Pagi-pagi sekali Taehyung sudah kembali ada di Daegu, sesuai dengan janjinya pada Joohyun. Tapi pagi itu pemandangan luar biasa menyambutnya.
"Joo?" saat Taehyung akan masuk ke rumah itu Joohyun sudah siap, rapih, bahkan bersama kopernya.
"Sayang, kau mau kemana?" iya tentu saja Taehyung panik.
"Tae, aku sudah mencoba untuk bersabar, tapi aku tidak tahu kenapa mendengar ucapanmu itu selalu membuatku sakit, di sini Tae" Joohyun menunjuk letak jantungnya.
"Joo, kita bicarakan baik-baik okay?" Taehyung hendak menahan koper itu tapi Joohyun malah menangkup wajah lelakinya.Dengan gerakan cepat, Joohyun mengecup bibir pria itu lalu menunjukkan wajahnya dengan senyum walau berlinang air mata.
"Saranghae" kata Joohyun sebelum pergi.
"Joo, aku tidak ingin seperti ini, tolong jangan tinggalkan aku"
"Seberapapun perbuatanmu menyakitiku, aku baru sadar bahwa aku akan tetap mencintaimu, bukankah lebih baik tinggal terpisah agar aku menutup mata atas perilakumu?"
"Tinggal lah di apartemen kemarin, aku tidak akan menggaggumu sampai waktu yang kau tentukan, ini permohonanku sebagai suamimu" Joohyun hanya memejamkan matanya singkat lalu keluar dari rumah itu, tentu saja dengan komando Sekretaris Jung mengawal istri presdirnya itu.Iya, Taehyung kacau, ia tidak berpikir jernih, ia membuang semua barang percah belah di dalam kamarnya ke lantai, membuat penampilan kamar itu jauh dari kata layak. Sampai sepucuk kertas putih itu mengalihkan pandangannya.
'Teruntuk suami tampanku Kim Taehyung.
Iya, ini aku, Joohyun mu, istrimu, calon ibu dari anakmu, yang menelan mentah-mentah kebohongan darimu :")
Aku tahu bahwa itu Jennie, bukan begitu Tae?
Kau tahu, aku melihat semuanya tanpa kau tahu, surat itu, foto itu, DNA itu.
Aku juga melihat betapa sumringahnya kau saat mengetahui calon buah hati kalian adalah anak laki-laki, sesuai dengan keinginanmu saat kita menontom Naeun dan Gunhoo.
Maaf, anakku perempuan, kalau kau tidak mengharapkannya aku bisa menjaganya sendiri.
Taehyung, sekali lagi maafkan aku karena aku tidak pernah mengatakan hal itu padamu, ku pikir tanpa harus aku menyebut kata itu, perlahan kau akan tahu dengan semua sikapku padamu.
Aku benci kau, cara kau membohongiku, cara kau menyakitiku, tapi bisa kau beri tahu bagaimana caranya aku berhenti mencintaimu?Dengan bodohnya selalu tetap mencintaimu, Joohyun.'
Tanpa sadar Taehyung menangis lagi melihat sepucuk surat tulisan tangan istrinya tercinta, tidak, ia sudah sangat menyakiti istrinya itu, istri yang ia sayang, separuh jiwanya.
"Joo harus dengan apa aku membalasmu? Bisa dengan memberikan hidupku padamu? Apa bisa?"
Tapi di tengah penderitaan itu, terbesit satu hal kejanggalan yang ia alami. Tak butuh waktu lama, ia kembali menelpon Nam Joon.
"Joon"
"Wae?"
"Bisa selidiki Dokter Jeon? Dokter kandungan di Seoul International Hospital?"
"Ada apa lagi?"
"Buat dia bertemu denganku" telepon itu Taehyung putuskan sepihak, iya, walau Dokter Jeon sudah memiliki nomor ponselnya tapi Taehyung sudah tidak bisa menunggu lagi.Ah iya, Taehyung juga segera menelepon Jin mantan tetangga nya itu.
"Jin?"
"Kim Taehyung?"
"Joohyun akan tiba beberapa jam lagi di apartemennya, bisa bantu aku untuk memperhatikan dia?"
"Kau membuat ulah?" Tanya Seokjin.
"Tolong jangan biarkan ia menangis lagi" jawab Taehyung lemah.
"Ingat perjanjian kita tetap perjanjian yang berlaku, jika kau tidak bisa mengurus noona dengan baik, maka aku akan mengambil dirinya darimu, camkan!".
Minggu, 16 Februari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Hubb [Completed]
FanfictionHari itu adalah masa orientasi untuk anak-anak yang masuk sekolah menengah pertama di Yong San Internasional School Seoul, karena sekolah ini memiliki jenjang pendidikan sekolah menengah pertama dan juga sekolah menengah atas, jadilah masa orientasi...