"Lalu kau tidak senang dengan kehamilan mu?" tanya Jin polos.
"Kenapa kau bisa menyimpulkan seperti itu?"
"Karena kau menangis, apa karena kau tidak mau hamil?" tanya Jin lagi.
"JANGAN BERKATA SEPERTI ITU JIN, ANAKKU MENDENGARNYA" baiklah, beritahu Jin untuk sabar menghadapi perubahan hormon itu.
"Baiklah noona, tapi itu, anak kalian kan?"
"KAU PIKIR SUAMIKU ADA BERAPA? HAH!"
"Baiklah, aku salah, aku minta maaf, tapi suamimu juga salahkan?"
"Iya, bahkan sangat salah, bisa jangan bahas dia?"
"Tidak, aku masih mau membahasnya, kenapa dia tidak ke sini?"
"Ia tidak tahu aku punya apartemen di sini"
"Bahkan aku tahu"
"Ia bukan penguntit seperti dirimu"
"Baiklah, aku penguntit, tapi boleh aku menghajarnya"
"Ku mohon jangan"
"Aku tidak janji"
"Bagaimana kalau menemaniku berbelanja saja? Sepertinya bayiku butuh nutrisi?"
"Baiklah" akhirnya mereka pergi bersama..
Taehyung baru menyadari ada panggilan masuk dari Jennie setelah semalam mabuk memikirkan Joohyun. Dan akhirnya memilih menelepon wanita itu.
"APA YANG KAU KATAKAN PADA ISTRIKU"
"Oh, jadi yang mengangkat teleponku kemarin istrimu, pantas saja tidak berkata apapun"
"JANGAN GANGGU KAMI LAGI"
"Kalau kau ingin tahu apa yang aku katakan padanya, temui aku di lotte shopping avenue sekarang"Taehyung menutup teleponnya sepihak dan segera berangkat.
.
Jin dan Joohyun telah tiba di lotte untuk berbelanja keperluan harian Joohyun dan nutrisi bayinya.
"Noona, ku rasa kau butuh susu ibu hamil?"
"Memang itu yang ku cari Jin-ah" lalu Jin mendorong troli itu ke arah rak susu ibu hamil."Noona, kau mau merek apa? Dan kau suka rasa apa?"
"Kira-kira banana enak tidak ya?"
"Yang menurutmu tidak akan membuatmu mual saja, atau nanti kau akan memuntahkannya lagi" tanpa mereka sadari ada seorang halmonie yang memerhatikan mereka."Aigoo, kalian pasangan muda ya, suamimu perhatian sekali" kata halmonie itu pada mereka.
"Aniya halmonie" kata Joohyun.
"Iya halmonie, istriku sedang hamil, kami baru saja mengetahuinya, jadi kami ingin memberikan nutrisi yang terbaik untuk si kecil" bahagia sekali Joohyun jika itu adalah Taehyung nya yang mengatakan.
"Benarkah? Selamat kalau begitu, kalau boleh halmonie sarankan, susu yang ini memiliki nutrisi yang lengkap, dan tidak membuat mu mual saat meminumnya, menantuku minum yang ini" begitu terang halmonie.
"Aah, begitukah? Baiklah, kami akan mengambil yang ini, iya kan sayang? Terima kasih sarannya halmonie" itu Jin dengan kesempatannya.
"Baiklah, jaga baik-baik ya buah hati kalian, halmonie pergi dulu" lalu sekepergian halmonie, Joogyun menyikut perut Jin."Apa katamu? Istri? Dan apa maksud mu? Sayang!" dia dalan mode marahnya.
"Halmonie kan tahunya kita suami istri Joo" ia melunjak.
"Kita kan bisa bilang yang sebenarnya, kalau kita tidak"
"Dan mengatakan yang sebenarnya kalau aku bukan suamimu dan aku adalah laki-laki lain yang menyukaimu, begitu? Dan mengatakan suamimu yang berselingkuh di belakangmu? Iya!" Jin sudah mengetahuinya karena Joohyun sudah menceritakannya tadi.Perubahan raut wajah Joo Hyun terlihat jelas, sekarang Jin dalam masalah.
"Noona, sayang, maaf, aku tidak bermaksud membuatmu sedih"
"Aku bukan sayangmu!"
"Baiklah, noona, maaf ya, aku benar-benar tidak bermaksud berkata seperti itu"
"Terserah" Joohyun mendahuluinya.
"Bagaimana kalau kita makan ice cream"
"Baiklah kalau kau memaksa" es krim saja cepat, pikir Jin.Mereka selesai dengan belanjaan itu lalu masuk ke salah satu toko bingsoo. Tapi saat mengantri di counter untuk memesan.
"Oh, jadi ini yang membuatmu tidak pulang" itu Taehyung yang ternyata ada di sana untuk bertemu Jennie.
Jennie sendiri baru datang dan mereka jadi berempat di depan counter.
"Sayang, apa yang kau lakukan dengan MANTAN ISTRIMU?" itu Jennie menggandeng Tae Hyung dengan manja.
"BAJINGAN" Jin akhirnya memukul dengan kuat wajah Taehyung.
Dan akhirnya mereka berbaku hantam di sana. Sampai Joohyun berteriak.
"BERHENTI" Joohyun menangis.
Sontak karena mendengar noona nya menangis, Jin menghentikan pukulannya.
"Maaf noona"
"Aku mau pulang""Oh, jadi kau sudah tinggal bersama dengannya, apa sudah berhubungan juga?"
"PLAK" kali ini Joohyun menamparnya.
"Kau boleh berpaling dariku, tapi tidak boleh merendahkanku, ini kejadian kedua yang kau lakukan padaku, padahal aku sudah menjelaskannya padamu"
"Bagaimana bisa kau memintaku untuk percaya kebalikkannya, di saat aku melihat kebenarannya"
"Untuk terakhir kalinya, aku mengucapkan terima kasih padamu sudah pernah menjadi pasanganku, mungkin itu salahku sehingga kau berpaling"
"Aku tidak"
"Dan aku juga melihatnya dengan mata kepala ku sendiri bukan? Bertanggung jawablah Taehyung, anak itu butuh ayahnya, nikahi Jennie, dan ceraikan aku, itu permohonan terakhirku sebagai istrimu""KAU BODOH NOONA, KAU JUGA HAMIL" itu Jin dengan kebodohannya.
"Oh, kau hamil Joo? Anak dia? Selamat kalau begitu"
"BERENGSEK" saat Jin akan melayangkan tinjunya lagi, Joohyun menghalau."Aku mau pulang, kau mengerti aku kan?" akhirnya Jin menemani Joohyunnya melangkah keluar dari tempat bingsoo itu, tapi dia terlalu gemas dengan Taehyung, dan kembali ke sana membisikkan sesuatu.
"Kau tahu, aku menyesal mengetahui Joohyun harus hamil oleh bajingan sepertimu, aku akan lebih senang kalau memang anak yang dikandungannya adalah anakku, tapi aku berjanji akan mengurus anakmu seperti anakku sendiri, karena aku mencintai Joohyun, dari pertama kali aku melihatnya, dia saja yang bodoh harus terikat padamu. Jadi cepat ceraikan dia, dan akan aku tunjukkan padamu, anakmu memanggil dirimu paman, bukan ayah" bisik Jin panjang lalu kembali pada Joohyun, meninggalkan Taehyung yang mematung di sana.
"Joohyun, hamil anakku?"
.
Minggu, 26 Januari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Hubb [Completed]
FanfictionHari itu adalah masa orientasi untuk anak-anak yang masuk sekolah menengah pertama di Yong San Internasional School Seoul, karena sekolah ini memiliki jenjang pendidikan sekolah menengah pertama dan juga sekolah menengah atas, jadilah masa orientasi...