Empat Puluh Enam

26.9K 2K 58
                                    

Sedih votenya turun :(

*****

"Mas aku mau ngadain acara barbeque-an dong. Bareng Mas Hardi, Laras, Ayah Aland. Jangan lupa Elle juga diajak." Sita ingin beranjak dari tempatnya, namun Adrian menghalangi. Sudah seminggu ia terus berbaring di kamar setelah pulang dari rumah sakit.

"Sayang. Kamu masih harus istirahat." Adrian membenarkan tata letak selimut dan mengambil kembali mangkuk berisi sop buah yang sempat dibeli Adrian. Menyuapkan sop itu pada Sita. "Jangan terlalu banyak gerak. Kandungan kamu Ta."

"Kata dokter aku udah baik-baik aja Mas. Gak apa-apa kalau mau aktivitas lagi, asalkan jangan capek-capek."

"Mas tetap gak izinkan."

"Masss...," bujuk Sita merengek.

"Gak boleh."

"Gak asik." balas Sita murung. "Aku ini kayak simulasi lumpuh tau gak. Dikamar terus, gak boleh kemana-mana."

"Ini demi kebaikan kamu."

"Tapi aku mau barbeque-an." mata Sita berkaca-kaca. Efek hormon.

"Nanti ya. Kalau keadaan kamu udah baikan."

Sita berdecak kesal. "Aku udah baikan Mas. Ngeyel banget sih." ucapnya sambil menangis.

Adrian meletakkan mangkuk sop di atas meja ia duduk samping Sita lalu memeluk tubuh Sita yang semakin keras menangis. "Mau barbeque-an." ucap Sita mengulang kalimatnya.

Adrian mengelus kepala Sita di dadanya. "Ssstttt. Jangan nangis Ta. Malu nanti sama dedeknya."

"Mas jahat."

"Loh. Kok Mas jahat?" Adrian tersenyum geli. Membiarkan Sita memukul dadanya.

"Kalau Mas gak mau. Biar aku sama Ayah aja. Gak usah ajak Mas."

"Jangan dong Ta."

"Makanya permintaanku dikabulin Masss...,"

Adrian menghembuskan napas panjang. "Oke, Mas kasih kamu izin." ucapnya pasrah. Sita berteriak kegirangan. "Asal jangan terlalu lelah. Kamu cukup duduk dan Mas aja yang bakar-bakar makanan yang kamu pengen. Deal?"

Sita mengambil tangan Adrian untuk dijabat. "Deal." balasnya. Sita memeluk tubuh Adrian. Laki-laki itu balas memeluk Sita erat. "Itu namanya baru Suami yang baik."

"Gini aja dibilang baik."

*****

Sita memeluk tubuh Adrian. Di depan orang yang hadir di halaman rumahnya. Hardi bersama dengan Nadira dan Laras bersama Lintang. Elle merengut masam melihat semua pasangan di sana.

"Makanya El. Lo terima cintanya Derren. Cogan kok cuma jadi pajangan." sindir Laras.

Laras bersandar pada dada Lintang. Nadira yang melihat keromantisan kedua pasangan di depan dan sampingnya, menoleh pada Hardi yang sibuk dengan laptopnya.

Nadira menyandarkan kepalanya ke bahu Hardi, namun pria itu malah menghindarinya. "Aku lagi kerja Nad, tolong jangan diganggu."

Wanita itu tersenyum kecut. Duduk pada posisi semula.

Laras mengambil ponsel Lintang. Memainkan ponsel kekasihnya. Lintang membiarkannya, ia mengelus kepala Laras agar gadis itu lebih nyaman.

"Lo lagi koas sekarang Tang?" tanya Sita.

"Iya."

"Kalau udah jadi dokter umum. Cepet-cepet nikahin Laras, kasihan dia iri sama gue."

"Mana ada!" elak Laras.

Sweet Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang