Tiga

52.6K 3.8K 68
                                    

"Elle!!" Pekik Sita. Gadis itu melihat Elle sedang mengangkat papan bertuliskan namanya. Sita berlari sambil menghampiri Elle sambil menyeret koper biru mudanya.

"Gue kangen banget sama lo El. Kenapa lo gak nyusulin gue sama Laras sih?" Ucap Sita merajuk. "Lo udah mulai lupa sama gue ya?"

"Gue sebenarnya mau nyusul kalian, tapi ya gimana lagi. Waktunya gak ada." Elle mengisyaratkan pada salah satu bodyguard Ayahnya untuk membawa koper milik Sita. "Mumpung sekarang lo ada di sini, lo mau kemana aja?"

"Gue mau ke rumah lo dulu aja El. Gue mau cerita sesuatu sama lo."

Elle merangkul pundak Sita. Mereka berjalan beriringan, kedua gadis itu banyak menarik perhatian karena paras keduanya yang terbilang sangat cantik. Sita tertawa karena Elle membisikkan sesuatu yang membuatnya menjadi lebih baik, walau hatinya merasakan sebaliknya.

Saat perjalanan ke rumah Elle. Elle tidak membiarkan Sita untuk melamun, ia terus berbicara pada Sita. Elle tahu, Sita sedang terpukul. Laras juga sudah mewanti-wanti dirinya agar tidak membahas Rian di depan Sita, dan Elle langsung paham permasalahan Sita dan Rian. Ternyata Rian mengulangi kesalahannya lagi.

Elle mempersilahkan Sita masuk ke dalam rumah besar milik Ayahnya. Sita tersenyum, ia sangat bersyukur karena Tuhan sudah menghadirkan orang-orang yang menyayanginya. Sehingga dirinya bisa melupakan Rian sejenak.

"El, lo nanti tidur sekamar sama gue ya?"

"Tumben banget. Bisanya juga lo tidur sendirian. Gue gak mau."

"Cuma beberapa hari El. Mau ya El?"

"Becanda kali Ta. Iya, hari ini lo tidur di kamar gue aja."

Sita terkekeh pelan lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. "Gue beliin ini buat lo. Makanan kesukaan lo." Sita mengeluarkan kotak merah dan meletakkannya di atas meja. "Bakpia...,"

"Aaaa... Ta, makasih banget. Tau aja lo gue lagi kepengen banget bakpia."

"Sama-sama. Gue lapar El, masak yuk?"

"Mau masak apa?"

"Ca tauge, sambal jeruk, cumi sama udang goreng tepung, gimana?"

"Gue cek di kulkas dulu ya Ta, bahannya masih ada atau gak."

Sita mengangguk, mengangkat satu kakinya di sofa dan kaki lainnya tetap pada posisi semula. Menunggu Elle memeriksa bahan yang mereka butuhkan untuk memasak. 

"Semua bahannya ada Ta!" Teriak Elle dari arah dapur. Sita bangkit dari sofa, ia menghampiri Elle di dapur. Dilihatnya Elle sudah mempersiapkan ikan yang akan mereka goreng dan sayuran yang akan mereka masak.

Sita menggunakan apron yang tergantung di sebelah kulkas. Sita membagi tugasnya dengan Elle, ia akan memasak ca tauge dan cumi goreng. Sedangkan Elle memasak sisanya.

"El?"

"Ya Ta?"

"Ini porsinya gak kebanyakan ya?"

Elle melihat makanan di depannya. Porsinya memang lumayan banyak, ia sengaja mengambil porsi banyak karena menurut pengalaman pribadinya, orang yang sakit hati akan banyak makan.

"Enggak Ta. Soalnya nanti buat Papah juga. Lo gak keberatan kan kalau kita masakin Papah sekalian?"

"Kalau gue keberatan berarti gue gak tau diri. Tapi El, ini porsi biasa buat enam orang."

"Tenang, Papah kalau makan kayak kuli."

Sita terkekeh. "Anjir lo!" Ucapnya sambil memukul lengan Elle. "Lo mending bikin sambalnya dulu deh El, gue yang tepungin."

Sweet Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang