Ed Sheeran-Perfect
*****
"Kita mau kemana Mas?" tanya Sita yang tak digubris oleh Adrian.
Setelah keluar dari bandara, Adrian langsung menarik Sita masuk ke dalam mobil. Elle dan Laras sampai melongo melihat kepergiannya. Adrian tak merespons pertanyaan yang keluar dari mulut Sita. Jika tak salah menghitung, mungkin ini pertanyaan yang ke sepuluh.
"Mas!"
"Apa?"
"Aku tanya mbok ya dijawab! Dikacangin mulu."
"Sebentar lagi kamu tau."
Sita mengerang kesal, jawaban yang di lontarkan sedari tadi hanya itu-itu saja. Sita membuang muka ke jendela, memandang padatnya jalanan yang ia lewati bersama Adrian. Ia tidak tahu Adrian ingin membawanya kemana, ia hanya pasrah Adrian ingin membawanya kemana. Sita sudah sepenuhnya percaya pada Adrian, entah perasaan apa yang di rasakan Sita saat ini. Tapi ia senang berada dekat dengan Adrian, apalagi tangannya yang selalu di genggam oleh laki-laki di sampingnya ini. Perasaan ini tidak pernah Sita rasakan pada siapapun, termasuk Rian. Mantan yang hampir menjadi suaminya.
Sedikit berbagi cerita tentang Rian. Sebenarnya perselingkuhan ini bukan perbuatan yang dilakukan Rian untuk pertama kalinya. Sita tersenyum miris, kisah cinta dan kehidupan keluarganya tidak ada yang berjalan mulus. Perselingkuhan pertama Rian dilakukan dengan teman kuliah laki-laki itu, Sita memergoki Rian lagi-lagi sedang making out dengan perempuan berambut panjang seperti Mbak Kunti di apartemen mantan laknatnya itu. Namun bodohnya Sita, ia mau memaafkan Rian begitu saja saat Rian memohon padanya. Menjadi orang yang tidak tegaan terhadap seseorang itu sulit, diri sendiri yang menjadi korban. Rian melamarnya dua bulan setelah insiden tersebut terjadi dan Sita baru menjawabnya dua minggu kemudian. Sita menjadikan jawabannya sebagai hadiah anniversary hubungan mereka yang ke satu tahun. Naas, hubungan mereka harus berakhir di hari itu juga karena--yah, kalian tahu sendiri.
Saking asiknya melamun, Sita tidak sadar kalau mobil Adrian sudah memasuki area parkir sebuah restoran bintang lima yang Sita duga milik Adrian. Tangan besar Adrian menggerakkan tangannya.
"Kamu mikirin apa?"
"Mikirin Mas."
"Hah?"
"Enggak. Kita ngapain ke sini?"
"Makan. Emang ngapain lagi?"
"Kirain."
Adrian mengajak Sita masuk ke dalam restoran yang bertuliskan Adriano's Restaurant di depan. Keadaan di dalam restoran Adrian sangat ramai, beberapa pengunjung pria di sana menoleh ke arah Sita dan melempar senyum menggoda--sampai Sita ingin muntah dibuatnya. Adrian mengubah pegangannya yang tadinya berada di tangan berpindah menjadi di pinggang Sita.
"Datang juga Bos. Meja udah disiapkan di dalam." ucap salah satu pelayan laki-laki di Adriano's Restaurant, pemuda itu melemparkan senyumnya pada Sita. "Ini siapa Bos? Cakep amat."
"Calon istri saya. Jangan macam-macam kamu Rio!" ancam Adrian, ia menatap Rio garang. Rio gelagapan, ia segera menyingkir dari hadapan Adrian.
"Mas jangan galak-galak, nanti pada takut loh."
"Gak apa-apa."
Sita masuk ke dalam ruangan khusus yang disiapkan oleh Adrian. Sita tercengang saat dirinya sudah sepenuhnya masuk ke dalam ruangan khusus tersebut. Cahaya tak terlalu terang, lampu berbentuk lilin mengelilingi satu-satunya meja yang terdapat di sana. Kelopak mawar bertebaran sepanjang jalan Sita menuju meja. Jangan lupakan ada gitar di pojok ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Husband [END]
Romance[Sebelum membaca follow akun ini dulu] Sita rasa hidupnya sudah cukup bahagia karena di hidupnya sudah ada kedua sahabatnya dan Rian, pria yang sangat mencintainya dan dicintainya. Tidak mudah mendapatkan kepercayaan Sita, gadis itu dikenal sangat...