"

.

Senin, 17 Februari 2020

My Lovely Hubb [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang