사실

680 85 6
                                    

Jin tidak bisa berkata. Ini adalah permintaan langsung dari wanitanya. Jujur ia sangat menyayangi Joohyun nya. Bahkan sangat mencintainya. Tapi kalau wanitanya yang meminta dia untuk meninggalkannya, Jin bisa apa? Ia hanya terdiam merasakan bajunya basah oleh air mata Joohyun sampai kantung belanja yang Joohyun pegang terjatuh ke lantai dan terdengar nafas teratur di sana, iya Joohyun tertidur karena lelah menangis.

"Noona, maaf, aku tidak tahu kalau perasaanku memberatkanmu" Jin menggendong wanita itu lalu meletakkannya perlahan di tempat tidurnya dan menyelimutinya.

"Tidur yang nyenyak ya noona" Jin mengusap air mata yang bahkan belum sempat keluar dari ujung matanya itu lalu segera keluar dari apartemen Joohyun.

Di depan pintu itu, kedua pria tadi masih sedia berjaga seperti awal Jin masuk.

"Istrimu sudah tertidur" itu kata Jin.
"Bahkan lebih cepat dari perkiraanku"
"Aku tidak bisa membantumu untuk mengawasi Joohyun lagi"
"Kenapa?"
"Ia menolak kehadiranku, ia menangis karenaku, ia bilang ia hanya mau kau" Jin tersenyum mengejek.
"Taehyung, aku hanya berharap kau berhenti menyakitinya, i'm quit" Jin kembali ke kamarnya.

Taehyung akhirnya menyuruh Sekretaris Jung kembali ke kantor dan ia sendiri mencoba memasuki apartemen Joohyun. Melihat indah wajah istrinya yang ia rindukan walau baru terpisah beberapa jam. Ia mengelus pelan wajah sempurna itu sambil menitikkan air mata dan bergumam beberapa maaf.

"Benarkah kau menolaknya, sayang? Secinta itu kah kau terhadap laki-laki berengsek ini? Aku bahkan merasa tidak pantas bagimu Bae, i hurt you too much" kini ia beralih menggenggam tangan Joohyun.
"Bahkan aku tidak tahu bagaimana aku harus menjelaskan pada ayahmu atau ibuku jika mereka meminta pertanggung jawabanku atas perasaanmu, aku jauh dari kata baik, aku tahu aku tidak layak, tapi cintaku padamu tulus Bae" ia mengecup punggung tangan Joohyun nya yang sedang tertidur.
"Aegi, Baby Kim kesayangan appa, jangan dengarkan pikiran eomma mu yang mengatakan appa tidak suka kau karena kau perempuan ya, appa mencintaimu, sangat, appa yakin kau akan menjadi gadis kecil kesayangan appa, tetap tumbuh sehat di dalam sana ya, saranghae" Taehyung mengecup perut Joohyun yang kini sudah tidak rata lagi karena kehadiran buah hati mereka.

Tapi di saat Taehyung hendak pergi dan keluar dari kamar Joohyun, tangannya dicekal.

"Jangan pergi, ku mohon" itu Joohyun nya yang lagi-lagi sudah menangis.

Sontak saja Taehyung mendekapnya, memeluknya, mencium puncak kepalanya, menyalurkan segala kerinduannya dan juga mengelus punggung Joohyun seolah ia menyesal dengan semua perbuatannya yang membuat Joohyun nya kembali menangis.

"Sayang, jangan menangis ya, aku yang salah okay?"
"Jangan pergi, aku mohon"
"Never" akhirnya mereka melanjutkan pelukkan itu sampai Joohyun nya kembali mengantuk dan Taehyung kembali menyelimutinya.

Taehyung dengan siaga menjaga istrinya itu dan tidak bergerak sedikitpun dari sisi kasur, tapi seperti baru satu jam Joohyun nya terbangun.

"Kenapa sudah bangun hm?"
"Aku, belum makan dari pagi" bagus Joo, sekarang sudah siang.
"Maaf, aku tidak perhatian, mau aku buatkan susu?" Joohyun hanya mengangguk polos.
"Baiklah, tunggu sebentar ya" akhirnya Taehyung membuatkan Joohyun susunya yang tadi sudah dibeli oleh Jin.

Tidak butuh waktu lama, Taehyung sudah kembali dengan susu yang ia buat untuk Joohyun nya, dan memberikannya pada Joohyun.

"Joo, aku mau bicara"
"Aku sudah dengar voice mail mu" Joohyun tidak tertarik dan melanjutkan kegiatan minum susunya.
"Aku berjanji akan lebih jujur padamu kedepannya"
"Lebih jujur saja tidak cukup Tae, apa kau tahu landasan sebuah hubungan adalah kepercayaan? Jika kau mau hubungan yang baik, maka perbaiki landasannya, bangun kepercayaan itu"
"Okay, baiklah aku akan terbuka padamu dalam semua persoalan"
"Jangan hanya bicara" gelas itu kini kosong dan Joohyun meletakkannya di nakas dan hendak kembali menarik selimut.
"Besok aku mau bertemu Dokter Jeon"
"Siapa dia?"
"Dokter kandungan"
"Oh, sekarang sudah mau terang-terangan untuk memerhatikan anakmu yang lain"
"Sudah berapa kali aku bilang kalau anakku hanya Baby Kim, iya dia dokternya Jennie, tapi ia ingin menemuiku secara pribadi besok siang, kau mau ikut?"
"Apa boleh?"

.

Sampai di esok hari jam makan siang, Taehyung membawa Joohyun nya untuk menemaninya menemui Dokter Jeon di cafe seberang rumah sakit. Saat mereka masuk cafe itu ternyata Dokter Jeon sudah duduk di sana dan Taehyung mendekatinya.

"Maaf membuatmu menunggu" Taehyung menjabat tangannya, begitu juga Joohyun.
"Tidak masalah, silahkan duduk" sekarang mereka bertiga duduk di meja yang sama.
"Aku punya beberapa pertanyaan untuk Tuan Kim"
"Silahkan"
"Ah, maaf, ini Nyonya Kim ya?"
"Eh? Bagaimana dokter tahu? Bukankah dokter adalah dokternya Jennie?"
"Tentu saja saya tahu, cara Tuan Kim menatap nyonya dengan cinta, tidak seperti saat Tuan Kim menatap Nona Jennie" Joohyun sedikit tersenyum kikuk.
"Baiklah, aku ingin menanyakan apa kau punya saudara tuan? Karena sepengetahuanku, kemarin adalah kali pertama kau menemani Nona Jennie memeriksakan kandungannya kan?"
"Aku dan Joohyun, kami anak tunggal"
"Oh, begitu?"
"Memangnya ada apa dok?"

Tatapan Dokter Jeon semakin intens seolah mencari kebenaran dari dua insan di depannya. Seketika saja Joohyun takut dan berbisik.

"Aku tidak mau ikut pembicaraan ini lagi Tae" Seperti doanya di dengar ada sosok perempuan manis masuk ke cafe.

"Jeon, sedang apa?" wanita itu menepuk pundak Dokter Jeon begitu saja.
"Ah, Nyonya Kim, jika tidak nyaman dengan pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan, anda bisa makan siang dengan kekasih saya mungkin"
"Dasar, kau pasti menginterograsi orang lagi kan? Ayo eonni, ikut aku saja, obrolan laki-laki memang tidak asik" Taehyung mengangguk mengizinkan dan Joohyun mengikuti wanita itu.

"Jadi bagaimana dok?"
"Ah, setiap bulannya Nona Jennie selalu diantar seorang laki-laki yang juga bermarga Kim, dan dia mengatakan bahwa itu kakak mu, ya walau tidak mirip aku tidak bisa mengelak" itu kata Dokter Jeon.

Di sisi lain Joohyun sudah duduk di meja bersama wanita yang juga ber jas dokter yang katanya merupakan kekasih Dokter Jeon.

"Eonni mau pesan apa? Biar hari ini aku yang traktir"
"Eh? Mana bisa begitu? Eonni saja yang traktir" lalu mereka menyatakan pesanan mereka pada pelayan restoran itu.
"Sudah berapa bulan kandungan mu eonni?"
"Eum, lima bulan"
"Ah, maaf, aku belum memperkenalkan diri malah sudah menanyakan hal pribadi" lalu wanita itu berdiri dan setengah membungkuk.
"Annyeonghaseo, Kim Yerim ibnida" Joohyun hanya tertawa melihat tingkah anak itu.
"Tidak perlu seformal itu, aku Joohyun, Bae Joohyun"
"Ada urusan apa suamimu dengan kekasihku eonni? Apa kekasihku dokter kandunganmu?" akhirnya Joohyun memilih menceritakan kronologi kejadian antara dia, Taehyung, Jennie, dan Dokter Jeonnya.

"Wanita tidak tahu malu! Merusak rumah tangga orang!" itu Yerim dengan emosinya.
"Tapi dia sudah melakukan test DNA dan hasilnya cocok"
"Bisa saja memang DNA nya sengaja ia tukar, wanita rubah seperti itu jangan mudah dipercaya eonni, akan aku bantu kau menghadapinya, tenang saja, aku punya kenalan di bagian forensik, nanti akan ku kabari kelanjutan kasus ini"

.

Rabu, 19 Februari 2020

My Lovely Hubb [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang